Jubir Covid-19: Lonjakan Tinggi Kasus Positif Diprediksi Terjadi 2 Minggu Lagi
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Kesehatan RI melalui juru bicara Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, memperingatkan akan ada lonjakan kasus positif Covid-19 dalam waktu dekat.
“Ada kemungkinan kita akan menghadapi kenaikan kasus yang tinggi dalam 2 hingga 3 minggu ke depan,” ujar dr. Siti Nadia, dikutip dari siaran pers resmi Kemenkes RI, Senin (7/2/2022).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Ditjen P2P tersebut juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, sebab varian Omicron menyebar dari satu orang ke orang lainnya dalam waktu singkat. Walaupun kasus kasus kesakitan atau kematian akibat varian Omicron terbilang masih relatif rendah.
“Kami berharap masyarakat dapat benar-benar waspada dan mengetahui kondisi ini dengan baik, bahwa penularan dari varian Omicron ini lebih cepat daripada varian of concern Covid-19 yang lain,” kata dr. Siti Nadia.
Sejauh ini data yang dipunya Kementerian Kesehatan menunjukkan, meski angka kasus konfirmasi harian terus meningkat tajam. Tapi kabar baiknya, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit relatif lebih sedikit. Pasien yang masuk ke rumah sakit juga cenderung menunjukan gejala ringan, atau tanpa gejala sama sekali.
Dari catatan data Kemenkes, per Minggu 6 Februari 2022 pukul 13:00 WIB, secara nasional jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berjumlah 18.966 orang, artinya tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) nasional saat ini masih 23,35 persen dari 81.235 kapasitas tempat tidur yang disediakan pemerintah.
Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit masih rendah ini dibenarkan oleh dr. Siti Nadia.
“Penambahan angka konfirmasi harian memang cenderung tinggi. Namun masyarakat tidak perlu terpaku pada jumlah tersebut dan jangan panik karena sebagian besar gejala yang ditunjukkan oleh pasien adalah gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali dan lama masa perawatan juga lebih sebentar jika dibandingkan dengan kasus varian lainnya,” ujar dr. Nadia.
Bagi masyarakat yang positif terinfeksi Covid-19 tapi tidak merasakan gejala atau hanya mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek, atau demam dan saturasi oksigen masih di atas 95 persen. Pemerintah mengimbau masyarakat cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpadu, melapor ke Puskesmas terdekat atau memanfaatkan layanan telemedicine saja.
Hal tersebut ditujukan supaya rumah sakit bisa lebih fokus menangani pasien Covid-19 yang lebih parah dan membutuhkan perawatan intensif. Bila pasien positif tak bergejala atau gejala ringan tak dirawat di rumah sakit, merujuk pada perhitungan Kemenkes, maka angka keterisian rumah sakit dapat berkurang hingga 60-70 persen.
“Bagi masyarakat yang terpapar namun gejalanya ringan, sebaiknya isoman di rumah atau isoter saja. Apalagi jika tidak ada komorbid berat atau bukan lansia,” kata dr. Nadia.
Editor: Dyah Ayu Pamela