Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Megawati Minta Relawan Kesehatan PDIP Tak Pilih-Pilih saat Menolong Orang
Advertisement . Scroll to see content

Kasus Diabetes Tinggi, Peneliti: Terapi Insulin Dialihkan ke Faskes Pertama Bisa Hemat Biaya JKN

Selasa, 26 Desember 2023 - 02:05:00 WIB
Kasus Diabetes Tinggi, Peneliti: Terapi Insulin Dialihkan ke Faskes Pertama Bisa Hemat Biaya JKN
Kasus Diabetes di Indonesia tinggi (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Diabetes merupakan salah satu penyakit katastropik yang terbilang tinggi di Indonesia. Penyakit ini komplikasinya dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, gagal ginjal yang berkontribusi tinggi terhadap klaim biaya kesehatan.

Perlu diketahui, Diabetes adalah kondisi medis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh. Ada dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan 2. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak bisa memproduksi insulin yang cukup, sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efektif.

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan digunakan tubuh untuk mengatur kadar gula darah. Terapi insulin adalah pengobatan yang sering digunakan untuk mengelola diabetes tipe 1. Dalam terapi ini, pasien diberikan suntikan insulin untuk membantu mengontrol kadar gula darah mereka. Namun, ada juga beberapa jenis obat lain yang dapat digunakan untuk mengelola diabetes tipe 2, seperti metformin dan sulfonilurea.

Selain itu, menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat juga sangat penting dalam mengelola diabetes. Untuk itu, penderita diabetes perlu melakukan terapi insulin. Sayangnya, kebanyakan terapi insulin hanya ada di rumah sakit besar.

Pusat kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia (CHEPS UI) mengatakan, perlu ada pengalihan terapi insulin dari fasilitas layanan kesehatan rumah sakit ke puskesmas. Sebab, hal ini dapat menghemat biaya penanganan diabetes Rp1,7 triliun per tahun.

"Jika terapi insulin dialihkan dari Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL) ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), maka beban penanganan diabetes pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat dihemat hingga 14 persen atau setara Rp1,7 triliun per tahun," ujar Lead Researcher Center for Health Economics and Policy Studies (CHEPS) UI Prof Budi Hidayat, belum lama ini.

Prof Budi menambahkan temuan studi ini mendukung pengalihan pengobatan insulin ke FKTP, sejalan dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh asosiasi PERKENI. "Hasil studi menekankan pentingnya merealisasikan hasil temuan ke dalam langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti, termasuk perubahan kebijakan seperti menyelaraskan Formularium Nasional dengan PNPK, memastikan kompetensi dan kemampuan fasilitas layanan kesehatan primer, dan memulai reformasi remunerasi di layanan kesehatan primer,” kata dia. 

Lebih lanjut Prof Budi mengatakan pemberian insulin bisa memperkuat fasilitas kesehatan tingkat pertama, tidak hanya berdampak pada biaya saja tapi ke hal lainnya. "Karena insulin hanya ada pada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Padahal pemberian insulin lebih bagus dan efisiensi dana pada JKN apabila dilakukan pada tingkat pertama," kata dia.

Ketika pasien diabetes mendapat insulin dari fasilitas kesehatan tingkat pertama, tentu biayanya akan lebih murah dibanding ke rumah sakit rujukan. 

"Belum lagi kalau berbicara akses, di mana fasilitas kesehatan pertama pasti kan dekat dengan tempat tinggal mereka. Jadi, mereka tidak perlu bolak-balik pergi yang jauh ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk mendapatkan insulin," ujarnya.

Menurut Prof Budi, dengan adanya akses pemberian insulin dari fasilitas kesehatan tingkat pertama memberikan dampak positif pada pasien diabetes. "Mereka akan lebih disiplin dalam melakukan pengobatan. Jadi, diabetes yang mereka derita dapat lebih mudah terkontrol dan bisa mencegah terjadinya komplikasi, seperti penyakit jantung, ginjal kronik, hipertensi, stroke,” tutur Prof Budi.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut