Kenali Penyebab Bayi Muntah ASI, Bisa Jadi Ada Masalah di Lambung

JAKARTA, iNews.id - Bagi new mom, menyusui merupakan salah satu momen yang penuh perjuangan. Meskipun menjadi momen berharga, para ibu pun mengalami berbagai kendala saat menyusui salah satunya muntah. Lantas apakah penyebab bayi muntah ASI?

Saat melihat bayi muntah ASI (air susu Ibu), biasanya akan menimbulkan kepanikan di tengah orang tua. Mengingat ASI adalah makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi. Meski bayi muntah ASI adalah normal, para ibu perlu mewaspadai jika frekuensinya cukup sering. Bisa saja kondisi ini disebabkan oleh gangguan yang mungkin berbahaya bagi kesehatan bayi.

Gaya Aura Kasih Liburan Akhir Tahun di Jepang

Lantas, apa sebenarnya penyebab bayi muntah ASI? Berikut ulasannya, dikutip dari beberapa sumber, Senin, (14/11/2022):

Penyebab bayi muntah ASI:

Dalam dunia medis, penyebab bayi muntah ASI atau gomuh dikenal dengan istilah regurgitasi. Hal ini adalah kondisi di mana keluarnya sebagian susu yang telah ditelan kembali melalui kerongkongan beberapa saat setelah bayi minum susu. Regurgitasi biasanya dapat dijumpai pada bayi usia di bawah enam bulan. Kondisi ini normal terjadi jika bayi tidak mengalami sesak napas dan rewel.

Gumoh pun terjadi disebabkan karena adanya refluks, yaitu kembalinya air susu yang diminum bayi karena otot pada bagian kerongkongan dan lambung bayi masih lemah. Seperti kita ketahui, ukuran lambung bayi sangat kecil dan akan cepat terisi penuh, sehingga dapat menyebabkan refluks. Begitu juga pada kerongkongan bayi yang katupnya belum sempurna, sehingga belum bisa menahan isi lambung secara optimal. Namun seiring dengan perkembangan, regurgitasi dapat hilang.

5 Rekomendasi Hadiah untuk Bayi Baru Lahir, Bermanfaat dan Dibutuhkan!

Penyebab bayi muntah ASI lainnya adalah gastroenteritis. Hanya saja, infeksi pada saluran cerna bayi ini biasanya disertai dengan diare. Selain gastroenteritis, ada berbagai penyebab lain bayi muntah setelah minum ASI, mulai dari alergi, pilek, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, hingga penyempitan lambung (stenosis pilorus).