Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Merawat Organ Intim Juga Bentuk Self Love, Begini Kata Dokter
Advertisement . Scroll to see content

Kesehatan Reproduksi Jangan Dianggap Tabu, Ini Trik Tepat Mengedukasi Anak

Sabtu, 29 Mei 2021 - 10:09:00 WIB
Kesehatan Reproduksi Jangan Dianggap Tabu, Ini Trik Tepat Mengedukasi Anak
Pentingnya edukasi kesehatan reproduksi (Foto: Hindustan Times)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Edukasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak perempuan hingga saat ini masih dianggap tabu. Padahal edukasi ini sangat dibutuhkan dan penting untuk masa depan anak.

Salah satu pembicaraan sederhana yang masih dianggap tabu adalah seputar menstruasi. Terkadang, anak masih malu untuk melakukan pembicaraan dengan orang tua.

Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Jakarta, Anna Surti Ariani memaparkan, anak perempuan yang tak pernah melakukan pembicaraan tentang menstruasi cenderung merasa takut, malu dan bingung saat menarke (menstruasi untuk pertama kalinya).

"Padahal jika ibu meluangkan waktu untuk membicarakan hal ini dengan putrinya, banyak manfaat yang didapat, antara lain kesehatan reproduksi yang lebih baik serta kedekatan ibu dan anak," kata Anna Surti melalui keterangan virtualnya belum lama ini.

Anna Surti menambahkan, tidak sedikit anak perempuan yang mencari informasi sendiri dari teman atau internet, dan mendapatkan info yang tidak tepat, padahal berharap bisa membicarakan hal ini dengan ibunya.

Maka itu, lanjut Anna Surti, para orangtua terutama ibu perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang cara membicarakan menstruasi.

Adapun tips untuk mendiskusikan menstruasi dengan anak, yaitu pertama, ingat, ibu adalah sosok yang diharapkan membicarakan menstruasi, jadi bekali diri dengan informasi yang benar.

Kedua, buang pemikiran bicara menstruasi itu tabu, sebaliknya justru penting melakukannya, ketiga, jangan berpikir topik menstruasi bisa dibicarakan dalam satu kali pertemuan, lakukan berulang kali secara bertahap.

Keempat, bersikap positif karena isu menstruasi bisa sensitif buat anak perempuan. Kelima, lebih baik banyak bertanya dan mendengarkan, daripada langsung menceramahi. 

Keenam, jelaskan secara kongkrit dengan gambar dan benda yang digunakan, ketujuh, jelaskan pula kepada anak laki-laki, supaya mereka dapat menghormati perempuan yang sedang menstruasi.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia Handayani, M. Epid mengatakan, menstruasi merupakan proses biologis yang normal dialami setiap perempuan. Setiap anak perempuan idealnya mendapat pengetahuan mengenai menstruasi sebelum mengalami menarke.

Menurutnya, pengetahuan ini sangat penting agar anak perempuan dapat menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim kewanitaan selama masa menstruasi, serta tetap bisa beraktivitas dengan nyaman. Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus melakukan edukasi mengenai MKM, salah satunya melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang menyasar anak usia sekolah dan remaja. 

"Kami juga mendorong masyarakat luas untuk aktif mencari informasi kesehatan yang benar termasuk mengenai MKM kepada tenaga kesehatan terdekat," kata Dwi Oktavia Handayani.

Meski pengetahuan mengenai MKM sangat penting bagi perempuan, data menunjukkan, hanya 5 dari 10 anak perempuan yang tahu apa yang harus dilakukan pada saat menarke; hanya 6 dari 10 anak yang bertanya mengenai menstruasi ke ibunya. 

Ironisnya ibu justru menjadi sumber stigma, mitos, kepercayaan dan miskonsepsi yang merugikan kesehatan perempuan; hanya 5 dari 10 anak perempuan yang mengganti pembalut setiap 4-8 jam, sisanya mengganti pembalut 2 kali sehari; dan hanya 5 dari 10 anak perempuan yang mencuci tangannya sebelum dan sesudah mengganti pembalut.

Anggota Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dwiana Ocviyanti menjelaskan, pada saat menstruasi, risiko infeksi meningkat karena bertambahnya jumlah bakteri buruk di vagina, akibat turunnya tingkat keasaman vagina karena keberadaan darah haid. 

Oleh karena itu, menurut Dwiana, penting untuk menerapkan MKM di antaranya membersihkan vagina secara benar, teliti dan berkala; menggunakan air bersih mengalir dengan cairan pembersih antiseptik kewanitaan yang sesuai dengan pH vagina dan dapat digunakan saat menstruasi; menggunakan pembalut bersih dan dapat menyerap darah dengan baik; serta mengganti pembalut secara teratur minimal setiap 4 jam sekali. 

"Apabila merasakan gejala yang tidak normal saat menstruasi, maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter," katanya.

Country Manager Mundipharma Indonesia, Mada Shinta Dewi mengatakan, sejak 2017 Mundipharma Indonesia telah berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan POGI dalam menyelenggarakan program edukasi mengenai kebersihan menstruasi, serta membagikan Buku Saku ‘Sehat dan Bersih Saat Menstruasi’ kepada lebih dari 1 juta perempuan Indonesia. 

"Melalui kegiatan edukasi ini, diharapkan perempuan Indonesia semakin mengerti cara menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaannya sedini mungkin, serta dapat terus beraktivitas dengan nyaman tanpa terhalang menstruasi," kata Mada Shinta Dewi.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut