Mampukah Vaksin Sinovac dan AstraZeneca Melawan Varian Virus Baru? Ini Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 terus menghantui dunia, terlebih dengan adanya serangan strain atau varian virus baru. Demi melawan virus, Indonesia sudah memberikan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Mampukah Sinovac dan AstraZeneca melawan varian virus baru?
Diketahui, saat ini di Indonesia sudah masuk tiga mutasi virus seperti strain dari Inggris (B117), Afrika Selatan (B1351), Brasil (P1) dan strain dari India (B.1.617).
Pemerintah dengan berbagai upaya melawan varian virus lewat program vaksinasi nasional. Untuk penggunaan vaksin di Indonesia, vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac dan AstraZeneca. Lalu apakah dua jenis vaksin tersebut ampuh untuk melawan varian virus corona yang baru? Merangkum berbagai sumber, Minggu (9/5/2021) berikut ulasannya:
Vaksin Sinovac
Dimas Covas, kepala pusat biomedis Butantan, Brasil pada Februari lalu memimpin uji coba vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech asal Cina ini. Vaksin Sinovac diketahui efektif dalam melawan strain virus baru asal Inggris (B117) dan varian virus Afrika Selatan (B1351).
“Kami telah menguji vaksin ini terhadap varian virus Inggris dan Afrika Selatan di Cina, menunjukkan hasil yang baik,” kata Dimas Covas.
Dia menambahkan, dirinya sendiri berekspektasi vaksin CoronaVac hadir lebih unggul dibandingkan vaksin Covid-19 lainnya, mengingat teknologi pembuatan yang dimiliki vaksin tersebut, yakni inactivated adalah memasukkan virus corona yang dimatikan (tidak aktif).
AstraZeneca
Sama halnya dengan vaksin buatan Sinovac, vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca-Oxford juga dikatakan efektif dalam melawan virus varian Inggris (B117). Dari data uji klinis fase 2/3 yang dipublikasikan di The Lancet menunjukkan vaksin AstraZeneca punya efikasi hingga 70,4 persen dalam melawan gejala Covid-19 yang disebabkan oleh varian B117.
Menurut penelitian tersebut, secara umum vaksin ini punya kemanjuran keseluruhan mencapai 61,7 persen terhadap varian B117 dan 77,3 persen terhadap varian lain. Sementara untuk gejala infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh strain non-B117, vaksin AstraZeneca punya kemanjuran hingga 81,5 persen.
Namun sayangnya, dari data fase Ib/II vaksin yang dibuat dengan metode viral vector (virus termodifikasi secara genetik) ini diketahui kurang efektif untuk melawan infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh strain virus Afrika Selatan (B.1.351).
Efikasi vaksin AstraZeneca secara keseluruhan terhadap infeksi Covid-19 skala ringan hingga sedang di Afrika Selatan adalah 21,9 persen dan efektivitas terhadap strain virus B.1.351 hanya 10,4 persen.
Editor: Elvira Anna