Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kimberly Ryder Ungkap Edward Akbar Pernah Tumpahkan Kopi Panas ke Kaki Anak, Ini Faktanya!
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Gentle Parenting, Pola Asuh Paling Cocok untuk Gen Z

Jumat, 29 September 2023 - 09:04:00 WIB
Mengenal Gentle Parenting, Pola Asuh Paling Cocok untuk Gen Z
Psikolog Irma Gustiana berbagi tips mengasuh Gen Z. (Foto: Devi Ari)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pola asuh yang tepat untuk anak sangatlah penting. Sebab, pola asuh berdampak pada tumbuh kembang sikap anak pada lingkungannya.

Orangtua harus paham kalau pola asuh yang tidak tepat, seperti sering membentak dan melakukan kekerasan bisa jadi penyebab anak memiliki tingkah laku kriminal di masa depan. Untuk itu, penting sekali memilih pola asuh yang tepat.

Lalu, manakah pola asuh yang tepat untuk anak?

Menurut Irma Gustiana Andriani selaku psikolog anak, pola asuh yang tepat untuk anak-anak masa kini atau Gen Z yakni gentle parenting. Di sini oangtua mengasuh dengan cara membagikan kelembutan, kebijakan. Irma menegaskan dalam gentle parenting para orangtua pun masih boleh mendisiplinkan anak, tetapi dengan cara yang positif. 

"Disiplin positif artinya kita melakukan pendekatan kepada anak supaya mereka lebih tahu mana yang boleh dan mana yang tidak. Tapi dengan cara yang lebih positif. Dalam hal ini memberi konsekuensi (pada anak yang bersalah atau melanggar) boleh, namun tidak dengan hukuman," kata Irma saat ditemui di iNews Towe, Selasa (26/9/2023). 

Irma menjelaskan, hukuman dengan konsekuensi sangat jauh berbeda. Sebab hukuman kerap kali diberikan oleh orangtua dan menyisakan trauma pada anak. Apalagi jika hukuman yang diberikan tidak sesuai dengan kesalahan yang dilakukan anak. Sementara konsekuensi, biasanya ada perbincangan antara orangtua dengan anak. 

Misalnya, di rumah terdapat peraturan shalat berjamaah di waktu maghrib. Namun, sang anak tidak melakukan hal tersebut. Sebagai orangtua, kita berhak menegurnya dan mencari tahu penyebab mereka melakukan pelanggaran. Kemudian, orangtua juga boleh memberikan konsekuensi pada anak atas kesalahan mereka. 

"Konsekuensinya itu restitusi atau pilihan A,B,C. Misalnya anak dimintajadi imam atau apa pun yang penting sesuai dengan kesalahan," kata Irma menegaskan.

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut