Mengenal Limitless Love, Komunitas Sosial Peduli Sesama Tanpa Pandang Bulu
JAKARTA, iNews.id - Manusia terlahir dengan akal dan perasaan. Hal itulah yang membedakan manusia dengan mahkluk-mahkluk lain ciptaan Tuhan.
Akal dan perasaan itulah yang pada akhirnya membuat manusia memiliki kepekaan terhadap sesama yang ada di lingkungan sekitarnya. Di lain sisi, manusia juga mahkluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan orang lain.
Tak heran, bila banyak manusia yang saling peduli terhadap sesama. Berbagai cara pun mereka lakukan untuk bahu membahu merangkul orang yang kesulitan. Salah satunya, dengan membangun sebuah komunitas sosial.
Hal itulah yang dilakukan Angeline, Founder Komunitas 'Limitless Love’. Melalui komunitas tersebut, dia mengajak banyak orang yang ingin bergabung untuk berbuat baik terhadap sesama manusia yang kurang beruntung di luar sana.
Angeline menjelaskan, sesuai dari nama komunitas tersebut, Limitess Love didirikan bagi orang-orang yang peduli dengan sesama tanpa ada batasan umur, agama, suku maupun ras.
“Limitless Love itu artinya lebih ke kami ingin, memang dari komunitas sosial, awalnya dari teman-teman, dari pertemanan dulu, dan kita itu ingin memberikan cinta yang tanpa batas. Dalam arti batasan itu batasan agama, suku bangsa, dan gender gitu ya, dan lain-lain gitu,” kata Angeline dalam Podcast Aksi Nyata, Sabtu (12/11/2022).
“Jadi, kegiatan-kegiatan kami juga tidak mengelompokkan atau kategori tertentu. Jadi macam-macam,” ujar dia.
Angeline lantas menceritakan awal mula komunitas yang terbentuk pada tahun 2016 itu. Dia menyebut, bahwa hatinya mulai tergerak untuk peduli terhadap sesama saat dirinya mengunjungi sebuah panti disabilitas pada 2010 silam.
“Saya mulai tahun 2010 tadinya sebelum ada komunitas ini. Saya bikin jalan-jalan bersama anak panti asuhan waktu itu. Yang saya ingat hari itu adalah saya tersenyum sangat lebar, dan rasa di hati saya itu adalah rasa yang unik, berbeda, nggak pernah saya rasa sebelumnya, dan itu yang menjadi candu yang baik buat saya waktu itu,” kisahnya.
“Lewat dari itu, sampai 2015, saya itu datang ke satu panti disabilitas. Ketika saya ke sana, saya ketemu dengan anak-anak yang sebagian besar hidupnya itu hanya terbaring di kasur, di kamar, atau duduk di kursi roda,” lanjutnya.
Pasca kedatangannya di panti disabilitas itu lah yang membuat Angeline akhirnya tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang membuat anak-anak disabilitas tersebut bisa ikut merasakan kebahagiaan. Dia lalu mengajak anak-anak tersebut jalan-jalan keluar dari panti untuk menghirup udara bebas.
“Saya punya ide untuk ajak anak-anak ini jalan-jalan. Lalu ide itu akhirnya terlaksana di tahun 2016. Saya ajak anak-anak itu ke taman safari,” katanya.
“Kembali dengan perasaan yang sebelumnya, rasa di hati, tersenyum yang lebar. Lalu itu berlanjut sampai kita ke satu kegiatan lain yang namanya Secret Santa itu di akhir 2016. Nah dari situlah mulai yang namanya komunitas itu terbentuk," ujar Angeline.
Editor: Siska Permata Sari