Mengenal Mitos dan Fakta Stroke, hingga Kurangi Risiko dengan Relaksasi Otot
JAKARTA, iNews.id - Stroke merupakan salah satu kondisi yang terjadi karena pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan. Jika tidak ditangani secara cepat, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
Mengacu pada data 2014 yang pernah dilakukan Penelitian pengembangan kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan, sebanyak 21,1 persen dari seluruh penyebab kematian disebabkan oleh stroke.
Adapun data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pada 2009 menyebutkan 65 persen pasien stroke mengalami kecacatan dari berbagai level, tidak hanya mereka yang tidak bisa berjalan, bergerak, tetapi juga gejala lain yang mengindikasikan seseorang terkena stroke.
Dokter spesialis syaraf dari Siloam Hospitals Ambon, dr. Enseline Nikijuluw, Sp.S mengatakan, membangkitkan rasa gembira dan bahagia, merupakan cara efektif dan mudah yang dapat dilakukan.
"Selalu membangkitkan rasa gembira guna relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi," kata dr. Enseline melalui keterangan virtual yang digelar Manajemen Siloam Hospitals Ambon bertema : "Kenali Stroke Mitos versus Fakta", belum lama ini.
"Pada saat kita gembira atau merasa senang itu akan membuat keseimbangan hormon-hormon dan neurotransmiter otak. Maka akan memengaruhi kerja organ-organ di tubuh agar lebih aktif dan seimbang," kata dia.
Dokter Enseline Nikijuluw melanjutkan, selain sejumlah faktor stroke yang umum dimiliki manusia lanjut usia, khususnya di wilayah Maluku, ada sejumlah fakta dan mitos.
Beberapa informasi yang tidak benar seputar penyakit stroke itu adalah stroke merupakan penyakit orang tua dan tidak bisa dicegah. Termasuk mitos yang menyatakan stroke adalah penyakit keturunan dan penyebab penyakit jantung. Sejumlah mitos itu harus diluruskan agar masyarakat, khususnya di kota Ambon mengetahui," tutur dr. Enseline Nikijuluw, Sp.S.
Dalam paparannya, Enseline menyebutkan, hampir 80 persen gejala penyakit stroke dapat dicegah melalui perilaku hidup sehat dan konsisten. Termasuk penyembuhan stroke apabila timbul gejala dini. "Dengan catatan, segera melakukan deteksi dini dan pengobatan teratur jika merasakan gejala dini akan penyakit stroke," katanya.
Disebutkan, cara mudah mengenali gejala stroke, antara lain sulit menelan air minum, gerakan sebagian anggota tubuh melemah dan sakit kepala yang muncul tak diduga.
"Karenanya sangat diperlukan melakukan pola hidup sehat sekaligus mengonsumsi asupan gizi yang seimbang. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang tidak normal pada tubuh kita agar kita dapat mengatasi penyakit dengan pengobatan yang tepat," tutur dr. Enseline.
Stroke adalah penyebab kecacatan dan kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2014. Di tahun berikutnya 2015, adalah penyebab kematian tertinggi di dunia (Data Kemenkes RI). Saat ini terdapat 17 juta kasus Stroke, 6,5 juta kematian, dan 26 juta penyintas.
Faktor risiko yang menyebabkan stroke pada umumnya karena darah tinggi, gula darah, diabetes, kolesterol, asam urat, obesitas, dan kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol.
Editor: Vien Dimyati