Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Romadhoni, Petugas Kebersihan Sulap Sampah Plastik Jadi Harapan Baru Jakarta
Advertisement . Scroll to see content

Mengungkap Bahaya Mikroplastik pada Makanan bagi Kesehatan

Rabu, 14 Maret 2018 - 22:06:00 WIB
Mengungkap Bahaya Mikroplastik pada Makanan bagi Kesehatan
Banyak yang percaya keberadaan mikroplastik (1-5000 mikron) yang terpapar dalam sumber pangan manusia bisa menimbulkan masalah kesehatan serius. (Foto: Politica.elpais)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Masalah pencemaran limbah plastik termasuk mikroplastik telah menjadi perhatian dunia. Banyak yang percaya keberadaan mikroplastik (plastik berukuran 1-5000 mikron) di lingkungan air dan darat yang terpapar dalam sumber pangan manusia bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.

Bagaimana pendapat ahli mengenai isu ini? Pakar keamanan pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Dr Ahmad Sulaeman menyatakan, terlalu dini menyimpulkan masalah tersebut dan perlu penelitian lebih komprehensif.

"Terlalu dini untuk mengatakan paparan mikroplastik dalam bahan makanan itu sangat berbahaya. Kita perlu riset lebih mendalam. Hingga saat ini, belum ada data dan kerangka aturan yang mengatur kandungan mikroplastik dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,” ujar Prof Ahmad dalam ulasannya yang dilansir iNews.id, Rabu (14/3/2018)

Guru Besar FEMA IPB ini mengungkapkan sebanyak 72 persen makanan olahan laut di Eropa mengandung mikroplastik, bahkan di Amerika telah mencapai 94 persen. Untuk itu, perlu metodologi dan persepsi yang sama untuk melakukan pengujian baik di Indonesia maupun di dunia internasional.

Hingga kini, belum ada metode yang baku ataupun diakui, serta data yang dapat dipercaya tentang mikroplastik dalam produk pangan yang masih sangat terbatas dengan kesimpulan tidak konsisten.

"Terkait dampak mikroplastik bagi kesehatan saat ini juga tidak bijak untuk tidak mengkonsumsi makanan atau minuman bergizi karena takut akan paparan mikroplastik," kata Profesor Ahmad.

Dia menerangkan masyarakat tidak perlu ragu mengkonsumi makanan dan minuman yang telah mendapat sertifikat keamanan pangan dari BPOM. Untuk makanan minuman yang bukan pabrikan, harap perhatikan sumber, proses pengolahan dan proses penyajiannya agar hiegenis dan gizinya terjaga.

"Sebagai tips bagi para penggemar makanan laut sebaiknya tidak mengkonsumsi atau menghindari jeroan ikan dan membuang semua isi perut termasuk usus. Untuk kondisi saat ini, selama belum ada aturan atau penelitian yang lebih jauh, maka mengkonsumsi makanan dan minuman walau diduga ada paparan mikroplastik dalam jumlah yang tidak terdeteksi dengan mata telanjang, bisa tetap dikonsumsi. Apalagi jika taruhannya kita bisa kekurangan gizi atau dehidrasi karena ketakutan berlebih terhadap masalah ini,” ungkapnya.

Prof Ahmad menambahkan, sebaiknya para pemangku kepentingan di berbagai negara lebih memperhatikan lingkungan untuk meminimalkan paparan mikroplastik.  Salah satunya dengan membersihkan sampah di laut agar biota dan mahluk hidup lainnya dapat bebas dari limbah plastik.

Selain itu, baru- baru ini, melalui sebuah penelitian yang dilakukan oleh organisasi media nonprofit ORB Media bersama dengan State University of New York pada September 2017 terungkap bahwa mikroplastik ditemukan di jaringan air ledeng dan sumur di negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Kondisi tersebut ditemukan melalui analisa 159 sampel air ledeng dan air tanah yang berasal dari delapan wilayah di lima benua. Di antaranya, Jabodetabek, Indonesia (21 sampel); New Delhi, India (17 sampel); Kampala, Uganda (26 sampel). Juga di Beirut, Lebanon (16 sampel); Amerika Serikat (36 sampel); Kuba (1 sampel); Quito di Ekuador (24 sampel), dan Eropa (18 sampel).

Dari 159 sampel air keran yang diambil dari lima negara tersebut, 83 persen di antaranya mengandung partikel serat plastik mikroskopis (mikroplastik).

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut