Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Faricimab Jadi Terapi Stroke Mata yang Menjanjikan, Ini Faktanya! 
Advertisement . Scroll to see content

Menjaga Kesehatan Mata, Waspada Glaukoma yang Muncul Tanpa Gejala, Dampaknya Kebutaan!

Rabu, 15 Maret 2023 - 20:00:00 WIB
Menjaga Kesehatan Mata, Waspada Glaukoma yang Muncul Tanpa Gejala, Dampaknya Kebutaan!
Mencegah glaukoma dengan menjaga kesehatan mata (Foto: Instagram)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menjaga kesehatan mata sangat penting dilakukan sejak dini. Jangan sampai kesehatan mata terganggu dan baru diketahui setelah terlambat. 

Adapun salah satu gangguan mata yang paling banyak dialami masyarakat yaitu glaukoma. Gangguan ini tertinggi kedua setelah katarak. Nyaris tanpa gejala, glaukoma berpotensi memberi dampak yang lebih fatal, seperti kebutaan permanen.

Dokter Subspesialis Glaukoma, dan Ketua JEC Glaucoma Service, JEC Eye Hospitals & Clinics, Prof. Widya Artini Wiyogo mengatakan, glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup penyandangnya. 

"Dari kecemasan bahkan depresi adanya risiko kebutaan, keterbatasan aktivitas sehari-hari karena gangguan lapang pandang, kendala fungsi sosial karena mulai menghilangnya penglihatan, hingga efek samping pengobatan, serta pengaruh finansial akibat biaya pengobatan yang dikeluarkan," ujar Prof Widya Artini Wiyogo, melalui keterangannya belum lama ini.

Prof Widya menambahkan, sayangnya, di Indonesia permasalahan glaukoma masih memprihatinkan lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut. Lebih-lebih 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala. 

"Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai ‘si pencuri penglihatan’. Karenanya, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah," katanya. 

Data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” (2019)  memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta – atau meningkat sekitar 25,6 persen dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang.

Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46 persen (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk). JEC, lanjut Prof Widya, hingga 2022 kemarin telah menangani hampir mencapai 110.000 kunjungan pasien glaukoma selama 3 tahun terakhir.  

Memahami situasi mengkhawatirkan tersebut, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menjalankan inisiatif tahunan guna menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit glaukoma. Rangkaian aktivitas telah disusun dengan mengusung tema besar: "Building the Ecosystem to Fight Glaucoma". 

Dokter Subspesialis Glaukoma serta Kepala Divisi Riset dan Pendidikan JEC Eye Hospitals and Clinics, Rini Sulastiwaty Situmorang mengatakan, deteksi dini menjadi faktor kunci untuk mencegah terganggunya penglihatan akibat glaukoma. 

"Inilah yang mendorong kami tak henti menyuarakan bahaya glaukoma kepada masyarakat. Tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mulai tahun ini kami menggagas inisiatif sosial terbaru sekaligus yang pertama di Indonesia, yaitu pemberian 100 tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Dr. Rini.

Tindakan operasi tersebut akan dilangsungkan secara bertahap sepanjang 2023 dengan penerima manfaat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Titik pelaksanaan operasi akan melibatkan hampir seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics.

Perlu diketahui, implan glaukoma merupakan prosedur bedah untuk menurunkan tekanan dalam bola mata pada pasien glaukoma. Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol, atau terjadi kerusakan saraf mata yang berat, dan sudah tidak mampu merespons terapi lainnya. 

Adapun prosedur implan glaukoma melibatkan pemasangan implan kecil di dalam mata (berupa tabung silikon kecil/trabekular mikro) untuk membantu mengalirkan cairan agar keluar dari bola mata dan menurunkan tekanan intraokular.

Tak berhenti pada sosialisasi untuk peningkatan kesadaran saja, JEC juga memiliki JEC Glaucoma Service yang komprehensif dan modern bagi pasien glaukoma, mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah.

Kepala Divisi Marketing dan Komunikasi, JEC Eye Hospitals & Clinics, Mubadiyah mengatakan, layanan unggulan JEC khusus untuk penanganan glaukoma ini diperkuat 17 dokter subspesialis glaukoma, tenaga medis mumpuni, serta teknologi terkini dan sistem pendukung unggulan, tak terkecuali hospitality optimal. 

"Tak hanya layanan khusus yang komprehensif dan modern, JEC Glaucoma Service juga memungkinkan prosedur pemeriksaan dengan journey time yang relatif lebih singkat, namun tetap mengedepankan penanganan glaukoma yang andal dan berkesinambungan," kata Mubadiyah.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut