Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jangan Ditiru! Viral Wanita Makan Mi Instan Pakai Minyak Telon, Ini Bahayanya
Advertisement . Scroll to see content

Mitos atau Fakta, Gunakan Gadget Berlebih Bisa Sebabkan Kerusakan Saraf

Jumat, 03 November 2023 - 12:59:00 WIB
Mitos atau Fakta, Gunakan Gadget Berlebih Bisa Sebabkan Kerusakan Saraf
Banyak yang menghubungkan gadget dapat menyebabkan kerusakan pada saraf manusia. Mitos atau fakta? (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kemajuan teknologi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah penggunaan gadget.

Saat ini, orang dewasa hingga anak-anak tidak lepas dari gadget dalam aktivitas mereka. Namun, yang perlu diwaspadai dampak buruk bagi kesehatan jika anak salah menggunakan gadget.

Banyak yang menghubungkan gadget dapat menyebabkan kerusakan pada saraf manusia. Mitos atau fakta?

Dokter ahli bedah saraf dan Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Profesor Dr dr Ridha Dharmajaya mengungkapkan, ada dua faktor penyebab penggunaan gadget bisa mengakibatkan dampak negatif, yaitu posisi dan durasi. 

"Jika menggunakan gadget dengan posisi yang menyebabkan adanya tekukan pada leher, maka akan ada beban yang ditanggung. Semakin dalam tekukan semakin berat beban yang ditanggung leher," ujar Prof Ridha.

Dia menerangkan jika berlangsung singkat atau hanya beberapa menit tidak begitu berdampak. Tapi jika tekukan terjadi lebih dari 2 jam dan secara terus menerus sangat berbahaya. 

"Ini bisa menyebabkan gangguan saraf kejepit pada leher. Gejalanya yakni berat di pundak, leher pegal, tangan kesemutan, dan bangun tidur tidak segar," ujarnya.

Menurut Profesor Ridha, gejala ini hanya dirasakan orang tua usia 60 tahun ke atas, tapi sekarang remaja SMA bahkan anak SD merasakan keluhaan serupa.
 
"Parahnya, jika gejala awal itu diabaikan dan terus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dalam durasi waktu yang lama, dampak paling buruk adalah kematian saraf," katanya.

Kematian saraf ini lebih berbahaya berujung pada kecacatan dengan gejala kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil loss (tidak terasa) dan kehilangan kemampuan seksualitas. 

Profesor Ridha menuturkan bila tidak dicegah dalam 5-10 tahun ke depan Indonesia akan melahirkan generasi cacat. Untuk itulah, pentingnya Gerakan Gadget hadir di Indonesia dalam upaya menyelamatkan generasi muda Indonesia dari situasi bonus demografi. Setelah Jambi dan Surabaya, edukasi Gerakan Gadget Sehat dilakukan di hadapan ratusan guru Muhammadiyah Kecamatan Baki, Solo, Jawa Tengah.

"Saya ajak memanfaatkan bonus demografi agar Indonesia bisa masuk jajaran lima besar dunia. Ini dapat dicapai dengan membangun generasi muda berkualitas menggunakan gadget dengan tepat sejak dini," ujarnya.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut