Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Respons Kuasa Hukum Ridwan Kamil usai Hasil Tes DNA Disebut Tak Identik dengan Anak Lisa Mariana
Advertisement . Scroll to see content

Mungkinkah Hasil Tes DNA Salah? Ini Jawabannya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 15:23:00 WIB
Mungkinkah Hasil Tes DNA Salah? Ini Jawabannya
Ilustrasi tes DNA. (Foto: Ilustrasi AI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Hasil Tes DNA anak Lisa Mariana mengungkapkan kalau Ridwan Kamil bukanlah ayah biologis CA. 

Kabar itu langsung direspons Lisa Mariana. Melalui unggahan Instastory, selebgram yang juga mantan model dewasa itu menumpahkan kekecewaannya. 

"Alaaaahhhh!!! Bongkar tuntas lah," kata Lisa Mariana di Instastory-nya, dikutip Rabu (20/8/2025). 

Perlu diketahui bahwa hasil tes DNA itu tingkat akurasinya sangat tinggi, mencapai 99,9 persen. Meski begitu, tetap ada faktor yang membuat hasil tes DNA keliru atau salah. 

"Tes DNA modern di laboratorium terakreditasi umumnya lebih dari 99,9% akurat untuk uji identitas atau hubungan biologis. Namun, hasil bisa salah jika prosedur tidak dilakukan secara standar atau sampel tidak layak," ungkap laporan Cleveland Clinic. 

Berikut ini beberapa hal yang bisa membuat hasil tes DNA salah atau keliru:

Faktor Penyebab Tes DNA Keliru atau Salah

Teknis dan laboratorium

Hasil tes DNA bisa salah jika terjadi kontaminasi sampel. Ini umumnya berupa kesalahan dalam pengumpulan, pemrosesan, labeling, atau pengolahan laboratorium. 

Selain itu, faktor lainnya adalah protokol pengujian yang buruk. Misalnya, penggunaan marker generik yang terlalu sedikit atau kurang spesifik. 

Faktor Biologis Langka

Faktor lain yang dapat memicu kesalahan hasil tes DNA adalah chimerism atau kondisi langka di mana seseorang memiliki dua set DNA berbeda (misalnya akibat kembar yang menyatu atau transplantasi). 

Kemudian, faktor 'identical twins'. Tes DNA standar tidak membedakan antara kembar identik. 

Mutasi, Kesalahan Genotip, dan Kualitas Sampel 

Mutasi genetik, sampel dengan kualitas buruk, atau kesalahan genotip dapat menyebabkan false negative. Lalu, variasi indikator genetik atau kualitas data rendah juga berkontribusi terhadap ketidakakuratan. 

Kompleksitas Analisis 

Ini terjadi ketika sampel mengandung DNA lebih dari satu individu (contohnya dalam kasus forensik atau kekerasan seksual), analisis mejadi lebih sulit dan rawan kesalahan. 

"Dengan kata lain, meski akurasi tes DNA sangat tinggi, tapi tetap ada faktor yang membuat hasil menjadi kurang akurat. Tapi, kasusnya sangat jarang terjadi," ungkap PubMed Central. 

Jadi, itu dia penjelasan mengenai apakah hasil tes DNA bisa salah atau keliru. Jawabannya, bisa tapi kasusnya sangat jarang terjadi, karena tingkat akurasi nyaris sempurna. 

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut