Olahraga Berkuda Bisa Jadi Terapi Autisme

JAKARTA, iNews.id – Olahraga berkuda identik dengan lapangan pacu, alias lomba balap kuda. Kenyataannya, berkuda tak hanya dijadikan sebagai olahraga dan lomba pacu saja, tetapi bisa menjadi sarana rekreasi dan alternatif terapi bagi anak yang menderita autisme.
Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) sendiri, merupakan gangguan perkembangan saraf yang dapat memengaruhi kemampuan anak berkomunikasi, interaksi sosial, dan berperilaku. Sayangnya, autisme termasuk kelainan yang tidak bisa disembuhkan.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, kini banyak layanan bantuan atau terapi yang dapat meningkatkan kemampuan penyandang autisme. Salah satunya adalah berkuda.
"Terapi berkuda ini dikenal dengan istilah equine theraphy. Memang belum banyak dilakukan, tapi menurut riset, terapi ini bisa menstimulus kemampuan emosional, sensorik, dan motorik," jelas Rahmat Natsir selaku atlet senior berkuda sekaligus General Manager Anantya Riding Club, ketika ditemui iNews.id di acara peluncuran aplikasi Djiugo di Nitro Coffee, Jakarta Selatan, Selasa (14/11/2017).
Ia menjelaskan, ketika si anak menunggang kuda, maka akan ada emosi atau rasa percaya diri yang dirasakan. "Secara emosi, si anak akan ada rasa trust terhadap pelatihnya dan hewan. Kemudian dari sisi sensorik, mereka akan belajar cara memperlakukan dan merawat hewan. Misalnya, menuntun kuda," sambungnya.
Dari segi inilah, lanjut Rahmat, si anak akan mendapatkan awareness. Sementara itu, dari segi motorik, mereka akan belajar keseimbangan ketika menunggangi kuda. Untuk efeknya sendiri, papar dia, tergantung kondisi autisme anak.
"Tergantung tingkatannya. Ada yang ringan, sedang, dan berat. Kalau ringan, setelah terapi 10 kali, sudah kelihatan ada progres," tambahnya.
Demi menjalankan terapi ini, tidak perlu memiliki kuda sendiri. Beberapa tempat hiburan dan rekreasi ada yang telah menyediakan kuda-kudanya untuk disewakan dengan kisaran harga bervariasi, mulai dari Rp250.000 hingga Rp400.000 per sesi.
Sementara itu, menurut Perwakilan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) Fachtul Anas, berkuda dapat meningkatkan fokus bagi anak dengan autisme.
"Secara naluri, si anak muncul rasa takut ketika menunggang kuda. Rasa takut itulah kemudian muncul konsentrasi. Lima menit atau 10 menit, mereka bisa tenang, hal yang tidak bisa dilakukan saat tidak naik kuda. Sederhananya, ya itu tadi. Duduk, diam, dan mereka dapat fokus di atas kuda," tukasnya.
Editor: Tuty Ocktaviany