Pakar Kesehatan Uji Klinis Pengobatan Gerd, Bisa Atasi Gejala Nyeri Ulu Hati
JAKARTA, iNews.id - Gerd, atau Gastroesophageal Reflux Disease merupakan kondisi asam lambung atau isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti nyeri dada, mulas, hingga kesulitan menelan.
Jika gejala Gerd atau asam lambung muncul, bisa terasa sangat tidak nyaman. Maka itu, Gerd harus segera diatasi agar tidak mengganggu aktivitas para penderitanya. Ya, Anda tidak bisa menyepelekan kondisi Gerd.
Gejala yang paling sering dirasakan adalah nyeri ulu hati. Ada beberapa cara untuk mengatasi Gerd, salah satunya dengan minum obat. Pengobatan Gerd biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil, dan menghindari berbaring setelah makan. Dalam beberapa kasus, obat-obatan atau pembedahan mungkin diperlukan.
Temuan terbaru dari dunia medis, saat ini para pakar kesehatan melakukan uji klinis pengobatan gerd dengan fexuprazan. Uji klinis ini dipimpin oleh ahli gastroenterologi Indonesia, Prof Ari Fahrial Syam. Dia memulai uji coba fexuprazan dengan tujuan mengevaluasi penyembuhan gejala dan keamanan pada pasien yang menderita penyakit refluks gastroesofageal (Gerd).
Prof Ari Fahrial Syam mengatakan, hasil penelitian dari uji klinis ini tidak hanya mendefinisikan kembali pengobatan Gerd di Indonesia, tetapi menetapkan standar perawatan pasien secara nasional.
"Penelitian ini berakar kuat pada kebutuhan lokal, bertujuan untuk meningkatkan praktik perawatan kesehatan dan memastikan masyarakat kita memeroleh manfaat langsung dari kemajuan global dalam bidang kedokteran," kata Prof Ari Fahrial melalui keterangannya dikutip Rabu (14/8/2024).
Prof Ari menjelaskan, dibandingkan dengan terapi yang ada, obat ini dapat memperbaiki gejala Gerd, seperti nyeri ulu hati, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. "Uji coba ini menggarisbawahi komitmen kami untuk mengatasi kebutuhan medis yang belum terpenuhi melalui penelitian inovatif," kata Prof Ari.
Sementara itu, Seongsoo Park, CEO Daewoong Pharmaceutical, mengatakan kolaborasi dengan para peneliti Indonesia tidak hanya mendorong inovasi medis, tetapi juga menjawab kebutuhan kesehatan khusus penduduk Indonesia. "Kami berkomitmen untuk meningkatkan perawatan pasien melalui perawatan inovatif seperti fexuprazan,"ujarnya.
Perlu diketahui, inisiatif ini menyoroti kepemimpinan peneliti Indonesia dalam penelitian medis global dan menggarisbawahi peran Daewoong Pharmaceutical dalam mendorong pendekatan inovatif terhadap layanan kesehatan. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pengobatan dan
meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi pasien Gerd baik di Indonesia maupun global.
Adapun tim peneliti terdiri atas Key Opinion Leaders (KOL) Indonesia dipimpin oleh ahli gastroenterologi Prof Ari Fahrial Syam. Investigator-initiated trial (IIT) ini didukung oleh Daewoong Pharmaceutical untuk pengobatan gerd yang inovatif di Indonesia. Fexuprazan merupakan obat baru ke-34 dari Korea Selatan yang dikembangkan oleh Daewoong Pharmaceutical.
Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB) pada obat tersebut memberikan pereda gejala secara cepat sejak dosis pertama, menghilangkan kebutuhan akan aktivasi yang dimediasi asam yang diperlukan oleh Proton Pump Inhibitors (PPI). Uji klinis fase 3 ini menunjukkan fexuprazan lebih efektif daripada esomeprazole. Banyak pasien yang mengalami perbaikan gejala dalam beberapa hari pertama pengobatan.
Selain itu, perpanjangan waktu paruh fexuprazan sebesar 9 jam mendukung peningkatan pengendalian gejala malam hari, yang sangat penting untuk kenyamanan dan pemulihan pasien. IIT ini menerima Investigational New Drug (IND) pada 23 Juli dan dilaksanakan di tiga lokasi di Jakarta, yaitu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Rumah Sakit Islam Cempaka Putih (RSI Cempaka Putih), dan Rumah Sakit Menteng Mitra Afia (RSMMA). Lokasi tersebut dipilih untuk memastikan representasi pasien Indonesia yang luas dan beragam.
Editor: Vien Dimyati