Peneliti Ungkap Obat Baru untuk Diabetes, Aman dan Dapat Kontrol Gula Darah
JAKARTA, iNews.id - Diabetes merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai masyarakat. Penyakit ini termasuk kronis jika dibiarkan tanpa dilakukan pengobatan.
Biasanya, diabetes ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Jika glukosa menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.
Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Secara global, diperkirakan ada 537 juta orang yang menderita diabetes.
Cara mengatasi diabetes pun bermacam-macam, salah satunya dengan menjaga pola makan sehat. Selain itu, Anda juga harus menghindari makanan yang memiliki kadar gula tinggi, makanan yang mengandung banyak lemak, dan lainnya.
Tidak sedikit pula masyarakat yang menggunakan bahan alami untuk mengatasi diabetes. Namun, seiring perkembangan zaman, para pakar mulai meneliti obat untuk diabetes.
Salah satunya melalui perusahaan farmasi Daewoong Pharmaceutical yang berhasil menjalani tahapan uji klinis untuk pengobatan diabetes, dan semakin dekat untuk meluncurkan produk obat terbaru.
Jeon Seung-ho, CEO Daewoong Pharmaceutical mengumumkan langsung hasil dari monoterapi enavogliflozin dan terapi kombinasi metformin, yaitu obat diabetes baru dengan mekanisme penghambatan SGLT-2.
Menurutnya, enavogliflozin adalah obat diabetes penghambat SGLT-2 pertama dan baru, yang dikembangkan oleh Daewoong Pharmaceutical di antara perusahaan farmasi lokal lain di Korea.
Para pakar yang tergabung dalam penelitian adalah Profesor Park Kyung-soo dari Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul sebagai peneliti utama, dan peneliti lain dari 22 institusi untuk uji klinis fase 3 monoterapi ini.
"Sebanyak 160 pasien dengan diabetes tipe 2 dilakukan penelitian dengan cara multi-organ, acak, tersamar ganda, terkontrol plasebo, dan konfirmasi terapeutik," ujar Jeon Seung-ho, melalui keterangannya dikutip Senin (24/1/2022).
Dia menjelaskan, sebagai hasil konfirmasi titik akhir primer, perbedaan jumlah perubahan HbA1c (HbA1c) antara kelompok enavogliflozin dan kelompok plasebo pada 24 minggu setelah penerapan obat uji klinis adalah 0,99 persen, yang menjamin signifikansi statistik (P -nilai< 0,001).
Glycated hemoglobin dihasilkan ketika hemoglobin terkena konsentrasi glukosa darah tinggi, dan digunakan sebagai indeks gula darah rata-rata. Secara langsung, berhubungan dengan komplikasi diabetes.
Dia menjelaskan, para peneliti dari 23 institusi, termasuk Profesor Yun Geon-ho dari Rumah Sakit St. Mary Seoul juga menyampaikan hasil fase 3, yaitu terapi kombinasi enavogliflozin dan metformin juga sudah didapatkan.
Uji klinis kombinasi metformin dilakukan pada 200 pasien diabetes tipe 2 yang memiliki kontrol gula darah yang tidak mencukupi dengan metformin.
"Penelitian ditunjukkan berdasarkan perubahan hemoglobin terglikasi pada kelompok yang diobati dengan Dapagliflozin dan metformin, dibandingkan non-inferioritas Enavogliflozin dan metformin," katanya.
Dia menambahkan, dalam hal keamanan telah dikonfirmasi, tidak ada reaksi merugikan atau interaksi obat yang ditemukan. Bahkan ketika Enavogliflozin dan metformin dikonsumsi secara bersamaan.
Para peneliti yang berpartisipasi dalam uji klinis mengatakan, enavogliflozin dan terapi kombinasi metformin dipastikan memiliki efek penurun gula darah yang sangat baik dan keamanan pada total 360 pasien di Korea dalam uji coba fase 3.
"Jika efek penurun gula darah yang sangat baik dan keamanan Vogliflozin dikonfirmasi, diharapkan menjadi pilihan pengobatan yang baik untuk pasien diabetes tipe 2," kata para peneliti.
Jeon Seung-ho menambahkan, dengan adanya hasil uji klinis ini, membuat Daewoong Pharmaceutical menjadi perusahaan farmasi domestik Korea pertama yang meluncurkan inhibitor SGLT-2 baru.
Selanjutnya, perusahaan farmasi ini akan melakukan permohonan persetujuan produk dan meluncurkan obat tunggal Enavogliflozin dan kombinasi metformin secara bersamaan pada 2023.
Dia mengatakan, pada 10 Januari 2022, perusahaan ini telah menerima persetujuan untuk uji bioekivalensi fase 1 yang membandingkan kemanjuran terapi kombinasi dengan Enavogliflozin dan metformin. Dengan keberhasilan uji klinis ini, diharapkan dapat secepatnya obat diresepkan kepada pasien diabetes.
“Dengan merilis obat diabetes generasi berikutnya, kami akan mengurangi ketidaknyamanan pasien dan menjamin pertumbuhan perusahaan,” ujarnya.
Editor: Vien Dimyati