Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pasien Korban Banjir Membeludak, RSUD Pidie Jaya Kekurangan Perawat
Advertisement . Scroll to see content

Penyakit ISPA Hantui Anak-Anak di Pengungsian Banjir Sumatera

Senin, 01 Desember 2025 - 15:05:00 WIB
Penyakit ISPA Hantui Anak-Anak di Pengungsian Banjir Sumatera
Ilustrasi anak korban banjir Sumatera terinfeksi penyakit ISPA. (Foto: Ilustrasi AI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara mengeluarkan data bahwa penyakit ISPA menjadi masalah kesehatan paling banyak diidap anak-anak dalam situasi banjir saat ini. 

Sebanyak 55 anak mengidap ISPA, 35 anak sakit tinea, 12 anak diare, dan 23 anak mengalami masalah bacterial dermatitis. Data ini dihimpun hingga akhir 28 November 2025.

Menjadi pertanyaan sekarang, kenapa ISPA malah menjadi ancaman utama di situasi banjir? Bukankah masalah pencernaan dan kulit banyak terjadi bencana banjir? 

Menurut Ahli Kesehatan Lingkungan dr Dicky Budiman, ISPA memang menjadi masalah kesehatan paling banyak dialami anak-anak dalam situasi banjir. Penyebabnya, kepadatan hunian dan ventilasi yang buruk. 

"Umumnya korban banjir itu mengungsi di posko pengungsian dan di tempat seperti ini banyak orang hidup berdekatan dalam ruang tertutup dan ventilasi buruk," ujar dr Dicky saat dihubungi iNews.id, Senin (1/12/2025). 

"Kemudian, perlu diingat bahwa droplet dan aerosol dari virus, baik itu influenza, RSV, Rhinovirus, juga bakteri itu sangat mudah menyebar, dan anak-anak seringnya bermain dan berkumpul dalam ruang yang sama," tambahnya.

Kondisi tersebut yang membuat risiko ISPA meningkat pada kelompok anak. "Ini faktor paling kuat meningkatkan insiden ISPA," tegas dr Dicky. 

Faktor lain yang menyebabkan ISPA banyak menjangkit anak-anak korban banjir adalah kondisi lembap dan suhu dingin. Situasi lingkungan yang demikian memicu iritasi saluran napas dan menurunkan fungsi silia.

Dokter Dicky juga menerangkan bahwa, polusi udara dalam ruangan juga dapat memicu ISPA pada anak. Ini terjadi ketika banyak orang memasak di dalam tenda atau ruangan darurat. Nah, Asap dapur dan pembakaran ini bisa memperburuk saluran napas dan menjadi trigger ISPA. 

"Faktor berikutnya adalah penurunan daya tahan tubuh akibat stres dari bencana itu sendiri. Mungkin juga kurang tidur, stres psikologis, asupan nutrisi tidak adekuat, yang semuanya itu dapat menurunkan imunitas anak," papar dr Dicky. 

"Dan faktor terakhir adalah keterbatasan akses layanan kesehatan. Jadi, batuk pilek ringan pada anak ini tidak tertangani cepat, dan bisa membuat si anak mengalami gejala yang lebih serius," tambahnya. 

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut