Peringati One Health Day, Ditemukan 30 Penyakit Menular Baru di Dunia

JAKARTA, iNews.id - Peringatan One Health Day luput dari perhatian masyarakat. One Health Day adalah peringatan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan sehat, di mana di dalamnya terdapat komponen manusia, hewan dan lingkungan.
Kampanye One Health penting mendapat perhatian seiring dengan banyak ditemukannya penyakit-penyakit baru. Selama 30 tahun terakhir, sedikitnya ditemukan 30 penyakit menular baru yang mengancam kesehatan masyarakat.
Peringatan One Health Day diusulkan tiga organisasi besar dunia (setiap 3 November 2018), yaitu One Health Commission, One Health Initiative dan One Health Platform Foundation, yang bertujuan menarik perhatian dunia akan pentingnya konsep dan penerapan One Health.
One Health adalah usaha kolaborasi berbagai profesi dan institusi kesehatan yang bekerja secara lokal, nasional, dan global dalam mencapai kesehatan optimal melalui pencegahan dan mitigasi dampak buruk akibat interaksi hewan, manusia, dan lingkungan. Ini berarti dokter, dokter hewan, perawat, apoteker, dokter gigi, ahli epidemiologi, serta institusi kesehatan maupun institusi lainnya terkait bekerja sama dalam mengatasi isu kesehatan.
Implementasi konsep One Health akan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Sinergisasi multi-disiplin akan membantu percepatan penelitian biomedik pada topik yang melibatkan lebih dari 1 bidang profesional, memperluas ilmu kedokteran dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Tidak hanya mewujudkan kesehatan masyarakat, ketika diterapkan dengan benar maka One Health akan membantu mempertahankan keanekaragaman hayati dan melindungi keberlangsungan ekosistem di bumi.
Gerakan One Health di Indonesia secara konsisten terus dikampanyekan oleh Indonesia One Health University Network (Indohun). Indohun adalah jejaring perguruan tinggi dan institusi yang berfokus pada konsep One Health, yaitu menggunakan pendekatan kolaborasi multi-disiplin untuk mewujudkan manusia, hewan, dan lingkungan yang sehat di Indonesia.
Peningkatan kapasitas individu dan institusi merupakan kegiatan utama Indohun dalam mencapai Indonesia sehat. Selain pelatihan-pelatihan, Indohun juga tidak melupakan kegiatan advokasi peraturan, penelitian, dan sosialiasi pada masyarakat, yang dapat mendukung konsep One Health di Indonesia.
“Indohun merupakan wadah untuk akademisi, pembuat kebijakan, peneliti, profesional, dan masyarakat untuk bekerja sama menyelesaikan masalah Indonesia dan global berkaitan dengan One Health,” ujar Profesor Wiku Adisasmito, koordinator Indohun dan Asia Partnership on Emerging Infectious Disease Research (APEIR), dalam keterangan tertulis yang dilansir iNews.id, Minggu (4/11/2018).
Sampai saat ini, Indohun telah mengadakan training One Health untuk 1.912 peserta, di antaranya adalah 460 mahasiswa, 1.185 pegawai pemerintahan dan profesional di bidang kesehatan, serta 267 akademisi.
Wiku menegaskan, kampanye One Health akan terus dilakukan seiring dengan banyak ditemukannya penyakit-penyakit baru. Selama 30 tahun belakangan ini, setidaknya ditemukan 30 penyakit menular baru yang mengancam kesehatan masyarakat. Penyakit Menular Baru Muncul (PMBM) atau Emerging Infectious Diseases (EID) di seluruh dunia 75 persen di antaranya adalah penyakit yang berasal dari hewan atau disebut zoonotic, sedangkan untuk penyakit infeksi yang sudah ada terlebih dahulu 60 persen adalah zoonotic.
Persentase tersebut menunjukkan, bahwa untuk mewujudkan manusia yang sehat dibutuhkan lingkungan yang sehat dengan hewan sehat. Hal ini tidak dapat ditawar karena disadari atau tidak, manusia dan hewan hidup di satu ekosistem dan saling berinteraksi secara langsung atau tidak.
Tantangan yang dihadapi kesehatan dunia berkaitan dengan penyakit infkesi baru muncul (emerging infectious diseases) dan penyakit infeksi yang muncul kembali (re-emerging infectious diseases) adalah resistensi antimikroba, penularan penyakit dari hewan ke manusia dan sebaliknya, semakin terhubungnya dunia sehingga memudahkan penularan penyakit dari satu daerah ke yang lain, serta degradasi kualitas lingkungan yang berdampak pada kesehatan hewan dan manusia. Ancaman kesehatan ini bahkan menjadi lebih mengerikan jika melihat potensi digunakannya patogen yang resisten sebagai senjata biologis atau bioterorisme.
World Health Organization (WHO) mempublikasikan setidaknya ada delapan emerging diseases yang menyebabkan epidemi paling banyak di dunia, yaitu Demam Hemoragik Krimea-Kongo, Ebola, Virus Marburg, Demam Lassa, MERS, SARS, Virus Nipah, dan Demam Rift Valley. Tidak menutup kemungkinan daftar tersebut akan bertambah jika dilakukan riset lebih lanjut.
Selain penyakit tersebut, terdapat juga beberapa penyakit lain yang menjadi perhatian serius, seperti Chikungunya, Virus SFTS (Severe Fever with Thrombocytopaenia Syndrome), dan Zika. Realita ini menunjukkan pentingnya global menaruh perhatian serius pada konsep One Health untuk menghadapi tantangan kesehatan yang diakibatkan oleh interaksi manusia dan hewan dalam satu ekosistem yang sama.
Editor: Dani M Dahwilani