Perubahan Iklim Berdampak pada Penyakit Kronis, Ketahui Faktanya!
JAKARTA, iNews.id - Perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit kronis. Maka itu, perlu ada gerakan untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Ada beberapa penyakit yang bisa muncul akibat perubahan iklim. Salah satunya, penyakit kardiovaskular. Peningkatan suhu dan polusi udara dapat memperburuk kondisi jantung dan pembuluh darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Selain itu, kondisi lainnya ada muncul penyakit pernapasan. Polusi udara yang meningkat akibat perubahan iklim dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru obstruktif kronis. Selain itu, dampak lainnya adalah dapat memengaruhi distribusi dan penyebaran penyakit infeksi seperti malaria dan demam berdarah.
Esra Erkomay, presiden direktur AstraZeneca Indonesia mengatakan, perubahan iklim memperburuk tingkat kesehatan, termasuk adanya peningkatan penyakit kronis. Sektor kesehatan juga merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim yang bertanggung jawab atas sekitar lima persen dari emisi gas rumah kaca (GRK) global.
"Lingkungan bisa memengaruhi kesehatan. Salah satunya seperti kualitas udara dan air, paparan polutan, dan kondisi iklim. Kondisi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, penyakit yang ditularkan melalui air, dan penyakit yang berhubungan dengan cuaca panas," kata Esra Erkomay melalui keterangannya.
Esra menambahkan, kesehatan adalah fondasi bersama yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang dan perekonomian untuk tumbuh pesat. Dia menyadari mengambil tindakan untuk mendorong keberlanjutan adalah hal yang mendasar untuk membangun masa depan yang sehat bagi manusia, masyarakat, dan bumi. "Kami juga percaya kolaborasi adalah kunci utama karena kita tidak dapat menyelesaikan masalah perubahan iklim sendirian," kata Esra Erkomay melalui keterangannya.
Maka itu, lanjut Esra, AstraZeneca Indonesia bekerja sama dengan Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengadakan sesi tematik bertemakan 'Leading Healthcare Sustainability for People, Society, and Planet' di Indonesia Sustainability Forum atau ISF 2024 di JCC, Jakarta.
“Melalui program unggulan AZ Forest, kami telah menanam lebih dari 7,5 juta pohon di lahan seluas 19.000 hektare. Bulan lalu kami baru saja menandatangani perpanjangan Memorandum Saling Pengertian dengan Kemenko Marves untuk memperluas komitmen untuk menanam hingga 20 juta pohon di sekitar Sungai Citarum,” kata Esra.
Nani Hendiarti, Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan, kolaborasi ini penting untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. "Kami mendorong semua pemangku kepentingan untuk terus memperkuat kolaborasi pentahelix. Hanya dengan sinergi yang kuat semua upaya akan berjalan dengan baik dan membawa manfaat jangka panjang,” kata Nani.
Sebagai tindak lanjut, AstraZeneca juga menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum melalui penyediaan bibit pohon dan penyusunan studi kelayakan terkait percontohan karbon. "Kesepakatan ini mendukung upaya pemerintah Jawa Barat memerangi deforestasi dan meningkatkan ekosistem lokal," katanya.
Editor: Vien Dimyati