Program Bayi Tabung Muzdalifah Gagal, Ini Kemungkinan Penyebabnya
JAKARTA, iNews.id - Figur publik Muzdalifah dan Fadel Islami memberitahu publik kalau program IVF atau bayi tabung mereka gagal. Tidak dijelaskan apa penyebabnya.
"Program IVF bayi tabung belum berhasil. Semoga ada hikmahnya dan percaya Allah yang mengatur segala kehidupan kami. Saya tetap semangat dan selalu bersyukur," ujar Fadel dikutip Senin (15/9/2025).
Meski tidak memberitahu secara pasti apa penyebab program bayi tabung Muzdalifah dan Fadel Islami gagal, secara umum ada faktor-faktor penyebab program IVF gagal. Ini bisa menjadi catatan penting untuk para orang tua yang menjalani program bayi tabung juga.
Lantas, apa saja faktor yang bisa membuat program bayi tabung gagal? Simak pembahasan berikut ini.

Menurut PubMed Central (PMC), setidaknya ada delapan faktor yang dapat membuat program IVF atau bayi tabung gagal, salah satunya adalah faktir usia wanita saat menjalani program.
"Seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35 tahun, kualitas dan jumlah sel telur menurun," ungkap PMC.
Lebih lengkapnya, berikut penjelasan faktor penyebab program bayi tabung gagal:
1. Usia wanita
Selain jumlah telur yang menurun, usia wanita di atas 35 tahun saat menjalani program bayi tabung juga membuat telur jadi lebih tua dan ini lebih rentan mengalami abnormalitas kromosom (aneuploidy), yang bisa menyebabkan embrio gagal berkembang atau gagal implantasi.
2. Kualitas embrio atau gamet (sel telur atau sperma)
Embrio yang dibuat dari telur atau sperma yang memiliki kerusakan genetik atau abnormal kromosom sering gagal implantasi atau menyebabkan keguguran.
"Jumlah telur yang berhasil diambil (oocyte retrieval) dan kualitasnya sangat penting," ungkap laporan PMC.
Lalu, faktor sperma seperti motilitas (pergerakan), morfologi (bentuk), dan kualitas DNA sperma bisa memengaruhi keberhasilan fertilisasi dan perkembangan embrio.
3. Cacat kromosom pada embrio
Embrio yang tidak euploid (“normal” jumlah kromosom), lebih rendah kemungkinannya untuk berhasil implantasi.
"Tes pra-implantasi untuk mendeteksi aneuploidy (PGT-A) dapat membantu memilih embrio dengan kemungkinan lebih tinggi untuk berhasil," terang PMC.
4. Reseptivitas endometrium atau kondisi rahim
Lapisan rahim (endometrium) harus dalam kondisi baik: ketebalan sesuai, siklus hormonal yang mendukung, tidak ada polip, mioma, atau kelainan anatomi seperti septa (batas rahim yang tidak normal), adhesi (perlekatan jaringan), atau fibroid.
Masalah imunologi, trombofilia, dan mikrobioma rahim juga bisa memengaruhi kemampuan rahim dalam menerima embrio.
5. Durasi atau lama infertilitas
Semakin lama seseorang mengalami infertilitas tanpa pengobatan, kemungkinan kegagalan IVF meningkat.
6. Faktor medis lain dan kondisi kesehatan umum
Kondisi seperti obesitas, gangguan tiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS), infeksi, stres, merokok, dan faktor gaya hidup lain bisa menurunkan peluang sukses.
Kondisi hormon atau respons ovarium yang kurang baik terhadap rangsangan hormon juga jadi penyebab.
7. Teknis atau prosedur IVF itu sendiri
Pemilihan embrio dan waktu transfer: transfer embrio yang berkualitas tinggi, dan pada waktu yang tepat dalam siklus rahim.
Teknik transfer embrio: kesalahan dalam penempatan embrio di rahim, atau teknik yang kurang optimal bisa mempengaruhi implantasi.
8. Faktor embryo eksternal dan lingkungan
Paparan terhadap zat toksik (merokok, polusi), obesitas, gaya hidup tidak sehat, stres tinggi dapat mempengaruhi kualitas gamet dan embrio, serta lingkungan rahim.
Jadi, itu dia beberapa faktor yang dapat menggagalkan program bayi tabung. Semoga informasi ini bermanfaat.
Editor: Muhammad Sukardi