Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Perketat Aturan Visa, Pengidap Diabetes hingga Obesitas bakal Ditolak Masuk AS
Advertisement . Scroll to see content

Puasa Ramadan Menurunkan Risiko Penyakit Diabetes

Selasa, 07 Mei 2019 - 18:00:00 WIB
Puasa Ramadan Menurunkan Risiko Penyakit Diabetes
Penelitian menunjukkan puasa lebih efektif menurunkan berat badan dan risiko penyakit diabetes dibandingkan menjalani diet pembatasan asupan kalori. (Foto: The Economic Times)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh saat berpuasa. Mulai dari perubahan penggunaan sumber energi bagi tubuh hingga perubahan hormonal.

Dosen Ilmu Gizi Universitas Esa Unggul, Nadiyah S.Gz M.Si CSRS mengungkapkan, secara fisiologis kondisi tubuh yang tidak berpuasa (makan normal) mengalami peningkatan pembentukan simpanan-simpanan sumber energi. Karbohidrat yang dikonsumsi akan disimpan sebagai glikogen dalam otot, dan kelebihannya disimpan dalam bentuk lemak di jaringan tubuh.

Sebaliknya yang terjadi dalam tubuh saat berpuasa adalah persediaan glukosa yang disimpan dalam bentuk glikogen terkuras dan sistem saraf akhirnya mengandalkan glukosa yang dibentuk dari gliserol (bagian dari lemak) serta asam amino (bagian dari protein), yang disebut proses glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru).

"Namun, karena jumlah kedua sumber tersebut (gliserol dan asam amino) sangat terbatas untuk proses glukoneogenesis, tubuh mendapatkan sumber energi dari senyawa keton melalui proses yang disebut ketogenesis yang terjadi di hati. Dari hati, senyawa keton ini akan digunakan sebagai sumber energi untuk otak dan otot saat kita berpuasa," ujar Nadiyah, dalam keterangan tertulis yang diterima iNews.id, Selasa (7/5/2019).

Bagaimana dengan perubahan hormone saat berpuasa? Dia menjelaskan, saat tubuh sedang tidak berpuasa, hormon insulin dominan meningkat, sedangkan saat tubuh puasa, hormon glukagon-lah yang naik. Efek dari peningkatan hormon glukagon adalah peningkatan pemecahan lemak dari jaringan lemak untuk diubah menjadi senyawa keton di hati lalu dikirim ke berbagai organ dalam tubuh sebagai sumber energi.

Selain itu, lanjut dia, penurunan kadar insulin saat berpuasa menyebabkan meningkatnya growth hormone yang penting untuk pertumbuhan, untuk metabolisme tubuh yang sehat, untuk kekuatan otot dan penurunan berat badan.

Nadiyah menekankan puasa pada Ramadan merupakan bulan yang penuh insulin holiday. Puasa mampu meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin/menurunkan resistensi insulin sehingga menurunkan risiko seseorang mengalami penyakit diabetes.

"Penelitian menunjukkan puasa lebih efektif dalam menurunkan berat badan dan efektif menurunkan risiko penyakit diabetes dibandingkan dengan menjalani diet pembatasan asupan kalori," katanya.

Penelitian lain, kata Nadiyah, puasa selama 12 jam dalam sehari selama 1 bulan signifikan menurunkan inflamasi dalam tubuh. Inflamasi yang terjadi secara kronis pada tubuh menyebabkan tubuh rentan mengalami penyakit jantung dan kanker.

Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen dan hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.

Penelitian pada 110 orang yang obesitas menunjukkan puasa signifikan menurunkan tekanan darah, trigliserida darah, kolesterol total dan kolesterol LDL. Penelitian pada hewan menunjukkan puasa mampu menunda aging/penuaan sel dan memperpanjang umur.

"Manfaat-manfaat puasa di atas tentunya akan bersifat sustain bila kita mampu mengelola pola makan saat berbuka dan sahur. Dimulai dengan cara kita berbuka yang baik dan bijak, tidak berlebihan," kata Nadiyah.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut