Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Pertengahan Juni, IDI: Penanganan Jangan Terlambat
JAKARTA, iNews.id - Kasus positif Covid-19 terus melonjak pascalibur Lebaran 1442 Hjiriah. Ini disebabkan mobilitas masyarakat meningkat yang berpotensi menyebabkan penyebaran infeksi.
Peran tenaga kesehatan (nakes) sangat diperlukan untuk mengatasi puncak lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi bakal terjadi pada pertengahan Juni 2021.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng Mohammad Faqih meminta para nakes tidak terlambat dalam menangani kasus Covid-19. Menjadi tantangan mengingatkan masyarakat untuk pemeriksaan ketimbang mengatur kesiapsiagaan para dokter dalam mengatasi Covid-19.
“Kami hanya bisa mewanti-wanti dokter, apabila sudah ada gejala, sebaiknya tangani dengan cepat. Kami telah membicarakan dengan pakar bahwa early intervension itu akan lebih baik untuk tidak meningkatkan angka kematian,” ujarnya dr Daeng dalam Live Streaming Komisi IX DPR RI Raker dengan Menteri Kesehatan RI @DPR RI, Kamis (27/5/2021).
Menurut dr Daeng, angka kematian didapat dari kasus Covid-19 yang terlambat ditangani. Saat ini, terdapat banyak kasus positif yang tidak bergejala, kalau dalam pedomannya seseorang harus melakukan isolasi mandiri. Tapi ada data terbaru walaupun tidak bergejala, namun kalau positif, maka disarankan untuk pemeriksaan rontgen.
“Kalau sudah ada tanda Ground-glass opacities (GGO)/peningkatan pelemahan dalam paru, meski tidak ada sesak, tapi dalam kasus ini mendadak-mendadak sesak dan berat. Jadi yang sudah ada GGO tapi tidak ada sesak, para pakar sudah menyarankan sebaiknya dirawat dan jangan isolasi mandiri, karena kondisi ini bisa sesak dan jatuh berat,” katanya.
Editor: Dani M Dahwilani