Siapa Sebenarnya Dokter Benjamin Paulus yang Dilantik Jadi Wamenkes? Faktanya Mengejutkan!

JAKARTA, iNews.id - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Benjamin Paulus Octavianus sebagai Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) hari ini, Rabu 8 Oktober 2025. Siapa sebenarnya Benjamin Paulus ini?

Benjamin Paulus Octavianus lahir pada 13 September 1963. Dia merupakan anak dari pendiri Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) Batu, Malang, Jawa Timur, yaitu Pdt. Petrus Octavianus. 

Baca Juga

Mengapa Bayi Suka Memasukkan Kakinya ke Mulut?

Sebagai dokter spesialis Paru dan Respirasi (Pulmonologi), gelar dokternya adalah dr Benjamin Paulus Octavianus, Sp.PKR. Dia juga memiliki gelar tambahan yaitu FISR yang bermakna 'Fellow of Indonesian Society of Respirology'. 

FISR adalah sebuah pengakuan bagi dokter spesialis paru yang menunjukkan kompetensi, pengalaman, dan dedikasinya di bidang penyakit paru melalui proses seleksi dan pengakuan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) atau Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Indonesia. 

Baca Juga

Benjamin Paulus Dilantik Prabowo Jadi Wamenkes

Riwayat Pendidikan Dokter Benjamin Paulus

Dokter Benjamin Paulus Octavianus akrab disapa dr Benny. Dia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, pada 1994. Dokter Benjamin mendapat gelar spesialisnya dari Universitas Brawijaya, Malang, pada 2004. 

Dalam praktiknya sebagai dokter spesialis, dr Benny hingga sekarang masih tercatat berpraktik di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (PIK) di bagian paru. Dia juga diketahui berpraktik di beberapa rumah sakit lainnya. 

Baca Juga

Benjamin Paulus Merapat ke Istana, Dilantik Jadi Wamenkes?

Dokter Benny tercatat sebagai anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 

Catatan iNews.id mengungkap, dr Benny pernah diangkat menjadi Staf Khusus Bidang Kesehatan di Kementerian Pertahanan era Prabowo Subianto. Di momen itu, dr Benny rutin memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, termasuk soal Covid-19 yang kala itu merebak luas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Editor: Muhammad Sukardi