Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Megawati Minta Relawan Kesehatan PDIP Tak Pilih-Pilih saat Menolong Orang
Advertisement . Scroll to see content

Stunting Jadi Masalah Gizi di Indonesia, Ini 4 Prioritas Kemenkes

Jumat, 18 Januari 2019 - 17:15:00 WIB
Stunting Jadi Masalah Gizi di Indonesia, Ini 4 Prioritas Kemenkes
Biasakan anak konsumsi makanan sehat. (Foto: Kidsworldfun)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Stunting pada anak masih menjadi masalah gizi utama di Indonesia, selain obesitas. Meskipun menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 angka stunting menurun, tetapi persentasenya masih di atas 30 persen atau tiga dari 10 anak.

Padahal, World Health Organization (WHO) hanya memperkenankan dua anak dari 10 yang menderita stunting. Di Indonesia, angka anak yang stunting mencapai 30,8 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa masalah stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena masih di atas ambang batas 20 persen. Itulah sebabnya di tahun ini, Kementerian Kesehatan RI fokus memprioritaskan kesehatan ibu dan anak, serta menekan angka stunting.

"Perbaikan gizi masih perlu dioptimalkan, upaya Kementerian Kesehatan dalam Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga difokuskan pada empat prioritas," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg Widyawati, MKM, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima iNews.id, Jumat (18/1/2019).

Empat prioritas itu di antaranya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), perbaikan gizi khususnya penurunan prevalensi stunting, serta penurunan penyakit menular dan tidak menular.

Sebab berdasarkan data Riskesdas 2018, angka anemia pada ibu hamil meningkat menjadi 48,9 persen dari yang sebelumnya 37,1 persen (Riskesdas, 2013). Masalah ini tentunya terkait dengan fakta yang menunjukkan bahwa 70-80 persen ibu hamil belum tercukupi konsumsi energi dan proteinnya.

"Pendekatan keluarga dilakukan sebagai strategi perubahan perilaku yang dimulai dari keluarga dan masyarakat dalam penerapan gizi seimbang. Hal itu dilakukan dengan mengedepankan konsumsi ikan, sayur dan buah, serta pengenalan terhadap risiko penyakit," ucapnya. 

Selain itu yang perlu diperhatikan dalam menekan stunting adalah periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mana merupakan periode sensitif yang menentukan kualitas hidup anak di masa datang.

"Perbaikan gizi dilakukan melalui pendekatan continuum of care dengan fokus pada 1.000 HPK, yaitu mulai dari masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun," ucapnya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut