Tak Hanya Asah Keterampilan Diplomasi, MIS MUN 2024 juga Latih Siswa Berpikir Kritis

JAKARTA, iNews.id - Mentari Intercultural School Jakarta gelar Model United Nations (MUN). Acara ini digadang-gadang mampu menjadi media pembelajaran para siswa untuk mengembangkan berbagai potensi diri, salah satunya keterampilan diplomasi. 

"Simulasi PBB ini sebetulnya bukan hanya mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang public speaking, berdebat dan kolaborasi, tapi juga untuk memecahkan suatu permasalahan yang memang sedang dihadapi dunia," kata MUN Club Faculty Advisor Mentari Intercultural School Jakarta, Ferdinand Victoria.

Baca Juga

Makan 2 Buah Kiwi Sebelum Tidur Ternyata Bisa Turunkan Stres

Tak hanya keterampilan diplomasi, kegiatan yang berlangsung mulai 27 hingga 28  Januari 2024 juga memberikan kesempatan bagi siswa melatih pikiran kritis. Lalu mencari solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan global yang sedang terjadi di berbagai negara dunia. 

“Mereka juga dilatih untuk berdiplomasi dan bernegosiasi satu sama lain serta mencari solusi yang tepat dalam menghadapi krisis atau permasalahan global yang ada,” kata Ferdinand.

Baca Juga

Mentari Intercultural School Jakarta Gelar MUN Conference, Asah Peserta Terampil Berdiplomasi hingga Forum Dunia

Mengusung tema besar Peace, Justice, and Inclusivity Strengthening Communities, Safeguarding Rights, Sekretaris Jendral MIS MUN 2024, Ahmad Moqtav menjelaskan, tema tersebut diharapkan mampu menciptakan lingkungan dunia yang ramah untuk ditinggali oleh warga dunia. 

“Tema utama kami itu Peace, Justice, and Inclusivity Strengthening Communities, Safeguarding Rights. Jadi tujuan kami dari tema tersebut untuk memberitahu generasi muda cara membuat komunitas dan lingkungan yang sustainable untuk kedepannya,” tuturnya.

Di sisi lain, Sasha Moein selaku Wakil Sekretaris Jenderal dari MIS MUN 2024 menjelaskan lima tema yang menjadi fokus pembahasan seperti Melindungi Para Wartawan dari Kriminal di Daerah Peperangan, Membantu Status Ekonomi Masyarakat yang Termarginalisasi, Mengatasi rintangan perdamaian dan keamanan di Sahel Afrika, Melindungi Perempuan dari Perdagangan Manusia dan Seks, dan Memastikan Akses Air Bersih ke Daerah-Daerah Rentan.

Editor: Dini Listiyani