Tak Sulit, Begini Cara Orangtua Siapkan Bekal Anak Demi Mencegah Stunting
JAKARTA, iNews.id – Tantangan orangtua zaman sekarang bukan hanya sekadar mendidik anak. Menyediakan makanan bergizi demi mencegah stunting dan rasanya disukai anak-anak juga diakui tak mudah dilakukan orangtua.
Mengapa bisa terjadi seperti itu? Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Pulau Taliabu Zahra Aliong Mus mengatakan, terkadang orangtua kurang kreatif saat menyediakan makanan. Bergizi itu harus, tapi cara menghidangkan yang nikmat juga menjadi faktor utama anak-anak mau makan.
"Anak disuruh makan ikan, udang, atau cumi yang kaya protein tidaklah mudah. Orangtua khususnya para ibu harus kreatif memasak olahan ikan atau seafood agar anak berselera. Kalau perlu jadikan abon agar anak-anak mau makan," kata Zahra dalam diskusi bertajuk “Nyalakan Mimpi dengan Cukup Gizi” yang digelar di People and Place, Synthesis Huis, belum lama ini.
Zahra menambahkan, gizi seimbang harus sudah diberikan orangtua pada anak sejak kecil. Bahkan sepatutnya sejak anak masih dalam kandungan, si ibu harus peduli pada asupan makanannya.
"Orantua juga bisa mencegah stunting pada anak. Mulai dari hal yang dbutuhkan sehari-hari, yakni makanan lezat dan bergizi, katanya.
Diketahui saat ini pemerintah masih terus berupaya menurunkan angka kasus stunting di seluruh penjuru wilayah Indonesia. Hal itu pula yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Taliabu Maluku Utara. Zahra mengatakan, semisalh berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi stunting Kabupaten Pulau Taliabu pada 2023 turun 8,8 persen jika dibandingkan 2021.

“Pada 2021, prevalensi stunting di wilayah kami mencapai angka 32,5 persen. Angka ini turun menjadi 23,7 persen pada 2023,” ujar Zahra.
Selain memberikan makanan bergizi kaya protein, salah satu strategi yang dilakukan adalah meluncurkan program yagame atau Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Melalui program itu, sejumlah tokoh berpengaruh diajak untuk menjadi Bapak Asuh. Mereka bertugas mengintervensi keluarga, khususnya yang berisiko melahirkan anak stunting, di wilayah Kabupaten Pulau Taliabu untuk mendapatkan bahan makanan yang bergizi, sanitasi, dan perumahan layak huni.
“Kami menggencarkan edukasi pencegahan pernikahan dini di kalangan remaja. Ada edukasi pada remaja putri yang belum memiliki kematangan psikologis serta pengetahuan memadai mengenai kehamilan dan pola asuh anak. Hal inilah yang memicu angka kasus stunting," kata Zahra.
Editor: Elvira Anna