Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Doa agar Haid Cepat Keluar, Muslimah Harus Tahu!
Advertisement . Scroll to see content

Ternyata, Kram Menstruasi Sama Sakitnya dengan Serangan Jantung

Rabu, 28 Februari 2018 - 23:17:00 WIB
Ternyata, Kram Menstruasi Sama Sakitnya dengan Serangan Jantung
Tak jarang sebelum atau selama menstruasi para perempuan merasakan sakit kram di perut bagian bawah.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Setiap bulannya para perempuan mengalami periode menstruasi. Namun, tak jarang sebelum atau selama menstruasi para perempuan merasakan sakit kram di perut bagian bawah.

Memang tak semua perempuan merasakan gejala demikian, tetapi jika Anda adalah salah satu dari mereka yang merasakan nyeri atau kram perut ketika pra menstruasi dan saat menstruasi, waspadalah.

Sebab, baru-baru ini seorang dokter menyebutkan jika sakit kram karena menstruasi pada perempuan, sama sakitnya dengan serangan jantung. Hal itu dikemukakan John Guillebaud, seorang profesor kesehatan reproduksi di University College London, Inggris kepada Quartz.

"Rasa kram menstruasi, hampir sama buruknya dengan serangan jantung. Masa sakit yang buruk ini mengganggu kehidupan sehari-hari untuk satu dari lima wanita," ujar John, seperti dikutip dari Independent, Rabu (28/2/2018).

Namun, lanjut dia, hingga saat  ini masih banyak dokter merekomendasikan obat penghilang rasa sakit atau penghilang nyeri kram meskipun sesungguhnya sering tidak berdampak apa-apa.

Dua penyebab mengapa perempuan mengalami rasa nyeri di bagian perut sebelum dan saat menstruasi adalah dismenore serta endometriosis. Dismenore sendiri merupakan bahasa medis dari nyeri haid.

Sementara itu, endometriosis merupakan gangguan pada jaringan yang biasanya melapisi rahim. Gejalanya sendiri meliputi nyeri, kelelahan, masalah usus dan kandung kemih, serta ketidaksuburan. Diperkirakan, satu dari 10 wanita mengalami gangguan ini.

Penyebab endometriosis dan dismenore hingga kini belum teridentifikasi. Hal ini diperkirakan karena kurangnya penelitian dan kesadaran terkait kesehatan  menstruasi.



Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut