Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dokter Reisa Ungkap Gejala Khas Omicron: Batuk, Pilek dan Demam
Advertisement . Scroll to see content

Varian BA.2 Son of Omicron Terdeteksi 252 Kasus di Indonesia, Dunia 90 Persen Masih Didominasi BA.1

Selasa, 01 Maret 2022 - 20:37:00 WIB
Varian BA.2 Son of Omicron Terdeteksi 252 Kasus di Indonesia, Dunia 90 Persen Masih Didominasi BA.1
Ilustrasi Omicron (iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Mutasi varian Omicron (BA.1) yakni varian BA.2 dengan julukan ‘Son of Omicron’ sudah masuk ke Indonesia sejak pertengahan Februari 2022 lalu.

Menurut data yang dipaparkan Kementerian Kesehatan RI melalui Juru Bicara Covid-19, dr. Siti Nadia Tarmizi, Kemenkes telah mendeteksi sekitar 252 varian BA.2 yang dikenal sebagai varian siluman tersebut.

“Sebenarnya kita sudah mendeteksi varian ini, jumlah BA.2 saat ini sudah terdeteksi 252. Memang BA.2 ini dia dikatakan lebih cepat menular dan meningkatkan tingkat keparahan,” katanya dr. Nadia.

Akan tetapi dr. Nadia mengonfirmasi dari pola yang ada saat ini kasus positif Covid-19 secara global masih didominasi oleh varian Omicron (BA.1).

“Tapi dari pola yang ada saat ini, bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia itu 90 persen didominasi oleh varian Omicron BA.1,” kata dr. Nadia lagi.

Dia mengatakan, masyarakat tak perlu memusingkan jenis mutasi varian virus corona yang ada. Sebab, apa pun jenis variannya, upaya pengendalian tetap pada testing, tracing dan treatment, protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 primer lengkap serta dua dosis dan dosis lanjutan ketiga atau booster.

Inilah mengapa, pemerintah saat ini terus menggenjot upaya percepatan cakupan vaksinasi. Diharapkan begitu memasuki bulan Ramadan pada April mendatang, masyarakat sudah bisa kembali beraktivitas sedikit lebih normal.

Menurut dr. Nadia apapun varian Covid-18, kuncinya tetap sama yaitu 3T, prokes 3M, dan vaksinasi. Selain itu pemerintah juga sedang melakukan percepatan vaksinasi primer dan booster yang harus selesai secepat mungkin. 

"Sesuai dengan arahan pak Menteri Kesehatan, kita harus 70 persen dosis lengkap semua sebelum kita masuk Ramadan, supaya bulan Ramadan tahun ini kita bisa melakukan berbagai aktivitas yang pernah kita lakukan,” tutur dr. Nadia.

Editor: Dyah Ayu Pamela

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut