Waspada, Makanan Lebaran Bersantan yang Sering Dipanaskan Bisa Picu Penyakit
JAKARTA, iNews.id - Pada umumnya, sajian Hari Raya Idul Fitri dibuat dalam porsi banyak dan biasanya tidak habis dalam satu kali penyajian. Alhasil, panganan yang identik dibuat dengan santan itu mengalami beberapa kali proses pemanasan. Namun, berapa kali makanan bersantan boleh dipanaskan?
Ahli gizi dari Mayapada Hospital Kuningan, Christina Andhika Setyani menjelaskan, makanan apa pun yang mengalami pemanasan berulang pasti akan mengurangi nilai gizi bahkan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.
"Misalnya rendang, jika dipanaskan berulang ulang pasti rasanya makin enak. Ya, sebenarnya memang makin enak dari segi rasa di mulut, tetapi dari efek jangka panjangnya yang tidak enak," kata Andhika di Jakarta, Minggu (24/2020).
Christina menjelaskan, santan yang dipanaskan berulang kali atau mengalami proses pemasakan yang panjang akan merubah kandungan lemak di dalamnya menjadi lemak jenuh.
"Lemak jenuh inilah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke," kata dia.
Kendati demikian, ada beberapa trik untuk memasak makanan bersantan agar jadi lebih aman untuk tubuh.
"Sebaiknya saat memasak makanan yang menggunakan santan, masukkan santan terakhir sesaat masakan akan matang," kata Christina.
Memasak santan sebenarnya tidak perlu terlalu lama, karena jika santan dimasak terlalu lama, maka santan akan mengeluarkan minyak dan lapisan minyak inilah yang berbahaya karena mengandung lemak jenuh.
Jika memang harus dipanaskan, maka sebisa mungkin panaskan seminimal mungkin dan jangan sampai terbentuk lapisan minyak di atasnya.
"Supaya tidak menjadi bumerang untuk kesehatan kita, maka sebaiknya barengi konsumsi makanan berlemak tinggi dengan serat dua kali lipat lebih banyak, aktivitas fisik dan konsumsi air putih yang cukup," kata dia.
Editor: Tuty Ocktaviany