Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Data CKG Sekolah Rakyat: Banyak Anak Indonesia Alami Masalah Gigi
Advertisement . Scroll to see content

Waspada, Napas Lewat Mulut Bisa Picu Masalah Gigi

Senin, 01 September 2025 - 18:44:00 WIB
Waspada, Napas Lewat Mulut Bisa Picu Masalah Gigi
Bernapas lewat mulut dapat memicu masalah gigi di kemudian hari. (Foto: Ilustrasi AI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Apakah si kecil lebih sering bernapas lewat mulut? Jika iya, kebiasaan itu harus dihentikan sekarang juga, karena ada risiko masalah gigi di kemudian hari. 

Menurut Dokter Spesialis Ortodontis Bethsaida Hospital Dental Center, drg Fauzia Adhiwidyanti, Sp.Ort, kebiasaan bernapas lewat mulut umumnya terjadi karena adanya kesulitan bernapas melalui hidung. 

"Saat aliran udara melalui hidung berkurang, sisa udara akan dipaksakan keluar melalui mulut. Jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus, ada risiko terjadinya masalah gigi dan rahang di masa depan," kata drg Fauzia dalam keterangan resminya, Senin (1/9/2025).

Lebih lanjut, drg Fauzia menjelaskan seseorang bisa bernapas lewat mulut disebabkan oleh gangguan pada rongga pernapasan atas yang mengurangi aliran udara melalui hidung. Efeknya, tubuh secara otomatis menggunakan mulut sebagai jalan keluar udara. 

Ilustrasi anak tidur. (Foto: Ilustrasi AI)
Ilustrasi anak tidur. (Foto: Ilustrasi AI)

Faktor lain yang membuat seseorang bernapas lewat mulut, yaitu: 

1. Alergi, sinusitis, atau pilek berkepanjangan yang menyumbat hidung
2. Pembesaran tonsil (amandel) yang menghalangi saluran pernapasan
3. Bentuk hidung yang tidak normal, seperti penyempitan rongga hidung

"Ketika masalah bernapas lewat mulut ini terjadi pada anak-anak yang masih dalam fase pertumbuhan, dampaknya bisa lebih signifikan," ungkap drg Fauzia. 

Dampaknya antara lain, lengkung gigi atas menjadi sempit, gigi maju, gigitan terbalik di gigi belakang, atau pun gigitan terbuka di gigi depan. Masalah itu dapat menyulitkan aktivitas pengunyahan maupun memotong makanan. 

"Bahkan, bisa juga menyebabkan mulut kering akibat berkurangnya produksi saliva, sehingga kebersihan mulut terganggu yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang dan penyakit gusi (periodontal)," kata drg Fauzia. 

"Lalu, dampak lainnya adalah gangguan perkembangan wajah, terutama pertambahan vertikal sepertiga bawah wajah yang dikenal sebagai kondisi long face," tambahnya. 

Jika anak Anda mengalami masalah bernapas lewat mulut, maka perawatan ortidontik dapat menjadi solusi, dengan membantu memperbaiki posisi gigi, memotivasi anak untuk bernapas lewat hidung, serta mencegah risiko komplikasi jangka panjang.

"Perawatan ortodontik tidak hanya memperbaiki gigi, tapi meningkatkan kesehatan mulut dan kualitas hidup secara keseluruhan," ungkap dr Pitono selaku Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong. 

"Perawatan ini penting dilakukan sejak dini, terutama bagi anak-anak, agar pertumbuhan gigi dan wajah tetap optimal. Dengan penanganan tepat, kami tidak hanya memperbaiki gigitan dan estetika gigi, tapi juga meningkatkan kesehatan mulut, bentuk wajah, dan kualitas hidup anak," papar drg Fauzia. 

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut