Waspada Pneumonia 'Misterius' yang Menyerang China, Begini Gejalanya
JAKARTA, iNews.id - Munculnya kasus pneumonia misterius yang terjadi di China tengah menggemparkan publik. Sebab, setiap hari, telah terjadi penambahan kasus yang membuat masyarakat khawatir.
Sebagaimana diketahui, pneumonia merupakan kondisi inflamasi pada kantong udara di dalam paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan lansia.
Melansir Aljazeera, Kamis (30/11/2023), infeksi tersebut juga dapat menyebabkan kematian. Bahkan, berdasarkan data dari WHO pada tahun 2022, penyakit pneumonia ini menjadi penyebab kematian terbesar di Asia dan Afrika sub-Sahara.
Lantas, seperti apa gejalanya?
Ada beberapa gejala pneumonia yang perlu diwaspadai. Mulai dari nyeri pada dada, batuk-batuk, demam, serta merasa kelelahan.
Penyakit ini juga memberikan dampak yang buruk pada kondisi tubuh, khususnya paru-paru.
Meskipun demikian, penyakit ini dapat disembuhkan dengan dengan antibiotik. Proses pemulihannya pun membutuhkan waktu satu minggu bahkan bisa sampai lebih dari satu bulan.
Selain itu, WHO juga menyarankan penduduk China untuk mengurangi risiko penyakit pernapasan dengan cara melakukan vaksinasi guna mengurangi kasus pneumonia.
Sebelumnya Pihak dari China’s National Health Commission juga sempat mengaitkan peningkatan kasus pneumonia misterius ini dengan kebijakan Lockdown seperti pada masa meluasnya kasus COVID-19.
Menanggapi peningkatan kasus pneumonia di China, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk lebih berhati-hati. Khususnya pada penumpang, sarana transportasi, muatan, kondisi lingkungan, vektor, hewan dari yang masuk ke Indonesia melalui fasilitas umum yang berasal dari negara terjangkit.
Maxi Rein Rondonuwu selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyarankan, berbagai pihak untuk gencar dalam mengedukasi tentang penyakit pneumonia misterius ini.
“Seluruh pihak diminta untuk menggencarkan upaya promosi kesehatan berupa edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit pneumonia,” kata Maxi melalui keterangan resminya.
Editor: Siska Permata Sari