Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Eks Direktur WHO Soroti Kasus Cacingan di Bengkulu, Salahkan Pemerintah?
Advertisement . Scroll to see content

WHO Dukung Indonesia Bikin Obat Herbal Naik Level, Ini Buktinya!

Senin, 20 Oktober 2025 - 20:18:00 WIB
WHO Dukung Indonesia Bikin Obat Herbal Naik Level, Ini Buktinya!
Ilustrasi jahe merah. (Foto: Ilustrasi AI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengapresiasi komitmen Indonesia dalam mengembangkan obat herbal. Bahkan, WHO siap berkolaborasi untuk menaikkan level obat herbal Indonesia di mata dunia. 

Salah satu langkah yang dilakukan adalah bersama-sama menyusun sistem jaminan mutu serta riset ilmiah di bidang herbal. Dengan begitu, herbal dapat terus diperkuat sehingga dapat menghasilkan produk yang aman, efektif, dan berkelanjutan. 

Di Indonesia, ekosistem obat herbal terus didorong untuk menerapkan Good Manufacturing Practice for Herbal Medicine (GMP) atau CPOBAB/CPOTB yang menjadi dasar setiap proses produksi obat bahan alam. 

"Kami berperan sebagai platform global untuk memperkuat kolaborasi dan konvergensi regulasi di bidang obat herbal," kata Kepala WHO–International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (WHO–IRCH) dr Kim Sungchol dalam keterangan resminya, Senin (20/10/2025). 

WHO menilai potensi biodiversitas Indonesia sangat strategis dalam mendukung konsep 'Local Wisdom for Global Health', yaitu pemanfaatan bahan baku lokal untuk pengembangan produk herbal yang memenuhi standar mutu dan keamanan dunia. 

Industri herbal nasional yang telah menciptakan ekosistem yang melibatkan petani, akademisi, serta sektor swasta untuk memanfaatkan bahan lokal seperti jahe merah adalah PT Bintang Toedjoe. 

Menurut Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mohamad Kashuri, perusahaan tersebut telah berhasil melakukan pengembangan inovatif produk berbasis jahe merah yang kini telah dipasarkan secara global. 

Dengan keterlibatan WHO-IRCH, lanjut Kashuri, itu berarti kapasitas otoritas regulasi nasional semakin kuat guna memastikan mutu, keamanan, dan khasiat obat herbal, sekaligus mendorong integrasi berbasis bukti ilmiah ke dalam sistem kesehatan nasional. 

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan riset herbal berbasis sains untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan produk. 

"Dengan hadirnya WHO-IRCH dan BPOM, ini menjadi bukti nyata atas komitmen kami untuk tetap konsisten dalam menjaga standar tertinggi dalam regulasi, mutu, dan inovasi berkelanjutan demi kemajuan industri obat herbal nasional," ungkap Fanny. 

"Komitmen kami jelas yaitu menjalankan praktik produksi yang memenuhi standar nasional dan internasional," tambah Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady.

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut