25 Tahun Berkarya di Industri Musik, Ryo Domara Ungkap Rahasianya
JAKARTA, iNews.id – Tidak banyak penyanyi yang bertahan lama di industri musik, berbeda dengan Ryo Domara. Selama 25 tahun ini, dia masih bertahan dan tetap berkarya. Apa rahasianya?
Memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Banyak perjuangan yang telah dia lalui selama ini dan tidak semuanya berjalan mulus.
Ryo mengawali karier sebagai seorang sales di suatu perusahaan. Namun, dia mulai merasa tidak menemukan apa yang diinginkan selama ini. Dia pun langsung meminta izin kepada keluarga untuk menekuni minatnya dalam bidang bermusik.
"Awalnya keluarga saya nggak ada yang dukung, apalagi karena saya juga anak sulung. Tapi karena proses yang panjang, ayah saya akhirnya ngizinin saya untuk pergi ke Jakarta,” ujar Ryo Domara saat menjadi bintang tamu Musik Asyik iNews.id, Studio 1, iNews Center, Jakarta, Kamis (16/01/2020).
Perjuangannya Ryo pada awal karier bermusiknya tidak mudah. Dia sempat luntang lantung di jalanan tanpa tahu harus kemana memulai karier bermusiknya. Tidur beralaskan kardus di sebuah parkiran mal di Jakarta Timur pun dijalani oleh Ryo.
Suatu hari, Ryo melihat sekelompok orang yang bermain musik dan mencari tahu tentang mereka. Dengan bermodalkan keberanian dan rasa ingin tahu, Ryo mulai mendekati sekelompok orang yang bermain musik tersebut.
Awalnya, Ryo hanya menjadi tukang sapu hingga menjadi penjaga studio agar bisa dekat dengan para musisi. Tak disangka, hal itu menjadi awal pertemuan Ryo Domara dengan Sandy Pas Band.
Setelah itu, dia mulai belajar di studio musik tersebut dan namanya mulai dikenal di kalangan musisi pada masa itu. Tak berhenti di situ, Ryo mengikuti audisi yang diselenggarakan secara tertutup oleh Erwin Gutawa. Dia menyeleksi orang untuk menyanyikan lagu Hilangnya Seorang Gadis dalam album Rockestra.
Dalam perjalanan kareirnya, dia juga aktif menjadi pengajar bagi artis-artis yang ingin belajar menyanyi.
"Alhamdulillah, sebelumnya gue sempat ngajar-ngajar dikit kalau tiap ada yang mau take vocal gue disuruh datang dan itu gratis. Sempat ngajar artis-artis kayak Teuku Wisnu, Titi Kamal, artis FTV banyak yang gue ajarin," ujar Ryo.
Menurutnya, menjadi seorang solois seperti sekarang tidak ada sesuatu yang harus dibedakan. Semua bisa dijalani asalkan waktunya pas.
"Tantangan menjadi solois itu ya terletak di bagaimana kita percaya dan nggak malu dengan karya kita sendiri. Kalau kita malu, semuanya akan hancur," ucap Ryo.
Editor: Tuty Ocktaviany