5 Band Populer Era 2000-an, Lagunya Masih Enak Didengar hingga Sekarang
JAKARTA, iNews.id - Tak dipungkiri, pada era 2000-an banyak musisi atau band bermunculan dengan lagu-lagunya yang nge-hits kala itu. Jangan heran karya band populer era 2000-an ini masih enak didengar hingga ke anak-anak milenial.
Meski sebagian personelnya kini sudah tidak lengkap, bahkan ada yang diganti, namun lagu mereka masih melekat di hati bagi para pecinta musik. Misalnya Dewa 19, band ini sudah ada sejak era 1990-an dan karyanya semakin melejit hingga era 2000-an
Selain Dewa 19 ada beberapa band populer era 2000-an lainnya yang juga patut masuk dalam daftar kenangan Anda. Siapa saja mereka?
1. Sheilla on 7

Band legendaris satu ini, hampir semua lagunya digemari oleh para pecinta musik. Lirik dan musiknya yang terdengar sederhana, namun memiliki banyak makna Sheila on 7 menjadi band yang kini masih populer seakan tak lekang oleh perubahan zaman. Terbentuk sejak 6 Mei 1996 di Yogyakarta, mulanya band ini adalah sekumpulan anak sekolah, yaitu personelnya seperti Duta, Eross, Adam, Sakti, dan Anton. Namun Sakti dan Anton harus pamit, dan akhirnya digantikan oleh Brian sebagai drummer.
2. Peterpan

Nama band Peterpan tentunya sudah melekat di hati para pecinta musik Tanah Air. Band asal Bandung, Jawa Barat yang dibentuk pada 2000 ini personelnya terdiri dari Ariel (vokal, gitar akustik, tamborin), Andika (kibor), Indra (gitar bas), Lukman (gitar utama), Reza (drum, perkusi) dan Uki (gitar ritme).
Beberapa lagu Peterpan yang paling hits yaitu seperti Ada Apa Denganmu, Yang Terdalam, Menghapus Jejakmu, Walau Habis Terang hingga Separuh Aku. Namun sayangnya satu persatu anggota personel Peterpan ini harus hengkang. Untuk itu namanya pun berganti menjadi Noah, yaitu terdiri dari Ariel, Lukman, dan David.
3. Ada Band

Kemudian band populer era 2000-an ada Ada Band. Dibentuk tanggal 18 November 1996. Grup ini awalnya didirikan oleh Dika Satjadibrata (Bass), Ibrahim Imran (Lead Vocal dan Guitar), Krishna Balagita (Keyboard & Piano), Iso Eddy Himawarso (Keyboard dan Synthesizer) dan Eel Ritonga (Drum). Namun di tengah perjalanan kariernya grup ini mengalami banyak pergantian personel.
Sejak 2017, Donnie Sibarani keluar dari ADA Band dengan alasan ingin bersolo karier pelayanan di Gereja, yang kemudian pada 2020 ADA Band resmi mengumumkan bahwa Indra Perdana Sinaga, menggantikan posisi Donnie
Beberapa lagu yang populer seperti Masih (Sahabatku, Kekasihku), Manusia Bodoh dan Karena Wanita (Ingin Dimengerti) hingga Setengah Hati.
4. Padi

Selanjutnya adalah Padi yang kini berganti menjadi nama Padi Reborn. anggotanya terdiri dari Ari Tri Sosianto (gitar, backing vocal), Andi Fadly Arifuddin (vokal), Surendro Prasetyo atau Yoyo (drum), Rindra Risyanto Noor (bass), dan Satriyo Yudi Wahono atau Piyu (gitar, backing vocal). Grup musik ini memulai debut mereka di dunia musik Indonesia pada penghujung 1990-an melalui singel Sobat dalam album kompilasi Indie Ten.
Lagu-lagu Padi Reborn yang paling populer di antaranya Kasih Tak Sampai, Semua Tak Sama, Sobat, Menanti Sebuah Jawaban, hingga Harmony.
5. Kerispatih

Lagu-lagu Kerispatih kerap memiliki makna yang mendalam, alur musiknya pun mayoritas melow. Kerispatih terbentuk pada tanggal 22 April 2003 atas prakarsa 4 orang mahasiswa Institut Musisi Indonesia, Arief, Badai, Andika, dan Anton. Awalnya mereka membentuk band bertemakan instrumental etnik, yang mereka gubah dalam aransemen baru.
Kemunculan pertama mereka adalah di acara Farabi Sunday tanggal 22 April 2003. Merekapun merekrut Sammy, rekan mereka di kampus, yang merupakan salah satu finalis 30 besar Indonesian Idol I/2004, sebagai vokalis. Namun karena beberapa persoalan akhirnya personel Kerispatih berganti satu persatu. Misalnya Sammy yang harus keluar karena tersandung masalah narkotika. Kemudian Badai yang menjadi salah satu ruh band ini juga keluar.
Kerispatih merilis album pertama mereka bertajuk Kejujuran Hati. Singel-singel yang dirilis di album ini adalah antara lain Kejujuran Hati, Cinta Putih, dan Lagu Rindu. Album ini mendapat Platinum Awards pada 2006.
Editor: Elvira Anna