Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemprov DKI Jakarta Susun Perda Lembaga Adat Masyarakat Betawi, Atur Penggunaan Ondel-Ondel
Advertisement . Scroll to see content

Gelar Lenong Kestra Yu Niti, Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading Gabungkan Budaya dan Musik

Sabtu, 11 November 2023 - 23:23:00 WIB
Gelar Lenong Kestra Yu Niti, Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading Gabungkan Budaya dan Musik
Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading menggelar konser seni budaya bertajuk 'Lenong Kestra Yu Niti'. (Foto: iNews/Syifa Fauziah)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading menggelar konser seni budaya bertajuk 'Lenong Kestra Yu Niti'. Acara ini digelar di iNews Tower Jakarta, Sabtu (11/11/2023) malam.

Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Hal tersebut disampaikan Ketua Sie Seni Budaya Paroki Kelapa Gading, gereja St Yakobus, Elisabeth Noviana Chandra.

"Kenapa sumpah pemuda? Karena lebih pada kesatuan makanya makanya judulnya Yu Niti Lenong Kestra. Di mana kita gabungkan banyak elemen musik tradisi dan modern kemudian dari lintas agama, genre, dan usia," kata Elisabeth Noviana Chandra kepada media di iNews Tower, Sabtu  (11/11/2023).

Konser seni budaya ini mengangkat cerita yang cukup ringan tentang seorang wanita bernama Upik yang berasal dari Minang suka dengan Boim yang berasal dari Betawi. Keduanya harus sama-sama menurunkan ego masing-masing agar bisa bersatu.

"Yang satu matrilineal dan satunya patrilineal, terus mereka menurunkan ego biar bisa bersatu. Sebenarnya ceritanya sederhana tapi dikemas dengan banyak alat musik dan tradisi," ujar dia.

Cerita ini juga dibalut dengan seni teater khas Betawi yaitu lenong. Menurutnya mengemas dengan lenong bisa lebih bebas mengekspresikan secara lebih lucu. "Kita tinggal di Jakarta, identik dengan Betawi," kata dia.

Wanita yang akrab disapa Novi ini menceritakan proses pengerjaan yang cukup panjang. Dia bersama timnya membuat konsep acara sejak Oktober 2022 lalu. Kemudian mulai penggarapan serius tiga bulan terakhir ini.

"Ibaratnya seperti mencakul di tanah tandus, jadi kadang-kadang cangkulnya patah, dalam artian patah semangat tapi karena kita mau cari cangkul baru. Proses ini mendewasakan kita untuk lebih concern lagi pada budaya, karena kalau bukan kita siapa lagi," ujar dia.

Novi pun berpesan kepada generasi muda bahwa boleh menyukai budaya luar tapi juga harus memberikan ruang untuk budaya sendiri.

"Semoga nanti yang nari atau terlibat bukan kita yang tua, kita mau buka jalan, nggak ada negara yang punya kebudayaan seunik, sekaya, dan sebagus Indonesia. Kalau kita bisa garap dengan benar anak muda kita yang bahagia."

Editor: Siska Permata Sari

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut