Giring Ganesha Sempat Grogi Bawakan Lagu Sendiri Ciptaan Guruh Sukarno Putra
JAKARTA, iNews.id - Penyanyi Giring Ganesha bawakan kembali lagu 'Sendiri' karya musisi senior Guruh Sukarno Putra. Lagu itu kemudian turut masuk dalam album yang berjudul Puspa Ragam Karya Guruh Sukarno Putra yang baru saja dirilis.
Lagu ini sekaligus menjadi karya perdana Giring setelah sempat vakum dari industri musik. Dirinya pun mengaku sempat merasa belum siap untuk kempali turun ke dapur rekaman.
"Saya waktu itu posisinya belum siap untuk keluarin single atau bersolo karier, tapi waktu aku coba dengerin memang lagunya luar biasa banget," ujar mantan vokalis band Nidji ini dalam konferensi pers virtual, Jumat (14/8/2020).
Tak hanya itu, dirinya juga sempat merasa tak percaya diri dalam membawakan lagu ini. Selain karena dirinya sudah lama tidak bernyanyi, Giring juga merasa terbebani karena lagu ini sebelumnya dibawakan oleh sang maestro, Chrisye.
"Aku sudah lama nggak nyanyi, sudah lama nggak masuk dapur rekaman. Jadi punya rasa tidak percaya diri yang tinggi, apalagi ini lagu almarhum Chrisye. Sampai depan mic saya masih grogi sendiri, tapi begitu mendengarkan aransemennya, lagunya jadi 180 derajat berbeda dengan aslinya. Jadi saya punya spirit yang baru," kata Giring.
Giring pun mengaku tak banyak berharap dari pembuatan lagu ini. Pasalnya, dia merasa tak percaya diri dapat melakukannya dengan cukup baik. Namun begitu, hingga saat ini video musik ini telah diunggah dan ditontong hingga lebih dari empat juta orang.
"Waktu rilis saya nggak mau over expectation, begitu tiba-tiba satu juta, Saya selalu mempertanyakan diri saya terus, sampai tiba-tiba dua juta, dan akhirnya empat juta. Saya nggak bisa ngomong apa-apa lagi dan hanya bisa terima kasih," ujarnya.
Adapun penyanyi-penyanyi yang terlibat dalam album ini di antarnya Noah, Iwan Fals, D’Masiv, Kahitna, Afgan, Geisha, Sheryl Sheinafia, Vidi Aldiano, Ubay Nidji, serta Maizura & JFlow. Semua lagu dikemas ulang dengan aransemen ala generasi milenial dengan tetap mempertahankan ciri khas Guruh Sukarno Putra.
Editor: Tuty Ocktaviany