Igan Andhika Sedih, Kenang saat Jadi Korban PHP di Single Besar Bicara Kecil Cintanya
JAKARTA, iNews.id - Keluar dari ajang pencarian bakat Rising Star Indonesia tidak membuat Igan Andhika puas diri. Penyanyi muda 19 tahun ini merilis sebuah lagu baru berjudul ‘Besar Bicara Kecil Cintanya’ lewat label Warner Music Indonesia, Jumat (6/11/2020).
Lagu ini sekaligus menjadi single pertama bagi Igan Andhika setelah keluar dari Rising Star Indonesia. Bagi Igan, hadirnya single ‘Besar Bicara Kecil Cintanya’ menjadi anthem bagi para korban pemberi harapan palsu (PHP).
“Lagu ini relate banget sama gue. Gue langsung suka saat pertama dengar lagu ini. Gue merasa, lagu ini bisa mewakili perasaan hati yang pernah menjadi korban dari PHP,” ucap Igan seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (6/11/2020).
Single ‘Besar Bicara Kecil Cintanya’ ini ditulis oleh Raguel Lewi yang merupakan komposer lagu pop Indonesia. Sebelumnya, dia telah bekerja dengan beberapa nama besar di industri musik Indonesia, seperti Mytha Lestari, Hanin Dhiya, Mawar de Jongh, dan masih banyak lagi.
“Waktu mendengar suara Igan, entah kenapa gue langsung terbayang kayaknya dia akan cocok untuk menyanyikan lagu yang nuansanya galau. Gue ngerasa anak ini suaranya sangat berkarakter sekali,” kata Raguel tentang Igan.
Sementara itu untuk proses rekaman lagu ini, dapat dibilang cukup memakan waktu. Sebab, Igan harus mengulang rekaman ini hingga tiga kali agar mendapatkan hasil yang memuaskan bagi dirinya.
“Kami mendukung semangat Igan. Kami melihat Igan sanggup untuk memberikan performance yang sangat baik dalam lagu ini, serta melihat Igan sendiri tidak puas dengan hasil rekaman pertama dan kedua,” ujar Barry Maheswara selaku Head of A&R dari Warner Music Indonesia.
“Dari sisi label, kami berkolaborasi bersama untuk mencari formula terbaik dan pada akhirnya kita sama-sama happy dengan hasil yang dicapai pada rekaman ketiga, kita merasa this is it,” ucapnya.
Seperti yang dituturkan Igan, lagu ini bercerita tentang kesedihan korban PHP. Lagu ini memiliki beberapa twist yang dapat dibilang nyeleneh pada lirik lagu yang ‘mengganggu’ di telinga, sebagai salah satu daya tarik yang kuat.
Editor: Tuty Ocktaviany