Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Komplotan Copet saat Konser Musik di Pantai Karnaval Ancol Ditangkap, 21 HP Disita
Advertisement . Scroll to see content

Kata GIGI soal Pentingnya Penghargaan Album Terbaik bagi Musisi

Kamis, 28 Februari 2019 - 17:48:00 WIB
Kata GIGI soal Pentingnya Penghargaan Album Terbaik bagi Musisi
GIGI akan merayakan 25 tahun berkarya. (Foto: iNews.id/Diaz Abraham)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Dahulu penghargaan sering diterima oleh musisi era 1990 hingga 2000-an karena penjualan album mereka yang fantastis. Seiring waktu berjalan, hal ini tidak lagi ditemui saat ini. Apa tanggapan GIGI?

Kenyataan ini terjadi lantaran di era sekarang, banyak album atau single yang dirilis ke pasaran tidak lagi berbentuk fisik seperti cakram padat (CD). Para musisi, umumnya menyuguhkan karya dalam bentuk data, mengingat era digital telah merasuk ke sendi kehidupan.

Namun, perubahan tersebut membuat band legendaris Indonesia yang dulunya produktif memproduksi karya, kini terlihat lesu. Mungkinkah anomali ini disebabkan karena tidak ada apresiasi seperti sedia kala?

Bassist grup band GIGI, Thomas Ramdhan menyebut bila apresiasi tersebut sedikit banyak meningkatkan motivasi para musisi. Lebih lanjut Thomas menilai, perubahan cara menjual karya menjadi bentuk digital ini merupakan bentuk adaptasi musisi terhadap kemajuan teknologi.

“Kalau sekarang band ciptakan lagu dilepas ke internet. Hal itu (penghargaan) bisa juga memacu (produktivitas berkarya), karena memang medianya CD yang dijual ke masyarakat. Dahulu jualannya macam fisik dan awarding menjadi pemicu, bisa juga,” katanya ketika menjadi salah satu band yang manggung di acara musik bertajuk Love Vibe yang digagas oleh ASIA LIVE!, The Pallas, SCBD, Jakarta, Rabu 27 Februari 2019.

Thomas menambahkan, selama ini GIGI lebih menitikberatkan kepada karya yang dibuat, sehingga dapat diterima di masyarakat. Selain itu, lagu tersebut dapat dinyanyikan bersama ketika berada di satu acara sehingga menjadi kebanggaan tersendiri baginya.

“Kalau kita sih dulu senangnya bikin saja, enggak terpengaruh sama itu (penghargaan). Pas manggung terus orang nyanyi, itu saja sih lebih berasa gitu,” ujarnya.

Menurutnya, perubahan menjadi digital ini tidak pernah menyurutkan GIGI terus berkarya. Pola penjualan karya menggunakan internet, lebih menitikberatkan pada pola bisnis mengikuti perkembangan zaman.

Bahkan, perubahan ini memiliki beragam manfaat. Salah satunya, besarnya peluang sebuah karya diterima oleh masyarakat. Pasalnya sekarang, semua orang dapat menikmati karya musik melalui internet yang dikenal tidak memiliki batasan ruang maupun waktu, serta sangat mudah untuk diakses.

“Itu pola bisnis gitu saja. Sebetulnya makin luas kan sekarang, kalau dahulu jualan di kota itu, jalan itu, dan toko itu saja. Tapi kalau sekarang, orang di Arab saja bisa dengar. Di sini bisa dengar lebih luas sebetulnya. Akan kemungkinan orang banyak tahu dia dan balik lagi musik apa yang kita keluarkan,” ucapnya.

Digitalisasi ini membawa dampak lainnya seperti persaingan di belantika musik semakin ketat. Pasalnya, semua musisi dari berbagai negara bisa meluncurkan karyanya ke belahan dunia lain. Hal ini membuat sensasi berbeda, mau tidak mau mereka harus memikirkan persembahan terbaik agar tetap diterima masyarakat.

“Beda (sensasi). Orang sekarang bukan hanya untuk Indonesia, kalau dulu kan terbatas. Orang datang ke Jakarta baru meningkat untuk Indonesia. Kalau sekarang, orang di kampung mana saja bisa bareng, dulunya enggak. Dari luar negeri ke sini, yang sudah punya portal kuat di sini lagi. Apalagi memang portalnya sekarang mereka yang punya,” ucapnya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut