Misteri di Balik Kesenian Kuda Lumping yang Berbau Magis
JAKARTA, iNews.id - Kuda Lumping merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Indonesia , khususnya masyarakat dari pulau Jawa. Tarian ini memakai kuda dari anyaman rotan sebagai ciri khas dari pertunjukannya.
Kuda Lumping biasanya dimainkan oleh 2 sampai 8 orang laki-laki, kecuali di Jawa Timur yang saat ini sudah bisa dimainkan oleh para penari perempuan dan disebut Jathilan. Di Jawa Tengah tarian ini dikenal dengan nama jaran kepang. Sementara di Jawa Barat dikenal dengan nama Kuda Lumping.
Kesenian ini tepatnya berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Banyak orang menganggap tarian ini kental akan unsur mistis. Bagaimana tidak, saat tarian berlangsung, terdapat sesajen dan banyak orang kesurupan, baik penari maupun penonton. Asal-usul dari tarian ini pun beragam.
Konon Kuda Lumping bukanlah tarian atau seni pertunjukkan, jaran kepang merupakan bagian dari ritual menolak bala, mengatasi berbagai musibah, meminta kesuburan pada lahan pertanian, mengharap keberhasilan panen serta supaya masyarakat aman dan tenteram.
Namun ada pula yang mengatakan bahwa tarian tradisional ini lahir dari dukungan rakyat jelata terhadap Pangeran Diponegoro yang berperang melawan kekuatan kolonial Belanda. Ada juga yang mengatakan bahwa tarian ini muncul di era Kerajaan Mataram saat pasukan penunggang kuda yang dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono I berperang melawan penjajah Belanda.
Tarian ini biasanya diikuti dengan atraksi mistis dari para penari yang diawasi oleh dukun. Mantra-mantra pun dibacakan oleh dukun hingga para penari kesurupan. Setelah para penari kerasukan roh halus, beragam atraksi pun dimulai. Ada yang memakan kaca, rumput, menyayat tangan dengan pisau, dibacok dengan golok, mengupas sabut kelapa dengan gigi, mengangkat benda berat, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dipecut oleh cambuk, dan lain sebagainya.
Atraksi ini dipertontonkan dengan tujuan untuk memperlihatkan kekebalan tubuh para penari saat kesurupan. Dalam tarian kuda lumping ini, selendang juga menjadi media tarian. Rupanya selendang juga bisa jadi media mistis, ini seperti yang pernah dialami di sebuah desa yang memiliki sedikit penghuni.
Kabarnya ada satu rumah yang tampak ramai namun saat digeledah rumah tersebut kosong. Ada pula sosok yang mengaku berusia 15 tahun, namun raut wajahnya tua, gigi bagian atas hitam dan tertawa mirip kuntilanak. Mereka semua tanpa sadar, digiring pergi mengenakan selendang berwarna hijau, dan nyaris saja mati. Mau tahu lebih lanjut tentang kisahnya?
Kamu bisa dengerin di Live Jero Podcast Semedi Eps.46 SELENDANG HIJAU PENARIK MAUT, Kamis, 20 juli 2023 pukul 20.00 WIB hanya di Audio+, RCTI+. Segera download aplikasi RCTI+ di App Store atau Google Play sekarang juga!
Editor: Elvira Anna