Wali Getarkan Panggung HUT Pertama Sinetron Dunia Terbalik
JAKARTA, iNews.id – Perayaan hari ulang tahun pertama sinetron Dunia Terbaik berlangsung meriah. Grup band Wali turut menggetarkan panggung dan membuat seluruh penonton di KKO Cilandak, Jakarta Selatan terhibur.
Sinetron komedi Dunia Terbalik, kini merayakan hari ulang tahun pertamanya bersama para pemain dan masyarakat. Para pemain seperti Agus Kuncoro, Indra Birowo, Sutan Simatupang, Bambang Chandra Bayu, Mieke Amalia, Idrus Madani, hingga Felicya Angelista turut hadir merayakan hari spesial sinetron Dunia Terbalik produksi MNC Pictures.
Tak hanya para pemain, grup musik Tanah Air yang turut mengisi soundtrack sinetron ini pun turut memeriahkan. Siapa lagi kalau bukan band Wali yang digawangi oleh Faank, Apoy, Tomi, dan Ovie.
Di hari spesial ini, Wali mempersembahkan lagu yang dijadikan soundtrack sinetron Dunia Terbalik bertajuk “Ada Gajah Dibalik Batu”. Sontak para masyarakat yang hadir di acara tersebut, ikut bernyanyi bersama Wali dan para pemain Dunia Terbalik.
Meski mendung menggelayuti Cilandak, para masyarakat tetap antusias menghadiri HUT pertama sinetron Dunia Terbalik yang tayang secara live di RCTI.
Anggota grup band Wali sekaligus pencipta di balik soundtrack tersebut, Apoy tak menyangka bisa mengiringi kesuksesan sinetron Dunia Terbalik yang kini genap satu tahun.
Sementara vokalis Wali, Faank berharap HUT Dunia Terbalik ini bisa menularkan keberkahan bagi masyarakat Indonesia, khususnya pada Wali.
"Semoga keberkahan dari sinetron Dunia Terbalik tertular ke masyarakat. Semoga keberkahannya juga menular ke Wali. Kapan ya Wali bisa main di sinetron Dunia Terbalik?" ucapnya sambil bergurau.
Dunia Terbalik merupakan sebuah sinetron drama-komedi-Islami yang ditayangkan di RCTI sejak 5 Januari 2017. Pemainnya antara lain Agus Kuncoro, Indra Birowo, Sutan Simatupang, Bambang Chandra Bayu, Raihan Khan, Syahnaz Sadiqah, Yafi Tessa, Mieke Amalia, Idrus Madani, Ryana Dea, Guntara Hidayat, Lukman Sardi, Faby Marcelia, Anjani Dina, Felicya Angelista, dan masih banyak lagi.
Editor: Tuty Ocktaviany