10 Perbedaan Sunni dan Syiah dalam Islam, Nomor 8 Kerap Dipersoalkan
JAKARTA, iNews.id - Perbedaan Syiah dan Sunni kerap menjadi persoalan hingga memicu konflik antarsesama umat Islam. Sejak zaman sahabat, Islam sudah terpecah menjadi beberapa kelompok, seperti Sunni, Syiah, Khawarij, Mu'tazilah dan masih banyak lainnya. Kelompok-kelompok ini semakin berkembang dan melahirkan kelompok baru, begitu seterusnya hingga zaman akhir.
Perpecahan mazhab dalam agama Islam bermula dari persoalan yang berhak memimpin umat Islam pascawafat Nabi Muhammad SAW. Namun, pengaruhnya terasa sampai sekarang dengan munculnya gerakan dan provokasi dalam bentuk media yang menyudutkan Syiah dengan gelaran sesat dan bukan Islam.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman akidah yang benar dalam menyikapi berbagai problematika agama.
Helmi Chandra dkk dalam Pengaruh Politik Sunni dan Syiah terhadap Perkembangan Ilmu hadis menjelaskan, Syiah secara bahasa dari kata sya'a syiya'an yang berarti mengikuti atau menemani. Bisa juga dimaknai sahabat. Secara etimologi, syiah berarti pengikut, pendukung dan pembela uang smuanya mengarah pada makna dukungan kepada iden-ide individu tertentu. Secara terminologi, syiah adalah kelompk yang meyakni bahwa Nabi Muhammad SAW telah menetapkan dengan nas tentang khalifah sebagai pengganti Rasulullah SAW dengan menunjuk Imam Ali bin Abi thalib.
Sedangkan sunni atau sunah yang merupakan kependekan dari ahlussunnah wa al jamaah adalah nama sebuah mazhab dalam islam yang digolongkan sebagai mazhab yang selamat. Kata Sunni ini biasa dipakai untuk penyebutan yang dialamtkan kepada para pengikut atau golongan aliran tersebut.
Sunni atau ahlussunnah wa al jamaah adalah golongan yang mengikuti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Golongan ini dicirikan dengan 9 kriteria yakni, bidang akidah menerima sifat-sifat Allah, menolak paham Qadariyah dan Mutazilah, meyakni manusia dibangkitkan dari kubur, meyakini pertanyaan di alam kubur, syafaat Nabi, dan mengakui kepmimpinan empat khulafurrasyidin.
Dilansir dari Buku Tanya Jawab Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB (PiSS KTB), Syi'ah adalah orang-orang yang mengikuti sayyidina Ali -semoga Allah meridhoinya- secara khusus dan mereka mengatakan keimaman dan kekhilafahan Ali secara nash dan wasiyat, baik secara jelas maupun secara samar.
Mereka meyakini bahwa imamah tidak akan keluar dari keturunan Ali (maksudnya, yang menjadi imam hanyalah keturunan Ali ), jika ada yang keluar maka itu sebab ada kedholiman dari selainnya atau sebab kepura-puraan orang disampingnya. Syi'ah secara global terbagi atas 5 (lima) firqoh, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, Ghulatiyah, dan Ismailiyah.
Nah, berikut ini beberapa perbedaan antara Sunni dan Syiah yang perlu diketahui untuk mencari titik temu.
1. Rukun Iman
Kaum Syiah menyebut rukun Islam dengan istilah furu’ad-din dan rukun iman dengan istilah ushul ad-din. Kaum Sunni menyebut rukun iman dengan arkanul iman dan arkanul Islam untuk rukun Islam.
Perbedaan antara Sunni dan Syiah hanya istilah dengan makna yang sama. Keimanan kepada Allah dalam mazhab Sunni, dalam mazhab Syiah disebut attauhid. Iman kepada nabi, rasul, kitab, dan malaikat disebut nubuwwah. Iman kepada hari akhir disebut al-maad.
Sedangkan qadha dan qadar diyakini oleh Muslim Syiah sebagai keadilan Allah (‘adalah). Yang berbeda dalam rukun iman (ushuluddin) mazhab Syiah dengan mazhab Sunni adalah imamah, meyakini kepemimpinan dan wasiat dari Rasulullah saw kepada Ahlulbait. Keyakinan kaum Syiah ini didasarkan pada Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 124 dan 180, hadis ghadir khum, hadis indzar, dan hadis tsaqalain.
2. Rukun Islam
Dalam rukun Islam, Sunni terdapat syahadah dan dalam Syiah terdapat wilayah. Dalam Sunni ada pernyataan syahadatain yang diucapkan secara lahiriah.
Orang yang mengucapkannya akan dianggap sudah beragama Islam meski belum sempurna dalam pelaksanaan rukun Islam lainnya (shalat, puasa, zakat, dan haji). Sedangkan dalam mazhab Syiah, pernyataan syahadatain tidak masuk dalam rukun, tetapi dianggap awal dari seseorang yang hendak memeluk Islam dan masuk dalam fiqih shalat (tasyahud).
Ikrar syahadah tetap dilakukan oleh orang yang akan memeluk Islam yang disebut sebagai pintu awal memasuki agama Islam. Baru setelah itu, seorang Muslim/Muslimah berkewajiban untuk menuaikan rukun Islam yang terdiri dari shalat, zakat, puasa, haji, dan wilayah.
3. Kepemimpinan
Dalam rukun iman mazhab Sunni, tidak ada ketentuan untuk mengimani para khalifah serta tidak ada keharusan mengikuti sahabat dan istri Nabi.
Dalam hadis memang disebutkan agar mengikuti sunnah Rasulullah dan khulafa rasyidin, tetapi hadisnya tidak termasuk dalam kategori yang kuat dan tidak masuk dalam rukun iman.
Karena itu, kepemimpinan negara dan politik tidak masuk dari rukun iman. Kaum Sunni dalam urusan kepemimpinan dan kenegaraan ditentukan atas dasar konsensus (ijma) yang dilakukan ulama maupun umat Islam.
4. Ibadah Shalat
Dalam ibadah shalat, kaum Sunni dan Syiah menghadap kiblat dan gerakannya tidak beda dengan fiqih Sunni Imam Malik. Tangannya tidak sedekap ketika qiyam. Orang Islam yang bermazhab Syiah dalam shalat membaca qunut dan dipraktikan dalam fiqih Sunni Imam Syafii.
5. Wudhu
Dalam wudhu, Muslimin Syiah mengikuti Al-Quran surah Al-Maidah ayat 6: Yaitu basuh muka dan kedua tangan hingga sikut, usap rambut kepala dan kedua punggung kaki. Wudhu model ini dilakukan juga dalam fiqih Hanafi dan fiqih Maliki.
Dalam mazhab Sunni, selain yang rukun (yang dipraktekan fiqih Syiah) juga mengerjakan yang sunah seperti cuci tangan, kumur-kumur, menghirup air dalam hidung, dan mengusap telinga.
6. Dalam Tradisi
Kaum Muslimin Syiah hampir sama dengan pengikut Sunni. Selalu membaca shalawat, yasinan, tahlilan, baca doa-doa panjang (jausan kabir, kumail, iftitah, dan doa-doa yang terdapat pada kitab shahifah sajjadiyyah, dan lainnya), menjalankan puasa nisfu sya’ban, rebo kasan, shalat lailatul qadar, ziarah kubur, haul, asyura, dan peringatan maulid nabi.
7. Al Qur'an
Dilihat dari sumber keduanya masih berdasarkan pada Al-Quran dan Hadits. Dalam pemahaman atas dua sumber tersebut terjadi perbedaan karena dipengaruhi tingkat intelektualitas dan situasi zaman. Karena itu, sesama umat Islam yang lahir dari persoalan politik tidak perlu memperkeruh suasana dengan provokasi.
Selayaknya kedua umat Islam dari mazhab ini membangun peradaban Islam dengan menyumbangkan karya intelektual dan menolong orang-orang Islam yang menderita karena kemiskinan.
Umat Islam sekarang ini tidak perlu mengorek perbedaan. Biarlah perbedaan mazhab dan benar tidaknya menjadi khazanah yang dikaji dalam lingkungan akademis dengan tinjauan ilmiah.
8. Khulafaurrosyidin yang Diakui
Sunni ada empat yakni, Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar Ibn Khattab, Utsman bin Affan, dan Sayyidina Ali.
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka).
Khalifah.
9. Kawin Mut'ah
Sunni : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram. Syiah : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
10. Syahadat
Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat. Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.
Grand Syekh Al Azhar Prof Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb mengatakan bahwa umat Islam yang berakidah Ahlussunah bersaudara dengan umat Islam dari golongan Syiah.
Menurut Syekh Ath-Thayyeb, Islam mempunyai definisi yang jelas. Yaitu, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan salat, berpuasa, berzakat, dan beribadah haji bagi yang mampu. “Mereka yang melaksanakan lima hal pokok ini maka dia muslim. Kecuali mereka yang mendustakan,” katanya dilansir dari laman kemenag, Senin (23/6/2025).
Grand Syekh menilai bahwa tidak ada masalah prinsip yang menyebabkan kaum Syiah keluar dari Islam. Bahkan, banyak ajaran Syiah yang dekat dengan pemahaman Sunny. Perbedaan antara Sunny dan Syiah dalam pandangan Syekh Thayyeb hanya pada masalah imamiah.
Itulah ulasan perbedaan antara sunni dan syiah yang perlu umat islam ketahui. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki