3 Persiapan Ramadhan di Bulan Rajab, Ini Doa Agar Dipertemukan Bulan Puasa
JAKARTA, iNews.id - Inilah persiapan Ramadhan yang bisa dilakukan di bulan Rajab. Selain menjadi bulan haram yang istimewa, Rajab juga menjadi bulan penyambut Ramadhan.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan adalah tiga bulan berturut-turut yang masing-masing memiliki keistimewaan. Rajab secara istimewa disebutkan sebagai adalah bulan Allah.
رَجَبُ شَهْرُ اللَّهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِى وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِى
“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”. (Imam Al Suyuti).
Bersama bulan Sya'ban, Rajab menjadi bulan penyambut datangnya Syahrus Shiyam. Untuk itu, berikut adalah persiapan yang bisa dilakukan pada bulan Rajab.
Memasuki bulan Rajab, dapat diawali dengan mengamalkan doa baik. Doa ini bisa diamalkan sepanjang bulan Rajab dan berisi permohonan agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Berikut adalah redaksi doanya:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Latin: “Allahumma baarik lanaa fii Rajab wa Sya’ban wa ballignaa Ramadhan”
Artinya: Wahai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan identik dengan puasa, satu amalan yang bisa dilakukan sebagai upaya penyambut bulan Ramadhan adalah dengan berpuasa sunnah di bulan Rajab. Rasulullah pernah menjalankan puasa pada bulan Rajab meski tidak sebulan penuh. Hal itu seperti yang yang diriwayatkan oleh Imam Al-Nawawi dalam Syarah Muslim berikut ini:
الظاهر أن مراد سعيد بن جبير بهذا الاستدلال أن لا نهي عنه ولا ندب فيه لعينه بل له حكم باقي الشهور ولم يثبت في صوم رجب نهي ولا ندب لعينه ولكن أصل الصوم مندوب إليه وفي سنن أبي داود أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ندب إلى الصوم من الأشهر الحرم ورجب أحدها
Artinya: "Maksud Sa'id Ibn Jubair beristidlal dengan hadis ini adalah pada dasarnya Rasulullah SAW tidak melarang puasa Rajab dan tidak pula mensunnahkannya. Akan tetapi, hukum puasa Rajab sama dengan puasa di bulan lain."
"Tidak ada dalil spesifik yang melarang puasa Rajab dan mensunnahkannya. Pada hakikatnya, hukum puasa adalah sunnah. Dalam Sunan Abu Dawud dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mensunnahkan puasa di bulan haram (asyhur hurum) dan Rajab salah satu dari bulan tersebut."
Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa puasa Rajab dapat dilakukan di hari-hari utama saja, yakni pada awal, pertengahan, atau akhir bulan Rajab saja.
"Hari utama dianjurkan puasa pada setiap pergantian bulan, yaitu hari awal, pertengahan, dan akhir bulan. Pertengahan bulan adalah ayyamul bidh, yaitu tanggal 13, 14, dan 15." (HR. Al Ghazali)
Adapun niat berpuasa di bulan Rajab adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adai sunnati Rajaba lillahi ta'ala.
Selain berpuasa, satu amalan di bulan Rajab adalah membaca doa sayyidul istighfar. Doa ini dianjurkan untuk dibaca sesering mungkin, khususnya untuk setiap pagi dan sore di bulan Rajab.
Doa ini sering disebut sebagai 'raja' dari semua doa yang dipanjatkan untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Ampunan yang dimohonkan adalah ampunan dari segala dosa yang disengaja maupun tidak disengaja agar kita telah dalam kondisi penuh berkah di bulan suci Ramadhan.
Berikut bacaan doa sayyidul istighfar:
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta khalaqtani wa anna 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika. mastatha'tu a'uudzu bika min syarri maa shana'tu abu u laka bini'matika 'alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.