Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Contoh Teks Ceramah Subuh Akhir Pekan Singkat Lengkap Beserta Haditsnya
Advertisement . Scroll to see content

5 Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah 2025 bagi Umat Islam, Pahalanya Dilipatgandakan

Minggu, 27 April 2025 - 11:34:00 WIB
5 Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah 2025 bagi Umat Islam, Pahalanya Dilipatgandakan
Ilustrasi keistimewaan Bulan Dzulqa'dah bagi umat Islam yang pahalanya dilipatgandakan. (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah 2025 bagi umat Islam sangat spesial, salah satunya pahala dilipatgandakan. Bulan Dzulqa'dah merupakan satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT. 

Bulan Dzluqa'dah merupakan bulan ke-11 dalam kalender Hijriah atau penanggalan Islam. Bulan diapit Syawal dan Dzulhijjah. Karena bulan ini diapit antara lebaran Syawal dan Lebaran Haji, masyarakat Jawa menyebutnya bulan Apit. 

Sesuai Kalender Hijriah dari Kementerian Agama, 1 Dzulqa'dah 1446 H jatuh pada hari Selasa, 29 April 2025. Itu artinya, umat Islam dalam dua hari ke depan akan memasuki bulan haram. Sebab,  Bulan Syawal 2025 yang hanya berusia 29 hari berakhir pada hari Senin 28 April 2025.

Bulan Dzulqa'dah ini juga disebut dengan Al-Qadah, dapat juga disebut Al-Qidah. Dinamakan demikian karena mereka (orang-orang Arab) diam di tempatnya, tidak mengadakan peperangan, tidak pula bepergian. Dijamakkan menjadi zawatul qa’dah.

Dilansir dari laman MUI, Dari segi kebahasaan, Dzulqadah berasal dari bahasa Arab dan terbentuk dari gabungan dua kata. Pertama kata dzu yang biasa diartikan “memiliki”, dan kedua qa’dah seperti dikutip dari al-Mu’jam al-Wasith kata tersebut berarti tempat yang diduduki. (al-Mu’jam 2/748).

Jika diterjemahkan apa adanya ke dalam bahasa Indonesia, arti kata Dzulqadah adalah “bulan duduk-duduk”. Sekilas penamaan ini akan tampak aneh dan tidak biasa bagi orang Indonesia, akan tetapi jika ditelusuri, penamaan bulan Dzuqadah ternyata memiliki alasan yang cukup dalam.

Terkait alasan penamaannya, al-Biruni dalam salah satu karyanya “al-Atsar al-Baqiyah ‘anil Qurun al-Khaliyah“ menerangkan Dzulqadah orang Arab bahkan sebelum Islam, lebih banyak berdiam diri di rumah. Selain itu, di bulan Dzulqadah orang Arab lebih memilih “duduk” menahan diri dari peperangan. (al-Atsar al-Baqiyah, 69, 416)

5 Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah

1. Bulan Haram

Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah pertama merupakan satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. at-Taubah/9:36).

2. Larangan Berperang

Keutamaan Bulan Rajab selanjutnya yakni bulan dilarang untuk berperang. Aturan larangan berperang ini sebelumnya sudah dimaklumatkan bangsa Arab sebelum kedatangan Islam. Hal itu kemudian dikuatkan setelah Islam datang dengan turunnya larangan berperang di bulan-bulan haram termasuk Bulan Rajab. 

Dalam Al Quran, Surat Al Baqarah ayat 217 Allah berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ
 يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh." Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah: 217).

3. Pahala Dilipatgandakan

Keutamaan Bulan Dzulqa'dah berikutnya yakni amalan ibadah pahalanya dilipatgandakan. beragam amal ibadah ataupun perbuatan baik di bualan haram ini akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT seperti puasa sunnah, membaca Alquran, bersedekah dan amalan lainnya.

At-Thabari menyebutkan dalam tafsirnya bahwa bulan Muharram adalah bulan haram. Yaitu bulan yang dijadikan oleh Allah sebagai bulan yang suci lagi diagungkan kehormatannya. Di mana di dalamnya amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya sedangkan amalan-amalan yang buruk akan dilipatgandakan dosanya.

4. Puasa Sunnah

Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah berikutnya yakni dianjurkannya puasa sunnah. Jumhur ulama telah mengelompokkan puasa di Bulan Dzulqa'dah dalam golongan puasa sunnah.

Disunnahkan untuk memperbanyak puasa di bulan Rajab seperti halnya juga disunnahkan untuk memperbanyak puasa di tiga bulan haram yang lain, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharram. Rasulullah SAW pernah bersabda

عَنْ مُجِيْبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيْهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ : أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالَتُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَمَا تَعْرِفُنِيْ. قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيِّ الَّذِيْ جِئْتُكَ عَامَ اْلأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلاَّ بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ. ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِيْ فَإِنَّ بِيْ قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاَثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا. -رواه أبو داود-

“Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rosulullah SAW kemudian berpisah dan kemudian datang lagi kepada Rosulullah setelah setahun dalam keadaan tubuh yang berubah (kurus), dia berkata : Yaa Rosulullah apakah engkau tidak mengenalku? Rasulullah SAW menjawab : Siapa Engkau? Dia pun berkata : Aku Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu. Rosulullah SAW bertanya : Apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja (segar-bugar), Ia menjawab : Aku tidak makan kecuali pada malam hari (yakni berpuasa) semenjak berpisah denganmu, maka Rosulullah SAW bersabda : Mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap bulan, lalu ia berkata : Tambah lagi (yaa Rosulullah) sesungguhnya aku masih kuat. Rosulullah SAW berkata : Berpuasalah 2 hari (setiap bulan), dia pun berkata : Tambah lagi ya Rosulullah. Rosulullah SAW berkata : berpuasalah 3 hari (setiap bulan), ia pun berkata: Tambah lagi (Yaa Rosulullah), Rosulullah SAW bersabda : Jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rojab, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka tinggalkanlah, beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil menggenggam 3 jarinya kemudian membukanya.” (HR. Abu Daud).

5. Bulan Damai

Bulan Dzulqa'dah bisa juga dikenal dengan sebutan Al-Ashamm ((الأصم atau yang tuli karena tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada bulan ini. 

Amalan Bulan Dzulqa'dah

Beberapa amalan di Bulan Dzulqa'dah yang bisa dilakukan di antaranya menjalankan puasa, memperbanyak sedekah, menunaikan umrah, dan berbuat baik kepada orang lain.

1. Melaksanakan Haji dan Umrah

Dzulqa’dah merupakan salah satu dari bulan-bulan haji (asyhrul hajj) yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ

“ (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklum”

Dalam tafsir Ibnu Katsir dikemukakan bahwa asyhur ma’lumat merupakan bulan yang tidak sah ihram untuk menunaikan ibadah haji kecuali pada bulan-bulan ini. 

Ibnu Rajab menyatakan dalam kitabnya “Lathaaiful Ma’arif” bahwa Rasulullah melaksanakan ibadah umrah sebanyak empat kali dalam bulan-bulan haji. Sedangkan Ibnul Qayyim menjelaskan bahwasannya menunaikan umrah di bulan-bulan haji sama halnya dengan menunaikan haji di bulan-bulan haji.

Bulan-bulan haji ini dikhususkan oleh Allah dengan ibadah haji, dan Allah mengkhususkan bulan-bulan ini sebagai waktu pelaksanaannya.

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَمَرَ أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي مَعَ حَجَّتِهِ: عُمْرَةً مِنَ الْحُدَيْبِيَةِ، أَوْ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنْ جِعْرَانَةَ حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ

“Sesungguhnya Rasulullah saw. melakukan umrah 4 kali, semuanya di bulan Dzulqa’dah, kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. (yaitu) Umrah dari Hudaibiyah atau di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah, Umrah di tahun berikutnya di bulan Dzulqa’dah, Umrah dari Ji’ranah, dimana beliau membagi harta rampasan perang Hunain di bulan Dzulqa’dah, dan umrah ketika beliau haji.”

2. Puasa Sunnah 

Di Bulan Dzulqa'dah dianjurkan menjalankan puasa Sunnah. Dzulqa'dah merupakan satu dari empat bulan mulia.

Puasa sunah di bulan ini memiliki nilai lebih dibandingkan berpuasa sunah di bulan yang lain. Sebagaimana ungkapan imam As-Syarwani:

أَفْضَلُ الشُّهُوْرِ لِلصَّوْمِ بَعْدَ رَمَضَانَ الْأَشْهُرُ الْحُرُمُ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ،  ثُمَّ رَجَبَ ثُمَّ الْحِجَّةُ ثُمَّ الْقَعْدَةُ

“Bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah bulan Ramadan adalah Al-Asyhur al-Ḥurum. Dan, yang paling utama dari keempatnya adalah bulan Muharam, Rajab, Dzulhijah, kemudian Dzulqa’dah.

Dalam hadits lain disebutkan mengenai kesunahan menjalankan puasa Dzulqa'dah:

…وَصُمْ من الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ. وَقَالّ بِأُصْبُعِهِ الثَّلَاثِ يَضُمُّهَا ثُمَّ يُرْسِلُهَا (رواه أبو داود وابن ماجه)

‘…dan berpuasalah dari bulan haram, tinggalkanlah dari bulan haram, berpuasalah dari bulan haram dan tinggalkanlah darinya.’ Nabi berisyarah dengan ketiga jarinya seraya mengumpulkan dan melepaskannya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Berikut Niat puasa Dzulqa'dah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ذُو ٱلْقَعْدَة لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu Shauma Ghadin 'an Adaa-i Sunnati Dzulqa'dah Lillahi Ta'ala.

"Aku berniat puasa sunnah Dzulqa'dah besok hari karena Allah Taala."

3. Bersedekah

Bersedekah memang bisa dilakukan kapan saja namun ada beberapa waktu utama bersedekah yang pahalanya dilipatgandakan di antaranya di Bulan Ramadhan, Dzulhijjah, Muharram dan Dzulqa'dah.

Bersedekah banyak keutamaannya. Pertama, bersedekah dapat memadamkan murka Allah Ta’ala. Kedua, bersedekah dapat menolak bala. Ketiga, bersedekah dapat memperlancar dan memperbanyak rizki. Kempat, bersedekah akan memperpanjang umur. Kelima, bersedekah akan memberikan keberkahan hidup di dunia dan akhirat. 

4. Perbanyak Dzikir dan Berdoa

Perbedaan orang yang mati dan yang hidup adalah terletak pada zikirnya. Bulan Dzulqa'dah yang penuh dengan kemuliaan hendaknya diisi dengan zikir dan berdoa.

Itulah ulasan kapan Bulan Dzulqa'dah 2023 lengkap dengan sejarah, keistimewaan dan amalan-amalannya sebagai salah satu bulan haram yang nilai pahalanya akan dilipatgandakan. 

Wallahu A'lam

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut