7 Amalan Sunnah Idul Adha, Nomor 5 Jangan Dilanggar
JAKARTA, iNews.id - Amalan sunnah Idul Adha penting umat Islam ketahui agar lebih khusyuk dalam beribadah. Sholat Idul Adha hukumnya sunnah muakkadah yang menjadi salah satu syi'ar keagamaan (syi'ar min sya'air al-Islam).
Shalat Idul Adha disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, sedang di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), secara berjamaah maupun secara sendiri.
Sholat idul Adha disunnahkan banyak membaca takbir, tahmid dan tasbih. Jumlah takbir pada rakaat pertama 7x dan di rakaat kedua 5x takbir. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir.
Disyariatkannya sholat Idul Adha ini antara lain berdasarkan hadits berikut: "Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata bahwa orang-orang Jahiliyah punya dua hari dalam satu tahun dan merayakannya dengaan main-main. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Nabi SAW bersabda: Dahulu kalian punya dua hari untuk merayakannya, lalu Allah menggantinya bagi kalian yang lebih baik, yaitu Hari Fithri dan hari Adha". (HR An Nasai).
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat MA menjelaskan, sholat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan lebih siang dibandingkan shalat Idul Fitri. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW :
أنَّ رَسُول اللَّهِ كَتَبَ إِلَى بَعْضِ الصَّحَابَةِ : أَنْ يُقَدِّمَ صَلاَةَ الأْضْحَى وَيُؤَخِّرَ صَلاَةَ الْفِطْرِ
Artinya: Bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada beberapa shahabatnya untuk memajukan waktu shalat Adha dan mengakhirkan waktu shalat fithr. (HR. Asy-Syafi'i).
Sebelum shalat Idul Adha, sunnah untuk tidak makan terlebih dulu. Hal ini berbeda dengan sholat Idul Fitri yang dianjurkan untuk makan sejak shubuh hingga selesai shalat. Baru setelah itu disunnahkan makan, yaitu makan daging sembelihan.
Berikut ini beberapa amalan sunnah sebelum melaksanakan sholat Idul Adha.
1. Membaca Takbir
Amalan sunnah Idul Adha pertama yakni banyak membaca takbir, tahlil, tasbih dan tahmid. Allah SWT berfirman:
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ [فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ] عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأنْعَامِ
Artinya: Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. (Surat Al-Hajj: 28).
Rasulullah SAW dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha memperbanyak takbir. Nabi SAW bersabda:
زينوا اعيادكم بالتكبير
“Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir”.
2. Mandi
Disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fithri atau Idul Adha. Dasarnya adalah atsar yang dilakukan oleh Umar radhiyallahuanhu.
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Bahwa Abdullah Ibnu Umar ibnul Khattab radhiyallahuanhu mandi pada hari raya fithri sebelum berangkat shalat.
Dasar ini memang tidak langsung dari Rasulullah SAW, namun dari praktek shahabat Nabi. Namun Al-Imam An-Nawawi rahimahullah mengomentari bahwa atsar di atas adalah atsar yang shahih, sebagaimana tercantum dalam kitab beliau, Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab.
عَنِ ابْنِ عَباَّسٍ قاَلَ:كَانَ رَسُولُ اللهِ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fithri dan Idul Adha. (HR. Ibnu Hibban)
3. Memakai Wewangian
Disunnahkan bagi yang melakukan shalat Ied untuk memakai parfum dan wewangian. Salah satu hikmah karena akan bertemu dengan khalayak banyak dalam kesempatan itu.
4. Berpakaian Terbaik
Disunnahkan untuk mengenakan pakaian dan perhiasan yang terbaik di hari Raya, khususnya pada saat datang ke tempat shalat.
كَانَ لِلنَّبِيِّ جُبَّة يَلْبَسُهَا فيِ العِيْدَيْنِ وَيَوْمِ الجُمُعَةِ
Dari Jabir radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW memiliki jubah yang dikenakannya pada saat dua hari raya dan hari Jumat. (HR. Al-Baihaqi).
5. Tidak Makan Sebelum Shalat
Salah satu sunnah Idul Adha yakni tidak makan sebelum melaksanakan sholat. Rasulullah SAW tidak makan hingga pulang dari makan dari daging kurban sembelihannya.
Dalam hal ini Al-Imam Asy-Syafi'i berfatwa dalam kitab Al-Umm :
ونحن نأمر من أتى المصلى أن يأكل ويشرب قبل أن يغدو إلى المصلى فإن لم يفعل أمرناه بذلك في طريقه أو المصلى إن أمكنه فإن لم يفعل ذلك فلا شيء عليه ويكره له أن لا يفعل
Kami memerintahkan bagi yang mendatangi tempat shalat Ied untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum mendatangi tempat shalat. Bila tidak makan, kami perintahkan untuk makan di jalan atau di tempat shalat bila memungkinkan. Namun bila tidak, tentu tidak berdosa tetapi hukumnya makruh bila tidak dikerjakan.
Sedangkan saat Idul Fitri, disunnahkan untuk makan pagi atau sarapan terlebih dahulu. Dasarnya adalah hadits berikut ini :
عَنْ أَنَسٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ
Dari Anas bin Malik radliyallahuanhu berkata, “Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fithri hingga beliau memakan beberapa kurma. (HR. Bukhari).
Perlu dipahami bahwa kalau disebutkan Rasulullah SAW memakan kurma, maka yang dimaksud tidak lain adalah makan yang sebenarnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW sebelum berangkat shalat Idul-Fithr sarapan atau makan pagi terlebih dahulu.
Kurma adalah salah satu bahan makanan pokok sehari-hari orang Madinah, dan bukan sekedar makanan cemilan yang dimakan sebutir dua butir.
6. Beda Jalan Pergi dan Pulang
Disunnahkan untuk mengambil rute yang berbeda antara jalan pergi dan pulangnya.
7. Bertahniah
Disunnahkan untuk bertahniah pada hari Raya Fithr dan Adha, karena keduanya merupakan hari yang dirayakan.
Itulah ulasan amalan sunnah Idul Adha yang perlu muslim ketahui agar semakin afdhal dalam beribadah.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki