9 Pidato Singkat tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan, Simak Yuk!
JAKARTA, iNews.id - Pidato singkat tentang keistimewaan bulan Ramadhan berikut bisa dijadikan inspirasi. Di bulan suci ini, umat Islam diajak untuk merenungkan diri, memperbanyak ibadah, dan mempererat tali silaturahmi.
Pidato singkat ini akan mengantarkan kita menyelami keistimewaan Bulan Ramadhan, menengok berbagai hikmah dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Kita akan menjelajahi makna puasa hingga Lailatul Qadar.
Adapun 9 contoh pidato singkat tentang keistimewaan bulan Ramadhan, yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Selasa (19/3/2024), adalah sebagai berikut.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin rasa syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas nikmat berupa iman, hidayah, dan kesehatan yang masih diberikan selama ini, sehingga dapat berkumpul seperti sekarang.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW yang punya jasa besar, mengeluarkan umatnya dari zaman jahiliyah. Semoga kita selalu mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Hadirin yang dirahmati Allah, Bulan Ramadhan menjadi waktu paling tepat untuk semua umat memanjatkan doa. Menurut Hadits Riwayat Bukhari Muslim, waktu paling tepat meminta adalah saat sahur.
Menurut hadits tersebut artinya adalah “Waktu sahur adalah sepertiga malam sekitar pukul 2 dini hari, barang siapa yang berdoa akan dikabulkan, meminta apa saja akan diberi, memohon ampunan pasti mendapatkannya. ”
Maka, dari hadits itu tidak ada salahnya memanfaatkan benar waktu tersebut untuk berdoa. Mari tegakkan sholat dan menengadah ke langit, jadi setelah selesai sahur jangan tidur lagi, rugi!
Saya kira cukup sekian, apa yang bisa disampaikan mengenai waktu paling tepat berdoa kepada Allah. Jika ada salah kata atau penyampaian kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin rasa syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas nikmat berupa iman,kemudahan, kekuatan, umur panjang hidayah, dan kesehatan yang masih diberikan selama ini.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW yang punya jasa besar, mengeluarkan umatnya dari zaman jahiliyah. Semoga kita selalu mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Hadirin yang dirahmati Allah
Sedekah adalah jalan bagi kita semua mendapat kekayaan abadi. Apalagi, saat bulan Ramadhan semua dilipatgandakan, termasuk uang yang sudah diberikan. Pasti berlipat dan jumlahnya tidak terbatas.
Seperti, salah satu pengertian menyeluruh dari Al-Quran Qs. Saba ayat 39. Secara luar memiliki makna, ketika kamu memberikan uang untuk memberi maka, akan ada balasan berlimpah setelahnya.
Oleh karena itu, dalam pidato tentang keindahan bulan ramadhan singkat mengenai sedekah ini mau mengingatkan. Termasuk kepada diri saya, jangan ingat dunia memberilah dengan ikhlas pasti akan terjadi sesuai janji.
Saya kira cukup sekian, apa yang bisa disampaikan mengenai keutamaan sedekah di bulan Ramadhan. Jika ada salah kata atau penyampaian kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin rasa syukur mari selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas semua nikmat berupa iman, hidayah, dan kesehatan yang masih diberikan selama ini.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang punya jasa besar, mengeluarkan umatnya dari zaman jahiliyah. Semoga kita selalu mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Manusia selalu berkawan dengan dosa, itu sudah kodratnya. Oleh karena itu, sebagai umatnya wajib meminta maaf agar diampuni. Salah satu amalan terbaik melakukannya adalah membayar zakat fitrah.
Jika sudah ditunaikan maka, seluruh perkataan kotor akan tertutup dengan sendirinya dan dosa bisa terhapus. Maka, sisihkan sebagian harta untuk menunaikan kewajiban berupa zakat fitrah, sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan.
Saya kira cukup sekian, pidato tentang keindahan bulan ramadhan singkat tentang diampuninya berbagai dosa. Jika ada salah kata atau penyampaian kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah rasa syukur kepada Allah SWT kita panjatkan. Karena, sampai detik ini masih diberikan kenikmatan berupa kesehatan, hidayah, iman dan takwa, sehingga kita semua bisa berkumpul disini.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk kepada umatnya, sehingga saat ini kita bisa keluar dari zaman jahiliyah.
Hadirin yang dirahmati Allah, Bulan Ramadhan begitu spesial, salah satunya hadir malam Lailatul Qadar yang nilainya lebih dari 1000 bulan. Disini juga Allah melipatgandakan pahala dan mengampuni dosa kamu.
Oleh karena itu, marilah manfaatkan benar malam penuh kemuliaan tersebut dengan beribadah. Kapan lagi, bisa mendapatkan pahala yang melimpah kalau dikonversi seperti sholat selama 80 tahun.
Seperti yang sudah disampaikan dalam salah satu surat Al-Qur’an, Al-Qadr ayat 1-5. Menjelaskan secara menyeluruh bagaimana malam Lailatul Qadar tersebut. Betapa seluruh umat muslim menantikan benar kehadirannya.
Demikian pidato singkat mengenai malam Lailatul Qadar yang hanya ada 1 kali dalam satu tahun. Semoga apa yang disampaikan bermanfaat dan menambah iman kita di bulan ramadhan ini.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang telah memberi kita nikmat yang berlimpah hingga detik ini, sehingga bis menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan yang penuh barokah dan maghfiroh. Sholawat serta salam, mari kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Hadirin yang Dirahmati Allah Alhamdulillah, tanpa terasa puasa yang kita jalani sudah memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Tentu, sebagai seorang mukmin sedih karena berarti tak lama lagi Bulan Ramadhan segera berlalu meninggalkan kita. Karena itu, mari perbanyak amal ibadah dengan menghidupkan ibadah di malam hari atau qiyamu ramadhan agar mendapat kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Hadirin yang Dirahmati Allah Malam Lailatul Qadar memiliki banyak makna. Sebagian ulama mengartikan malam lailatul Qadar adalah malam mulia tiada bandingannya. Malam itu mulia karena turunnya Alquran. Pendapat kedua, malam Lailatul Qadar adalah malam kesempitan karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi pada malam itu. Ibnu Qudamah dalam Kitab Al Mughni mengartikan Malam Lailatul Qadar sebagai malam penetapan karena Allah menetapkan segala sesuatu untuk tahun itu baik hal-hal yang terkait dengan kebaikan atau keburukan termasuk urusan rezeki.
Lailatul Qadar dipahami oleh sebagian ulama sebagai malam mulia tiada bandingnya. Malam itu mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al Quran. Lailatul Qadar adalah nama julukan untuk suatu malam di mana di malam itu Al Quran diturunkan sepenuhnya dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia, secara sekaligus bukan sedikit-sedikit. Ini adalah masa penurunan (nuzul) Al-Quran fase pertama.
Dalil malam Lailatul Qadar Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qadr ayat 1-5. إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS. Al Qadr: 1-5).
Quraish Shihab dalam bukunya “Membumikan Alquran” menjelaskan, kata qadr paling tidak digunakan untuk tiga arti: Penetapan dan pengaturan sehingga Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. Alquran yang turun pada malam Lailatul Qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khittah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW, guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Assalamualaikum wr. wb.
Tidak terasa Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir. Tentu sebagai umat Muslim yang sangat berbahagia saat menyambut kedatangan bulan mulia ini dan menjalaninya dengan serangkaian amalan di dalamnya, kita menginginkan momen agung ini bisa dilalui dengan semaksimal mungkin. Rasulullah saw sendiri diriwayatkan menjadikan 10 hari terakhir ini untuk lebih maksimal dalam beribadah.
Dalam hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disebutkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Artinya, “Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah saw (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain.” (HR Muslim).
Sebab itu, berikut beberapa ibadah yang dianjurkan Rasul pada detik-detik terakhir sebelum Ramadhan berpulang.
1. Lebih Giat Qiyamullail
Salah satu amal ibadah yang dianjurkan pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan adalah lebih giat lagi dalam beribadah di malam hari. Artinya, pada setiap malam di bulan suci ini kita dianjurkan menghidupkan malam dengan beribadah, tapi begitu masuk sepuluh hari terakhir kita dianjurkan untuk lebih bersungguh-sungguh.
Dalam satu hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disampaikan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلِطُ الْعِشْرِينَ بِصَلَاةٍ وصَوْمٍ وَنَوْمٍ، فَإِذَا كَانَ الْعَشْرُ شَمَّرَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Artinya, “Dari ‘Aisyah ra, dia berkata, ‘Pada 20 hari yang pertama (di bulan Ramadhan), Nabi saw biasa mengkombinasikan antara shalat, puasa dan tidurnya. Namun jika telah masuk 10 hari terakhir, beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya (menjauhi istri-istrinya).” (HR Ahmad).
Ungkapan ‘mengencangkan sarung’ pada hadits di atas adalah bahasa kiasan yang menunjukkan Nabi mengurangi tidur bersama istri pada malam 10 hari terakhir Ramadhan demi lebih banyak beribadah.
2. Mengajak Orang Lain Qiyamullail
Tidak saja dengan menggiatkan diri beribadah, kita juga dianjurkan mengajak orang lain untuk bersama menghidupkan malam 10 hari terakhir Ramadhan. Dalam konteks keluarga, suami bisa membangunkan istrinya. Dalam konteks yang lebih luas, seorang ustadz atau kyai bisa mengkoordinir jamaahnya untuk bersama hidupkan malam mulia ini.
Dasar kesunahan ini adalah hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah berikut,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Artinya, “Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Nabi mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah).” (HR Bukhari dan Muslim)
3. Perbanyak I’tikaf I’tikaf merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan pada momen ini. Caranya adalah berdiam diri di dalam masjid dan menyibukkan diri dengan beribadah seperti shalat sunnah, berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan sebagainya.
Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah berikut,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ
Artinya, “Dari ‘Aisyah ra, dia berkata, ‘Sesungguhnya Nabi saw beri’tikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat.’” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain riwayat Abu Hurairah disebutkan,
كَانَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانَ عَشرَةَ أيَّامٍ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِيْ قُبِضَ فِيْهِ اِعْتَكَفَ عِشْرِيْنَ يَوْمًا
Artinya, “Nabi Muhammad saw selalu beri’tikaf pada sepuluh hari tetrakhir bulan Ramadhan. Kecuali bertepatan pada tahun kewafatannya, Nabi beri’tikaf selama dua puluh hari.”(HR Al-Bukhari).
4. Membersihkan Badan
Salah satu anjuran ketika kita hendak beribadah adalah membersihkan tubuh dan memakai wewangian. Demikian juga saat malam sepuluh terakhir Ramadhan, kita dianjurkan untuk melakukan ini. Tentu dengan badan yang segar dan wangi akan lebih membuat kita lebih semangat dan khusyuk beribadah.
Dalam hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disebutkan,
كَانَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ رَمَضَانُ قَامَ وَنَامَ فَإِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ الْمِئْزَرَ وَاجْتَنَبَ النِّسَاءَ وَاغْتَسَلَ بَيْنَ الْأَذَانَيْنِ وَجَعَلَ الْعِشَاءَ سَحُوْرًا
Artinya, “Ketika memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah bangun malam (untuk beribadah) dan juga menggunakannya untuk tidur. Begitu masuk sepuluh hari terakhir, beliau kencangkan sarung, menjauhi istri-istrinya (untuk beribadah), mandi antara dua adzan (dua waktu shalat magrib dan isya).” (RH Ibnu Abi ‘Ashim).
Mandi di antara waktu magrib dan isya yang dilakukan oleh Rasulullah sebagaimana disebutkan pada hadits ini menunjukkan bahwa kita dianjurkan dalam kondisi fresh, wangi, dan semangat untuk menghidupkan 10 malam terakhir Ramadhan sehingga bisa lebih maksimal hidupkan momen mulia ini.
5. Bersungguh-Sungguh Raih Lailatul Qadar
Malam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan merupakan momen paling potensial terjadinya peristiwa Lailatul Qadar. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kita dianjurkan untuk bersungguh-sungguh meraih malam yang lebih utama dibanding seribu bulan ini. Caranya tentu dengan memperbanyak ibadah pada malam harinya. Rasulullah pernah bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Saat menjumpai malam Lailatul Qadar, Rasulullah menganjurkan kita untuk memohon doa ampunan kepada Allah swt. Redaksi doa yang dianjurkan adalah sebagai berikut,
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya, “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku.”
Hal ini sebagaimana satu hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah berikut,
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ: تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya, “Dari ‘Aisyah ra, sesungguhnya dia berkata, ‘(Aku pernah bertanya kepada Rasulullah), ‘Wahai Rasulullah, doa apa yang bisa aku baca ketika mendapati Lailatul Qadar?’ Nabi menjawab, ‘Bacalah Allāhumma innaka ‘afuwwun tuḥibbul ‘afwa fa’fu ’annī (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).’” (HR Ibnu Majah). Doa ini bisa kita baca selama satu bulan Ramadhan full, tapi lebih dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadhan. Wallahu a’lam.
Bismillah
Assalamu’ailaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillah wa syukurillah wa ni'matillah fi syahril ramadhan. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammad wa ‘ala ali sayyidina muhammad.
Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala……
Yang terhormat, Bapak/Ibu Dewan Guru….
Serta teman-teman seperjuangan yang berbahagia;
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, terutama nikmat sehat dan kesempatan umur sehingga kita masih bisa melaksanakan ibadah puasa khususnya di minggu terakhir bulan Ramadhan.
Shalawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada Nabi Kekasih Allah, Suri Tauladan Manusia, Sayyidina Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di Hari Akhir nanti.
Bapak, Ibu, serta teman-teman yang insya Allah dirahmati oleh Allah SWT;
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan kultum singkat yang berjudul “Keutamaan Malam Lailatul Qadar”.
Teman-teman rahimakumullah, apakah kalian tahu apa itu Malam Lailatul Qadar?
Malam Lailatul Qadar bukanlah malam minggu, bukan pula malam kamis melainkan bulan kemuliaan yang disiapkan oleh Allah untuk orang-orang terpilih.
Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa yang terdapat di salah satu malam ganjil pada minggu-minggu terakhir bulan Ramadhan.
Qadar menurut para ulama memiliki beberapa arti. Qadar bisa diartikan penetapan, kemuliaan, dan bisa pula diartikan sempit.
Qadar disebut sempit karena pada malam tersebut para malaikat banyak yang turun ke muka bumi dan disibukkan dengan urusan sebagaimana perintah Allah.
Bapak, Ibu, serta teman-teman yang dirahmati oleh Allah SWT;
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keistimewaan. Setidaknya ada 5 keutamaan malam Lailatul Qadar.
Pertama, Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an
Adapun keutamaan malam Lailatul Qadar yang kedua yaitu merupakan malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Keutamaan malam Lailatul Qadar yang ketiga adalah menjadi malam turunnya para malaikat.
Keutamaan malam Lailatul Qadar yang keempat adalah menjadi malam yang penuh dengan kesejahteraan hingga fajar.
Adapun keutamaan selanjutnya dari malam Lailatul Qadar ialah menjadi ladang penghapus dosa di masa lalu.
Bapak, Ibu, serta teman-teman yang dirahmati oleh Allah SWT,
Jelang penghabisan bulan Ramadhan tahun ini, marilah sama-sama kita kencangkan ikat pinggang, jaga kesehatan, dan jaga semangat terutama untuk mendapatkan keutamaan dari malam Lailatul Qadar.
Semoga Allah pertemukan kita dengan Lailatul Qadar, menerima amalan puasa dan amalan-amalan lainnya di bulan yang penuh berkah ini. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Demikianlah kultum singkat yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, mohon dimaafkan atas segala khilaf dan salah, dan kepada Allah mari sama-sama kita bermohon ampun.
Saya akhiri,
Wa billahi taufik wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ
Para Hadirin Hadirot Rohimakumulloh,
Malam lailatul Qadar atau yang disebut juga dengan malam seribu bulan, adalah malam yang memiliki banyak sekali keistimewaan, yang diburu oleh setiap Muslim, khususnya mereka yang sangat mencari keuntungan akhirat, Ibu-Ibu bapak-bapak tahukah kalian apa itu malam lailatul Qadar?
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam sebuah surat yang sangat mulia, surat Al-Qadar yang menjelaskan sekaligus tentang kemuliaan malam tersebut.
نَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ )﴿٥
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5).
Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan dhomir (kata ganti) “Kami” bukan menunjukkan bahwasanya Allah banyak sebagaimana sebagian orang memberikan syubhat, khususnya orang Nasrani.
Penggunaan kalimat “نحن (nahnu)”, mereka katakan bahwasanya ini menunjukkan bahwasannya Allah banyak dan bukan satu, maka para ulama menjelaskan penggunaan kalimat “نحن (nahnu)”, yakni penggunaan dalam bentuk jamak seperti ini memiliki faidah dalam rangka untuk mengagungkan Allah Swt, sehingga Allah yang Maha Agung yang menurunkan Al-Qur’an yang sangat agung.
Para Hadirin Hadirot Rohimakumulloh,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya pada malam hari dan menunjukkan ada keutamaan secara khusus tentang malam tersebut. Sebagaimana Allah terangkan dalam beberapa ayat:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ ﴿٤٠
Artinya : “Dan diantara malam, maka bertasbihlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pada setiap ini selesai shalat.” (QS. Qaf: 40).
Adapun Qadar, para ulama menjelaskan bahwa memiliki dua makna yang penting, yang pertama bermakna kemuliaan, dan yang kedua bermakna penetapan, dikatakan kemuliaan karena memang malam itu adalah malam kemuliaan.
Dan diantara kemuliaan malam tersebut yaitu Allah menetapkan takdir-takdir, para Malaikat sibuk mencatat takdir-takdir setahun yang akan datang, dan malam itu sangat mulia sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengulangi dalam bentuk pertanyaan :
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾
Artinya : Tahukah kalian apa itu Malam Lailatul Qadar?
Dalam riwayat lain Anas bin Malik juga menyampaikan keterangan Rasulullah SAW bahwa, “Sesungguhnya Allah mengaruniakan “Lailatul Qadar” untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat-umat sebelumnya”.
Adapun mengenai waktu hadirnya malam Lailatul Qadar terdapat beberapa perbedaan pendapat dari para ulama, kemungkinan hal ini terjadi karena malam Lailatul Qadar memiliki waktu yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Para Hadirin Hadirot Rohimakumulloh,
Terlepas dari ketentuan hadirnya malam Lailatul Qadar, yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut dengan meningkatkan iman, ibadah dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Karena dengan begitu, ketika Allah SWT ridho kepada kita, Allah SWT akan menghadirkan malam seribu bulan tersebut kepada kita, pada akhirnya, tujuan kita diciptakan ke dunia ini tidak lain
Hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT sebagaimana yang termaktub dalam Al Quran surah Ad Dzariyat ayat 56 yang kurang lebih seperti ini artinya : “Dan tidaklah Aku (Allah SWT) ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka (jin dan manusia) beribadah kepada-Ku.”
Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita berserah diri dan memohon ampun, semoga apa yang kita laksanakan mendapat rahmat dan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amin ya robbal ‘alamin.
Usikum Waiyaya Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَاَلَمِيْنَ . وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَي أُمُوْرِا لدُّ نْيَا وَا لدِّ يْنٍ . وَعَلَيْ آ لِهٍ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
“Alhamdu lillahi rabbil’alamin wabihi nasta’inu’ala umurid dunya waddin wa’ala alihi
washahbihi ajma’in.”
Rangkaian ungkapan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatNya yang telah diberikan kepada seluruh hamba-Nya, sehingga membuat kita masih diberi kekuatan untuk merasakan segala nikmat yang diberikannya tersebut tanpa harus melalui berbagai kesulitan.
Tak lupa juga tentunya, shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada manusia pilihan, nabi besar Muhammad SAW, semoga keselamatan dan kesejahteraan akan selalu mengiringi beliau, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan juga seluruh umat-umatnya.
Hadirin, jamaah kaum muslim yang dirahmati oleh Allah SWT.
Peristiwa malam Lailatul Qadar telah secara tegas dijelaskan dalam Firman Allah SWT pada QS Al Qadr 1-5:
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.
Melihat ayat tersebut di atas telah secara tegas menjelaskan bahwa umat Muhammad yang dibekali dengan umur yang lebih pendek dibandingkan dengan umur umat nabi-nabi lainnya.
Maka Allah akhirnya memberikan sebuah malam yang sangat istimewa yang pahalanya bahkan disamakan dengan beribadah 1000 bulan, atau yang sering kita kenal dengan sebutan malam Lailatul Qadar.
Sehingga dengan adanya keistimewaan ini, maka umat Muhammad akan dapat memiliki pahala yang layaknya dirinya memiliki usia tambahan 80 tahun.
Hadirin, jamaah kaum muslim yang dirahmati oleh Allah SWT.
Hanya saja yang menjadi masalah, nampaknya ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa malam Lailatul Qadar ini hanya terjadi sekali dan sudah tidak akan ada lagi malam Lailatul Qadar selanjutnya, hal ini didasarkan pada QS Ad Dukhan ayat 2-3, namun pendapat lain menyatakan bahwa malam Lailatul Qadar ini masih akan dapat terjadi hingga dunia ini kiamat.
Pendapat ini sendiri didasarkan pada QS Al Qadr ayat 1-5. Namun yang pasti, terlepas dari kedua pendapat tersebut yang pasti kapan datangnya malam Lailatul Qadar ini memang tak bisa diketahui secara pasti. Bahkan tanda-tanda kemunculan malam Lailatul Qadar ini sendiri juga tak bisa divisualisasikan secara jelas.
Yang pasti malam Lailatul Qadar ini tak ubahnya seperti ibarat tamu yang diundang. Dimana ia hanya akan datang pada orang-orang yang mengundangnya dan mempersiapkan kedatangannya dengan sungguh-sungguh.
Sehingga, marilah kita menjadi hamba-hamba yang senantiasa mengharapkan kedatangannya dan tentu saja terus berusaha untuk mempersiapkan kedatanganya dengan cara menjadi muslim yang kaffah.
Hadirin, jamaah kaum muslim yang dirahmati oleh Allah SWT.
Kiranya hanya sekian saja yang dapat saya sampaikan. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Demikian 9 contoh pidato singkat tentang keistimewaan bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.
Editor: Komaruddin Bagja