Apakah Lebaran Idul Fitri 2023 Berbeda? Pakar BRIN Ungkap Penyebabnya
JAKARTA, iNews.id – Umat Islam di Indonesia tidak akan serentak merayakan Lebaran Idul Fitri 2023. Sebab, ada perbedaan hari dan tanggal Lebaran antara pemerintah dengan Muhammadiyah.
Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023 yang didasarkan pada kriteria wujudul hilal.
Sedangkan pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) serta ormas Islam lainnya masih menunggu hasil rukyatul hilal dan siding isbat Lebaran 2023 yang akan digelar Kementerian Agama (Kemenag) Kamis, 20 April 2023.
Peneliti Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyebut ada potensi perbedaan Idul Fitri tahun ini.
Menurutnya, saat Maghrib, 20 April 2023, posisi bulan di Indonesia belum memenuhi kriteria baru MABIMS, yaitu tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat yang dipedomani pemerintah. Namun, posisi bulan sudah memenuhi kriteria wujudul hilal.
"Apabila merujuk kriteria baru MABIMS, maka Lebaran jatuh pada 22 April 2023, sedangkan bila merujuk wujudul hilal, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023," katanya dikutip Selasa (18/4/2023).
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, penetapan Idul Fitri berpotensi berbeda dengan keputusan Muhammadiyah. Dalam perhitungan astronomi, posisi hilal masih di bawah ufuk sehingga berpotensi terjadi perbedaan Idul Fitri.
Kendati demikian, ia meminta apabila terjadi perbedaan Idul Fitri tidak menjadikan sebagai faktor pemecah belah persatuan dan persaudaraan sesama anak bangsa.
"Untuk itu kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan, persaudaraan, hormati, dan saling memuliakan," kata dia.
Editor: Kastolani Marzuki