Arti Masyaallah Tabarakallah, Diucapkan Ketika Melihat dan Mendengar Keajaiban
JAKARTA, iNews.id - Ucapan Masyaallah Tabarakallah lazim diucapkan Muslim ketika mendengar dan melihat sesuatu yang menakjubkan. Arti Masyaallah Tabarakallah yakni apa yang dikehendaki oleh Allah maka itulah yang terjadi dan semoga Allah memberkahimu.
Masyaallah Tabarakallah juga kerap disampaikan saat memberikan ucapan selamat kepada orang lain yang baru saja diberikan kenikmatan oleh Allah.
Misalnya mendapat kesuksesan telah lulus kuliah, mendapat pekerjaan baru, berkesempatan menunaikan ibadah haji dan umrah, maupun kenikmatan lainnya.
Dosen Senior Mahad Aly Situbondo, KH Zainul Muin Husni Lc dikutip mahadaly-situbondo menjelaskan, sebagian orang Arab mengganti “la quwwata illa billah” dengan “tabarakallah” sehingga menjadi “masyaallah tabarakallah”.
Biasanya ini diucapkan sebagai ungkapan simpati atau kagum sekaligus ucapan selamat pada seseorang yang menuturkan tentang nikmat yang Allah berikan pada dirinya atau keluarganya semisal akan berangkat haji, lulus ujian, diterima bekerja di perusahaan bergengsi dan seterusnya dalam kerangka “tahadduts bin-ni’mah”.
Tetapi, menurut para ulama, “masyaallah tabarakallah” ini tidak ada dasarnya. Mereka menyarankan sebaiknya doakan saja orang tersebut, misalnya dengan “masyaallah barakallahu fik atau barakallahu lak atau barakallahu alaik”. Ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
«إذا رأى أحدُكم من نفسه وأخيه ما يُعجِبُه فليَدْعُ بالبركة، فإنَّ العَينَ حَقٌ».
“Bila kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada dirinya atau pada kawannya maka hendaklah ia memohon/memohonkan berkah untuknya, sebab penyakit ain itu benar adanya”, (HR. Al-Hakim)
Penyakit ain yang dimaksudkan Rasulullah di sini adalah petaka yang bisa timbul dari pandangan takjub seseorang kepada orang lain, lebih-lebih jika disertai rasa iri. Ini bisa ditangkal dengan “tabrik” (doa barakah) tadi.
Rasulullah pernah bersabda kepada ‘Amir ibn Rabi’ah radhiyallahu anhu:
عَلامَ يَقتُلُ أحدُكم أخاه؟ هَلاَّ إذا رأيتَ ما يُعجبك بَرَّكتَ.
“Kenapa salah seorang dari kalian membunuh saudaranya? Coba ketika engkau melihat sesuatu yang menakjubkanmu engkau tabrik dia” (HR. Ahmad dari Abu Umamah radhiyallahu anhu).
Dalam hadits lain disebutkan:
عَنِ الْحَسَنِ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ سَرِيعٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلَا أُنْشِدُكَ مَحَامِدَ حَمِدْتُ بِهَا رَبِّي، تَبَارَكَ وَتَعَالَى؟ فَقَالَ: "أَمَا إِنَّ رَبَّكَ يُحِبُّ الْحَمْدَ"
Dari Al Hasan, dari Aswad bin Sari', ia berkata, Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku menyumpahmu dengan pujian-pujian yang dengannya aku memuji Tuhanku Tabaraka wa Ta'ala." Maka beliau berkata, "Sesungguhnya Tuhanmu mencintai hamdalah (pujian)."
Adapun rasa takjub kepada salah satu ciptaan Allah, misalnya pemandangan alam yang indah, burung yang cantik atau seekor binatang yang menggemaskan, maka yang layak diungkapkan di sini adalah “subhanallah”. Perhatikan ayat berikut:
«… وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً، سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ» [آل عمران:١٩١].
“Dan mereka memikir-mikir tentang penciptaan langit dan bumi, lalu berkata: “Wahai Tuhan kami, Engkau tidak ciptakan ini dengan batil (tanpa makna), Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari api neraka”, (QS. Ali Imran:191).
Kata “masyaallah” (ما شَاءَ اللّه) itu sejatinya bukan ungkapan keprihatinan atas sesuatu yang tidak menyenangkan seperti kebiasaan kita, tetapi sebaliknya justru ungkapan kekaguman terhadap sesuatu. Coba simak ayat berikut:
«وَلَوۡلَاۤ إِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَاۤءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ»
“Mengapa ketika engkau masuk ke kebunmu engkau tidak mengucapkan “Masyaallah, la haula wala quwwata illa billah?” (QS. Al-Kahfi: 39).
Imam Ibn Katsir rahimahullah dalam karya tafsirnya meriwayatkan bahwa sebagian ulama salaf berkata: “Barangsiapa yang merasa kagum pada sesuatu, misalnya keadaan dirinya sendiri, hartanya atau anaknya, maka hendaklah ia berkata: “Masyaallah, la haula wala quwwata illa billah“. Hal ini, menurut Ibn Katsir, mengacu kepada ayat di atas.
Mengenai untuk apa ungkapan tersebut diucapkan, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjelaskan:
«ما أَنْعَم اللهُ تعالى على عَبدٍ نعمةً مِن أهلٍ ومالٍ وولدٍ فيقول: “ما شاء اللّهُ لا قُوَّةَ إلَّا بالله” فيرى فيه آفةً دُونَ المَوتِ».
“Tidaklah Allah memberi nikmat kepada seorang hamba, baik berupa keluarga, harta atau pun anak, lalu ia mengucap: “Masyaallah, la quwwata illa billah” melainkan orang tersebut tidak akan mendapatkan musibah apa pun kecuali kematian”, (HR. Abu Ya’la dalam musnadnya dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Anas ibn Malik radhiyallahu anhu).
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ucapan “masyaallah la quwwata illa billah” untuk sesuatu yang menakjubkan pada diri, anak dan harta kita sendiri.
Sedangkan uUcapan “masyaallah tabarakallah” untuk ketakjuban pada orang lain, sementara ucapan“subhanallah” untuk ketakjuban pada salah satu makhluk, binatang dan lainnya.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki