Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jadwal Lengkap Puasa Ayyamul Bidh Desember 2025, Bacaan Niat dan Keutamaan
Advertisement . Scroll to see content

Arti Syawal Dalam Bahasa Arab: Mitos, Keutamaan, Amalan Beserta Peristiwanya

Selasa, 02 Mei 2023 - 16:02:00 WIB
Arti Syawal Dalam Bahasa Arab:  Mitos, Keutamaan, Amalan Beserta Peristiwanya
Bulan Syawal bagi umat Islam memiliki arti yang istimewa dan ada keutamaannya. (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Arti Syawal dalam bahasa Arab penting muslim ketahui karena ada keutamaan di dalamnya. Syawal merupakan bulan ke-10 pada kalender Hijriah. 

Bulan Syawal juga menjadi hari paling dinanti umat Islam, karena di bulan ini umat Islam melaksanakan shalat Idul Fitri yang hanya setahun sekali sekaligus Hari Raya Idul Fitri.

Arti Syawal Dalam Bahasa Arab

Kata Syawal berasal dari bahwa Arab, yaitu syala yang berarti irtafa’a, naik atau meninggi. Orang Arab biasa berkata, syala al-mizan (naik timbangan), idza irtafa’a (apabila ia telah meninggi).

Syekh Alamud Din As-Sakhawi di dalam kitabnya Al-Masyhurfi Asmail Ayyam wasy Syuhur sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Syawal berasal dari kata syalatil ibilu aznabaha lit taraq yang artinya unta itu mengangkat ekornya untuk kawin. Jika kata Syawal dijamakkan menjadi syawawil dan syawalat.

Sedangkan arti Syawal lainnya sebagaimana dilansir dari Buku Sejarah Pembentukan Kalender Hijriyah karangan Ahmad Zarkasih menjelaskan bahwa Syawal berasal dari kata Syaala yang berarti mengangkat sayap atau ekor. Hal ini merupakan kebiasaan dari bangsa Arab yang mengenal jenis burung An Nauuq dan biasanya hamil di Bulan Syawal. Burung tersebut selalu mengangkat sayap dan ekornya sehingga terlihat kurus.

Mitos Bulan Syawal

Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah untuk membantah mitos dan keyakinan yang salah sebagian masyarakat Arab dulu, yaitu tidak suka menikah di antara dua Id (bulan Syawal termasuk di antara Idul fitri dan Idul adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian.

Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal. Ini adalah tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat. Maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para wali pun enggan menikahkan putri mereka.

Bulan Syawal dijadikan waktu disunahkannya menikah ditujukan untuk menghilangkan kepercayaan orang-orang Arab Jahiliyah yang menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung dengan perceraian. Sehingga para orangtua atau wali tidak ingin menikahi putri-putri mereka begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut.

Untuk menghilangkan kepercayaan menyimpang tersebut, pernikahan di bulan Syawal pun dijadikan sebagai ibadah, sebagai sunnah Nabi Shalallahu’alaihi Wassalam. 

Keutamaan Bulan Syawal

1. Bulan Fitrah

Syawal adalah bulan kembalinya umat muslim kepada fitrahnya setelah selama sebulan penuh di Bulan Ramadhan digembleng menjalankan puasa dan ibadah lainnya. 

Dengan catatan, ibadah puasa yang dijalaninya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh keimanan.

Hal ini sesuai dengan dalil hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).

2. Puasa 6 Hari di Bulan Syawal Pahalanya Setara Puasa Setahun

Keutamaan bulan Syawal berikutnya yakni puasa 6 hari pahalanya setara satu tahun. Puasa 6 hari pada bulan Syawal ini biasanya dilakukan mulai hari kedua dari bulan Syawal, karena di hari pertama adalah hari raya idul fitri yang diharamkan untuk melaksanakan ibadah puasa.

Puasa Syawal 6 hari dianjurkan untuk dikerjakan karena ada keutamaannya. (Foto: Freepik)

Setelah menjalani puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan, puasa 6 hari di bulan Syawal ini menjadi pelengkap atau penyempurna amalan pada bulan Ramadhan.

من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم

“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadlan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”

Dalam hadits lain disebutkan:

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini shahih).

3. Bulan Baik untuk Menikah

Keistimewaan bulan Syawal selanjutnya adalah melaksanakan pernikahan. Syawwal berasal dari kata syalatil ibilu aznabaha lit taraq yang artinya unta itu mengangkat ekornya untuk kawin. Dijamakkan dalam bentuk syawawil, syawawil, dan syawalat.

Menikah pada bulan Syawal ini tidak ditentukan pada tanggal berapa pun dan pada hari apa pun, karena sudah termasuk suatu kebaikan bagi yang melaksanakannya.

Bulan Syawal merupakan salah satu bulan sunnah untuk menikah. (Foto: ist)

Seperti yang dikisahkan dalam hadits muslim dari istri rasulullah Saw yaitu Aisyah ra.

“Rasulullah SAW menikahiku saat bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?” (HR. Muslim, An Nasa’i).

4. Bulan Silaturahmi

Bulan Syawal juga disebut Bulan Silaturahmi. Di bulan ini, Muslim lazim melakukan anjangsana ke rumah saudara, kerabat maupun tetangga untuk bersalam-salaman dan bermaaf-maafan.

لْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِى يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ» رواه أبو داود

“ Tidak halal bagi seorang muslim tidak menegur sapa terhadap saudara muslim lainnya melebihi tiga malam. Keduanya berjumpa tapi saling berpaling. Dan yang paling baik di antara keduaanya yang memulai mengucapkan salam.”  (HR. Abu Daud).

Bulan Syawal merupakan bulan silaturahim. (Foto: MPI)

5. Bulan Keceriaan

Keutamaan lainnya dari bulan Syawal adalah, bulan penuh keceriaan. Di bulan Syawal,  seluruh umat Islam harus merasa bahagia. Maka, bagi masyarakat yang tergolong miskin mendapatkan zakat fitrah dari para Muzakki.

Amalan Bulan Syawal

1. Puasa 6 Hari

Amalan Bulan Syawal selanjutnya yakni puasa 6 hari yang pahalanya setara satu tahun. Puasa 6 hari pada bulan Syawal ini biasanya dilakukan mulai hari kedua dari bulan Syawal, karena di hari pertama adalah hari raya idul fitri yang diharamkan untuk melaksanakan ibadah puasa.

Dalil puasa enam hari di Bulan Syawal yakni sebagai berikut:

من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم

“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadlan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”

2. Menjalin Silaturahmi

Amalan Bulan Syawal lainnya yakni anjuran bersilaturahmi. Di bulan ini, Muslim lazim melakukan anjangsana ke rumah saudara, kerabat maupun tetangga untuk bersalam-salaman dan bermaaf-maafan.

3. Perbanyak Sedekah

Amalan bulan Syawal selanjutnya adalah memperbanyak sedekah. Di bulan Syawal,  seluruh umat Islam harus merasa bahagia. Maka, bagi masyarakat yang tergolong miskin mendapatkan zakat fitrah dari para Muzakki.

4. Menikah

Amalan bulan Syawal elanjutnya adalah melaksanakan pernikahan. 

Menikah pada bulan Syawal ini tidak ditentukan pada tanggal berapa pun dan pada hari apa pun, karena sudah termasuk suatu kebaikan bagi yang melaksanakannya. Seperti yang dikisahkan dalam hadits muslim dari istri rasulullah Saw yaitu Aisyah ra.

“Rasulullah SAW menikahiku saat bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?” (HR. Muslim, An Nasa’i).

5. Menjaga Sholat Wajib dan Sunnah

Amalan Bulan Syawal berikutnya adalah menjaga sholat wajib dan sunnah. Setelah digembleng menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan, Muslim diminta tetap konsistem menjaga sholat wajib dan sunnah.

Peristiwa di Bulan Syawal

1. Perang Hunain

Perang Hunain terjadi pada awal bulan Syawal tahun 8 Hijriah atau 630 Masehi. Perang ini memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam  saat itu karena berlaku sombong dengan banyaknya jumlah pasukan perang.

Kaum Muslimin saat itu nyaris kalah meski jumlah mereka sangat banyak dibandingkan pasukan musuh.

Namun atas bantuan dari Allah SWT, kaum Muslimin akhirnya memenangkan peperangan dengan kaum musyrik.

Kisah Perang Hunain ini diabadikan dalam Al Qur'an, Surat At Taubah ayat 25-26.

Dalam perang tersebut membuktikan keteguhan hati dan iman Rasulullah SAW yang tidak gentar dan lari dari kepungan musuh. 

Dalam pertempuran tersebut, Nabi Muhammad SAW membawa 12.000 pasukan terdiri atas 10.000 orang dari Muhajirin dan kaum Ansar serta kabilah-kabilah Arab lainnya.

2. Perang Uhud

Perang Uhud menurut sejumlah riwayat terjadi pada pertengahan bulan Syawal tahun ke 3 hijriyah bertepatan dengan bulan Januari 625 M. perang ini terjadi di kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madinah. 

Sebab utama terjadinya perang Uhud adalah kekalahan yang diderita oleh kaum kafir Quraisy di peperangan Badar yang merupakan pukulan hebat dirasakan oleh Quraisy.

Peperangan kedua yang terjadi setelah perang Badar, adalah perang Uhud. Abu Sufyan mengumpulkan pasukan Quraisy berkekuatan 3000 yang terdiri dari orang-orang Quraisy, Arab Tihamah, Kinanah, bani al-Harits, bani al Haun dan bani al Musthaliq. Sedangkan pasukan muslim dipersiapkan 1000 orang.

Namun baru saja berangkat untuk menghadapi pasukan Quaraisy, seorang munafik bernama Abdullah bin Ubai beserta 300 pengikutnya keluar dari pasukan Islam. 

Dalam perang ini Rasulullah Saw. mengatur strategi pasukan pemanah di bawah pimpinan Abdullah Ibnu Jabir di tempatlkan di atas bukit Uhud guna menghalau pasukan musuh.
Pada peperangan ini, kaum muslimin mengalami kekalahan. Karena mereka telah menyalahi perintah Rasulullah dan tidak mematuhi strategi yang telah beliau buat. Kaum muslimin telah gugur sebagai syuhada ada tujuh puluh orang salah seorang di antaranya adalah Hamzah paman Rasulullah Saw.

3. Perang Khandaq

Perang Khandaq/Ahzab terjadi pada bulan Syawal tahun 5 hijriyah di sekitar kota Madinah bagian utara.
Peperangan Ahzab sebagaimana namanya adalah gabungan dari golongan-golongan yang berkumpul dengan maksud menumpas Islam dan kaum muslimin. 

Rasa dendam bani Nadhir terhadap Rasulullah Saw. yang mengeluarkan mereka dari bagian Madinah dilakukan dengan menghasut tokoh Quraisy agar bersekutu dengannya.

4. Pernikahan Rasulullah

Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah pada Bulan Syawal. Sebelumnya, Nabi SAW menikahi Ummu Salamah pada Bulan Syawal.

Pernikahan Nabi SAW di Bulan Syawal untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat Arab waktu itu yang tidak suka menikah di antara dua Id (bulan Syawal termasuk di antara Idulfitri dan Iduladha), mereka khawatir akan terjadi perceraian.

Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal. Ini adalah tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat. Maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para wali pun enggan menikahkan putri mereka.

Bulan Syawal dijadikan waktu disunahkannya menikah ditujukan untuk menghilangkan kepercayaan orang-orang Arab Jahiliyah yang menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung dengan perceraian. Sehingga para orangtua atau wali tidak ingin menikahi putri-putri mereka begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut.

Untuk menghilangkan kepercayaan menyimpang tersebut, pernikahan di bulan Syawal pun dijadikan sebagai ibadah, sebagai sunnah Nabi Shalallahu’alaihi Wassalam. 

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي

Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” ( HR Muslim no. 2551, At-Tirmidzi no. 1013, An-Nasai no. 3184, Ahmad no. 23137 )

Imam An Nawawi menjelaskan hadits di atas bahwa “Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal."

5. Lahirnya Imam Bukhari

Dikutip dari Buku Biografi Imam Bukhari karangan Hanif Luthfi yang diterbitkan rumah fiqih publishing disebutkan, Imam Bukhari lahir tepatnya pada 13 Syawal 194 Hijriah atau 21 Juli 810 Masehi di Bukhara atau Buxoro, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun, Uzbekistan. 

Nama lengkap Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari.

Ayahnya, Ismail, adalah seorang ulama yang saleh. Bukhara, yang juga disebut sebagai daerah Ma Wara an-Nahr, memang banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan Muslim.
Imam Bukhari mulai belajar hadits saat masih muda, bahkan masih kurang dari 10 tahun. Ketika Bukhari berusia 10 tahun inilah Imam as-Syafi'i di Mesir itu meninggal, tepatnya pada tahun 204 H. Maka praktis Bukhari tak pernah bertemu dengan Imam as-Syafi'i.

Imam Bukhari diberikan kecerdasan yang luar biasa oleh Allah SWT. Imam Bukhari pernah mengatakan : Saya mendapatkan ilham untuk mudah menghafal hadits, saat itu saat masih di Kuttab (tempat belajar baca tulis), saat usia 10 tahun atau kurang".

Setahun kemudian ia mulai menghafal hadis Nabi SAW. Imam Bukhari hafal 100.000 hadits shahih sanad dan matannya. Serta hafal 200.000 hadits tidak shahih sanad dan matannya. Sebagaimana pernyataan beliau: "Saya hafal 100.000 hadits shahih, dan 200.000 hadits yang tidak shahih.

Itulah ulasan Arti Bulan Syawal dalam Bahasa Arab, Mitos, Keutamaan dan Peristiwa yang terjadi di bulan tersbebut untuk muslim ketahui.

Wallahu A'lam

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut