Asal Usul Harta Karun, Berawal dari Kisah Qarun Paman Nabi Musa Alaihisalam
JAKARTA, iNews.id – Istilah harta karun biasanya untuk penemuan harta yang terpendam. Istilah itu pun akrab di telinga. Asal usul penggunaan istilah harta karun ini rupanya berasal dari kisah Qarun, sepupu dari Nabi Musa Alaihisalam yang tertulis dalam Alquran, surah al-Qashash (28) ayat 76-82.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari harta karun adalah harta benda yang tidak diketahui pemiliknya, atau harta benda yang didapat dengan tidak sah. Namun, selain itu, istilah harta karun juga memiliki cerita asal usulnya sendiri.
Dilansir dari jurnal berjudul Status Kepemilikan Harta Bawah Laut Menurut Hukum Positif Dan Hukum Islam yang ditulis Hilman Eka Rabbani, dalam ilmu Fiqih Islam, Harta Karun atau harta terpendam dikenal dengan istilah Ar-Rikaz.
Jika diartikan secara bahasa, hal itu menandakan sesuatu yang terpendam di dalam perut bumi yang bisa berupa barang tambang atau harta terpendam. Bentuk harta ini berbagai macam, baik berupa perak, emas, permata, mutiara serta bias juga berbentuk perhiasan atau senjata.
Asal usul istilah harta karun ini berasal dari kisah Qarun, sepupu dari Nabi Musa Alaihisalam yang tertulis dalam Alquran, surah al-Qashash (28) ayat 76-82. Semasa hidupnya, Qarun dikenal sebagai orang miskin yang memiliki banyak anak. Karena kondisinya, Ia akhirnya meminta Nabi Musa AS untuk mendoakannya agar memiliki harta berlimpah dan berjanji akan meningkatkan ibadah jika permohonannya dikabulkan.
Nabi Musa akhirnya setuju untuk menolong Qarun, karena mengetahui sosoknya yang taat beribadah. Allah SWT pun mengabulkan doa musa, dan membuat Qarun mendapat rezeki berupa domba yang dengan cepat beranak pinak.
Kesuksesan Qarun menjadi peternak doba membawanya menjadi orang kaya. Dia pun memiliki harta yang berlimpah. Mulai dari emas, perak, permata, rubi, serta perhiasan dalam berbagai bentuk.
Setelah hidupnya berubah, sifat Qarun pun ikut berubah. Qarun yang semula taat beribadah kepada Allah, per lahan mulai lupa karena sibuk menghitung hartanya.
Qarun pun mulai sombong dan menyalahgunakan anugerah dari Allah SWT. Dia mengatakan bahwa barang-barang yang Ia miliki adalah buah dari kepintarannya.
Hartanya pun Ia gunakan untuk pamer kepada orang-orang disekelilingnya. Banyaknya harta yang Ia miliki juga membuatnya lupa beribadah. Beberapa orang menasihatinya bahwa harta yang saat ini dimilikinya hanya titipan yang sewaktu-waktu akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Namun, nasihat-nasihat ini tidak diindahkan olehnya.
Suatu ketika, Allah SWT menurunkan perintah zakat untuk umatnya kepada Nabi Musa as. Dia kemudian mengutus seseorang untuk meminta zakat ke kediaman Qarun. Namun, ketika dimintai bagiannya, Qarun marah dan tidak memberikan sedikitpun hartanya.
Perilaku Qarun yang sombong dan ingkar janji ini membuat Allah SWT menjatuhkan azab pada Qarun. Seluruh harta benda miliknya tenggelam di dalam bumi. Qarun yang tidak mau melepaskan harta benda miliknya berakhir ikut tenggelam ke dalam bumi. Hingga saat ini, harta benda yang ditemukan di dalam bumi disebut dengan harta karun sebagai pengingat akan kisah ini.
Editor: Kastolani Marzuki