JAKARTA, iNews.id - Asbabun nuzul Surat Al baqarah ayat 155-156 menarik dikaji karena bisa menambah rasa syukur dan keimanan kepada Allah.
Setiap manusia pasti mendapat ujian dan musibah oleh Allah SWT dalam hidupnya. Ujian hidup itu bisa bermacam-macam. Ada kalanya diberikan ujian kenikmatan duniawi berupaya kekayaan, namun terkadang juga diuji kehilangan harta benda hingga jatuh miskin.
Dahsyatnya Puasa Senin-Kamis, Sunnah yang Disukai Rasulullah SAW
Allah SWT juga mencoba keimanan hamba-Nya dengan musibah berupa bencana alam, pandemi Covid-19, kelaparan, ataupun gagal panen. Semua itu tidak lain sebagai ujian hidup yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan tawakkal.
Dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK, kata musibah berasal dari Bahasa Arab ashaaba, yushiibu, mushiibatan yang berarti segala yang menimpa pada sesuatu baik berupa kesenangan maupun kesusahan.
Tajwid Surat Al Baqarah Ayat 155-157, Lengkap Cara Baca dan Penjelasannya
Namun, umumnya dipahami musibah selalu identik dengan kesusahan. Padahal, kesenangan yang dirasakan pada hakikatnya musibah juga yang disebut dengan istidraj.
Dengan musibah, Allah Swt hendak menguji siapa yang paling baik amalnya. Ujian dalam bahasa Arab disebut Balaa’. Dalam istilah kehidupan balaa’ dapat diartikan cobaan yang diberikan kepada hamba-Nya untuk mengujinya atau mengetahui kualitas manusia itu sendiri.
Asbabun Nuzul Surat Al Maidah Ayat 48, Lengkap dengan Tafsirnya
Orang yang mendapat ujian atau cobaan diharapkan bersikap sabar dalam menjalani apa yang sedang menimpa dirinya. Sabar berarti menahan diri dalam melaksanakan sesuatu dan meninggalkan sesuatu.
Adapun Tawakal berasal dari bahasa Arab dengan kata dasarnya wakl yang berarti menyerahkan, membiarkan, serta merasa cukup (pekerjaan itu dikerjakan oleh seorang wakil). Sedangkan menurut uraish Shihab dalam tafsir Al Mishbah, bahwa tawakal adalah berusaha dengan sungguh-sungguh sejauh batas kemampuan manusiawi untuk bisa mewujudkan sesuatu yang diinginkan, dengan dibarengi berserah diri kepada Allah Swt atas apa yang telah diusahakan.
Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 155-156
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
Latin: Wa lanabluwannakum bisyai'im minal-khaufi wal-jū‘i wa naqaṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt(i), wa basysyiriṣ-ṣābirīn(a). Allażīna iżā aṣābathum muṣībah(tun), qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn(a).
Artinya: Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). (QS. Al Baqarah: 155-156).
Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 155-156
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ummu Salamah yang bercerita: bahwa pada suatu hari Abu Salamah mendatangiku dari tempat Rasulullah Saw. lalu ia menceritakan, aku telah mendengar ucapan Rasulullah Saw. yang membuat aku mereka senang, yaitu sabda Nabi SAW:
لَا يُصِيبُ أَحَدًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ مُصِيبَةٌ فَيَسْتَرْجِعُ عِنْدَ مُصِيبَتِهِ
Artinya: Tidaklah seseorang dari kaum muslimin ditimpa musibah, lalu ia membaca innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un kemudian mengucapkan:
اللَّهُمَّ أجُرني فِي مُصِيبَتِي واخلُف لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا فُعِل ذَلِكَ بِهِ
Artinya: Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti padaku yang lebih baik darinya melainkan akan dikabulkan doanya itu.”
Ummu Salamah bertutur, kemudian aku menghafal doa dari beliau itu, dan ketika Abu Salamah meninggal dunia, maka aku pun mengucapkan, innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un, dan mengucapkan.
‘Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti kepadaku yang lebih baik darinya.’ Kemudian mengintrospeksi diri, dengan bertanya, “Dari mana aku akan memperoleh yang lebih baik dari Abu Salamah?” Setelah masa iddahku berakhir, Rasulullah izin kepadaku.
Ketika itu aku sedang menyamak kulit milikku, lalu aku mencuci tanganku dari qaradz (daun yang digunakan menyamak). Lalu kuizinkan beliau masuk dan ku-siapkan untuknya bantal tempat duduk yang isinya dari sabut, maka beliau pun duduk di atasnya.
Lalu beliau menyampaikan lamaran kepada diriku. Setelah selesai beliau berbicara, kukatakan, “Ya Rasulullah, kondisiku akan membuat Anda tak berminat. Aku ini seorang wanita yang sangat pecemburu, maka aku takut Anda mendapatkan diriku sesuatu yang karenanya Allah akan mengadzabku, dan aku sendiri sudah tua dan mempunyai banyak anak.”
Maka beliau bersabda,“Mengenai kecemburuanmu yang engkau sebutkan maka semoga Allah melenyapkannya dari dirimu. Dan usia tua yang engkau sebutkan, maka aku pun juga mengalami apa yang engkau alami. Dan mengenai keluarga yang engkau sebutkan itu, maka sesungguhnya keluargamu adalah keluargaku juga.” (HR. Ahmad: 4/27).
Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 155-156
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Surat AL Baqarah ayat 155-156 menerangkan bahwa Allah Swt akan memberikan ujian berupa kebahagian dan juga berupa kesusahan seperti persaan takut dan rasa lapar.
Semuanya itu adalah bagian dari ujian Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya. Barangsiapa bersabar, maka Dia akan memberikan pahala baginya, dan barangsiapa berputus asa karenanya, maka Dia akan menimpakan siksaan terhadapnya.
Prof Dr Quraish Shihab menjelaskan, ayat ini mengisyaratkan hakikat hidup di dunia, antara lain ditandai oleh keniscayaan adanya cobaan yang beraneka ragam. Ujian yang diberikan Allah Swt kadarnya sedikit bila dibandingkan dengan potensi yang telah dianugerahkan Allah Swt kepada manusia.
Dia hanya sedikit, sehingga setiap yang diuji akan mampu memikulnya jika ia menggunakan potensi-potensi yang dianugerahkan Allah Swt.
Itulah ulasan asbabun nuzul Surat Al baqarah ayat 155-156 lengkap dengan tafsir tentang sabar menghadapi ujian Allah. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang sabar, tawakal, dan ridha terhadap ketentuan Allah.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku