JAKARTA, iNews.id - Bacaan dua kalimat syahadat yang benar wajib muslim ketahui karena menyangkut keabsahan beribadah.
Kalimat syahadat wajib dibaca setiap sholat ketika tahiyat. Syahadat juga menjadi syarat sah memeluk Islam. Karena itu, bacaan kalimat syahadat masuk dalam rukun Islam pertama.
Kemunculan Nabi Palsu Telah Disabdakan Nabi Muhammad SAW
Dalam ajaran Islam, ada dua macam syahadat yakni syahadat tauhid dan syahadat rasul.
Syahadat tauhid artinya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Hanya Allah SWT yang wajib disembah. Orang yang hanya menyembah Allah SWT disebut mukmin, sedangkan orang yang menyembah selain Allah disebut musyrik.
Kisah Mantan Tentara Amerika Ucapkan 2 Kalimat Syahadat di Belakang Truk Militer
Selain syahadat tauhid, Muslim juga harus mengerti syahadat rasul. Syahadat Rasul adalah bentuk persaksian bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Berikut ini bacaan dua kalimat syahadat yang lazim dibaca setiap sholat maupun dalam kegiatan keagamaan lainnya.
Bacaan Dua Kalimat Syahadat yang Benar
أَشْهَدُ أَنْ لآّاِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Latin: Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullaah.
Artinya: Aku bersaksi, tiada tuhan selain Allah. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Setiap Manusia Sudah Bersaksi
Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa setiap anak keturunan Nabi Adam as yang lahir ke bumi sudah bersaksi dan berikrar bahwa Allah SWT adalah Tuhannya.
Hal ini disebutkan dalam Surat Al-A'raf ayat 172. Allah SWT berfirman:
{وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (172) أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ (173) وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ وَلَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (174) }
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (kekuasaan Tuhan), atau agar kalian tidak mengatakan, 'Sesungguhnya orang tua-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu'?” Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-A'raf ayat 172).
Ibnu Katsir menerangkan ayat tersebut bahwa Allah SWT menceritakan bahwa Dia telah mengeluarkan keturunan Bani Adam dari sulbi mereka untuk mengadakan persaksian atas diri mereka bahwa Allah adalah Tuhan dan Pemilik mereka, dan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia.
Allah SWT juga telah menjadikan ikrar tiap anak manusia sebagai fitrah dan pembawaan mereka, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
{فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ}
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Ar-Rum: 30).
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
"كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ -وَفِي رِوَايَةٍ: عَلَى هَذِهِ الْمِلَّةِ -فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، وَيُنَصِّرَانِهِ، وَيُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُولَدُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ"
Artinya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Riwayat lain menyebutkan: dalam keadaan memeluk agama ini (Islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau searang Majusi, seperti halnya dilahirkan hewan ternak yang utuh, apakah kalian merasakan (melihat) adanya cacat padanya?".
Namun, dalam perjalanan hidupnya manusia ada yang beriman dan ada juga yang menyekutukan Allah. Hal itu terjadi karena mereka disesatkan oleh setan.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Iyad ibnu Himar bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"يَقُولُ اللَّهُ [تَعَالَى] إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ فَجَاءَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ، عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ"
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (cenderung kepada agama yang hak), kemudian datanglah setan, lalu setan menyesatkan mereka dari agamanya dan mengharamkan kepada mereka apa-apa yang telah Aku halalkan kepada mereka.”
Wallahu a'lam.
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku